Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melatih Kemandirian, Bekal Anak Hadapi Masa Depan

19 Oktober 2023   10:30 Diperbarui: 19 Oktober 2023   11:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemandirian akan menjadikan Anda lebih kuat dalam menjalani hidup, menjadikan Anda lebih kuat dalam mengatasi masalah. -Merry Riana

Menghadapi masa serta zaman yang tiada hentinya membawa perubahan, kemandirian menjadi salah satu  life skill yang wajib terlatih pada diri. Makin dewasa masalah makin rumit, teman sedikit, dunia terasa sempit dan tuntutan yang tidak sedikit. Berita tidak mengenakkan juga terus berdatangan dari kalangan remaja bahkan anak-anak dengan alibi 'tidak kuat' menjalani hidup serta masalah yang datang tanpa antrean. Sebenarnya berani dalam menghadapi saja sudah hebat, namun masalah tidak hanya dihadapi tapi perlu juga diatasi. Kemampuan mandiri tidak berhenti pada usia tertentu, namun perlu dikembangkan pada tiap tahap kehidupan. Sehingga kemandirian sendiri sebetulnya bisa dan perlu dikenalkan serta tertanam sejak usia dini. 

Dilansir dari Kementerian Kesehatan (KemenKes) kemandirian mulai tampak pada anak usia 18 bulan sampai 3 tahun. Tugas penting bagi tiap orang tua maupun pendidik anak usia dini terutama pada zaman ini, untuk terus melatih kemampuan mandiri pada anak. Level kemandirian pada anak usia dini tidak serumit orang dewasa. Komponen kemandirian pada anak usia dini sederhana seperti mampu menentukan pilihannya sendiri, tumbuh rasa percaya diri, dia tahu konsekuensi atas pilihannya, cepat beradaptasi dan hal kecil lainnya namun membawa dampak besar untuk masa depannya nanti. 

  • Peran Orang Tua terhadap Kemandirian Anak

Kemandirian pada anak tidak muncul begitu saja. Mungkin untuk ciri-ciri awal, mereka memang menampakkan bentuk awal dari kemandirian. Namun, mereka tidak akan terlatih dan berkembang dengan baik jika tidak ada bantuan atau stimulus dari lingkungan sekitar mereka. Lingkungan terdekat anak merupakan keluarga terutama orang tua mereka. Salah satu faktor dari terbentuknya kemandirian pada anak yaitu pola asuh orang tua. Adapun beberapa cara bagi orang tua untuk menumbuhkan serta melatih kemandirian pada anak yang dijabarkan pada sebuah penelitian berjudul "Peran Orang Tua pada Kemandirian Anak Usia Dini", cara tersebut sebagai berikut.

1. Mengajak anak untuk melakukan sesuatu yang ia butuhkan dengan kemampuannya sendiri. Implementasi pada kehidupan sehari-hari seperti melepas dan mengenakan baju sendiri, menyiapkan baju sesuai dengan pilihannya, makan dengan tangannya sendiri dan masih banyak lagi. Libatkan anak pada kegiatan basic life yang harus mereka bisa lakukan sendiri. Jangan lupa untuk terus menyemangati dan apabila mereka gagal tidak perlu marah atau khawatir berlebihan karena untuk terbiasa tidak hanya melewati satu kali percobaan.

2. Buat aktivitas menyenangkan untuk anak yang memberikan ruang bebas untuk mereka bereksplorasi. Orang tua jangan ragu untuk membebaskan anak bermain selagi dalam pengawasan.

3. Jangan lupa untuk memberi pujian pada anak disetiap pencapaian baik yang mereka lakukan. Merayakan dengan sederhana pun tidak masalah karena hal tersebut dapat menumbuhkan rasa percaya diri mereka yang mana merupakan salah satu unsur dari kemandirian.

4. Sesekali berikan anak kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. Seperti memilih mainan, memilih baju yang menurut mereka nyaman meskipun warnanya bertabrakan dan keputusan kecil lainnya untuk melatih tanggung jawab atas konsekuensi dari pilihannya sendiri.

5. Tahan rasa ingin ikut campur dalam kegiatan anak yang membutuhkan penyelesaian. Biarkan anak menyelesaikan misi dari kegiatannya sendiri. Walaupun membutuhkan banyak waktu, setidaknya mereka bangga dan percaya pada diri sendiri bahwa ia mampu menyelesaikannya. Contoh sederhana yaitu makan, meski anak menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekedar menghabiskan makanan namun biarkan dia menyelesaikannya sendiri. 

Beberapa cara tersebut dapat orang tua lakukan sebagai tahap awal melatih kemandirian pada anak. Jika bingung mulai dari mana, mulailah dari hal kecil kegiatan sehari-hari yang berdampak besar untuk anak menghadapi masa depan.

  • Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini

Teori perkembangan Psikososial Erikson mengatakan bahwa perkembangan kemandirian anak dimulai dari tahap autonomy vs shame and doubt yang artinya kemandirian vs rasa malu dan keragu-raguan yaitu pada usia batita (1-3 tahun). Saat mencapai tahap ini orang tua dianjurkan mulai memberi kebebasan pada anak untuk mengenal lingkungannya dimulai dari yang terdekat untuk mengembangkan kemampuan mandiri, namun tetap dibawah pengawasan. Saat anak membuat kesalahan jangan terburu diberi emosi marah namun nasehati anak dan tanamkan antara yang benar dan salah.

Memasuki tahap initiative vs guilt yaitu inisiatif vs rasa bersalah pada usia 3-5 tahun. Usia sekolah lingkungan anak semakin luas dan teman-teman mereka bertambah. Dukung anak untuk terus mencoba hal baru dan memecahkan masalahnya sendiri. Semakin luasnya lingkungan maka semakin banyak pula tantangan yang akan mereka hadapi. Pada tahap ini latih terus kemampuan anak dalam menumbuhkan inisiatifnya yang membantu mereka mencapai kemandirian. Selain itu mereka juga akan membuat kesalahan-kesalahan yang disengaja maupun tidak. Bantu mereka bertanggung jawab atas kesalahan yang mereka perbuat. Berikan pengertian bahwa tiap-tiap yang mereka lakukan terdapat konsekuensi yang harus mereka terima dan atasi. 

Kemandirian bukanlah hal yang perlu diselesaikan, namun hal yang harus terus dikembangkan. Tidak memandang usia bahwa kemandirian menjadi salah satu kemampuan untuk terus bertahan hidup. Mengandalkan diri sendiri untuk tiap-tiap masalah serta kejutan hidup yang tiada henti berdatangan. Semangat karena diri kita hanya satu dan tiada duanya, artinya kita sangat berharga.

Semoga Bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun