Berbicara tentang gender bukan hanya berkaitan dengan fisik biologis, tetapi juga berkaitan dengan peran sosial yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sebagai orang tua pastinya tidak dapat menentukan sendiri jenis kelamin apa yang ingin mereka miliki dari anak yang dilahirkan.Â
Tetapi terdapat juga keluarga tertentu yang memiliki target menginginkan bayi laki-laki atau perempuan. Sebagian besar orang tua tidak sabar menantikan kelahiran sang buah hati dan menyiapkan segalanya dari awal, seperti baju, tempat tidur, kaos kaki, dan perlengkapan lainnya.Â
Biasanya jika bayi laki-laki mereka akan menyiapkan barang yang identik dengan warna biru. Jika bayi perempuan mereka akan menyiapkan perlengkapan yang identik dengan warna merah muda. Jadi sebenarnya apa yang dimaksud gender?
Seorang anak yang terlahir tidak langsung mengenali apakah dia laki-laki atau perempuan. Bahkan mereka belum tahu dua kosa kata tersebut.Â
Pada awal-awal usia, orang tua biasanya memperkenalkan gender dengan pembiasaan penyebutan. "Anak cantik" jika bayi mereka perempuan atau "anak ganteng" jika bayi mereka laki-laki. Lalu apa yang terjadi setelah tahun demi tahun terlewati dan anak mulai berkembang pemikiran kritis dan nalarnya.Â
Mungkin anak akan bertanya "apakah sebuah jenis kelamin penting untuk segala sesuatu?", "seberapa penting hal itu untukku?", pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang akan mulai terlontar dari bibir si kecil.Â
Perkembangan identitas gender melewati dimensi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Mendampingi anak dalam segala aspek perkembangannya perlu di ingat selalu bahwa setiap anak adalah unik dan dapat berkembang lebih cepat atau juga lebih lambat dari teman sebaya nya.Â
Memasuki tahun ketiga, keempat dan seterusnya anak mulai mengeksplorasi perbedaan yang ada disekeliling mereka. Anak akan berpikir "jika aku seorang perempuan aku mengenakan baju merah muda, bagaimana jika aku memakai baju biru apakah aku akan menjadi laki-laki?", pikiran-pikiran unik tentang perbedaan laki-laki dan perempuan pada dunia anak akan semakin dalam.Â
Identitas gender merupakan kesadaran diri tentang jenis kelamin yang dimilikinya. Jika tidak memperkenalkan sejak dini, maka anak tumbuh dengan tidak mengenali dirinya sendiri. Untuk menanamkan identitas gender pada awal perkembangan anak, orang tua perlu memberi tahu hal-hal yang menjadi perbedaan antar keduanya.Â
Pertama mungkin dari fisik terlebih dahulu dan dapat dimulai dari orang-orang disekitarnya. Ibu adalah seorang perempuan maka ia memiliki rambut yang sedikit panjang. Ayah adalah seorang laki-laki maka ia memiliki rambut yang pendek. Hal sederhana seperti ini cukup untuk membantu anak mengenali gender di awal usia perkembangan.Â
Diceritakan oleh pemilik akun YouTube "The Atlantic" ia pernah mengantar anak laki-laki nya membeli makanan siap saji di salah satu restoran drive-thru. Ia membelikan anaknya paket for kids yang mana terdapat hadiah mainan di dalamnya.Â
Pelayan drive-thru bertanya "paket kidsnya untuk anak laki-laki atau perempuan?", sebelum ia dan istrinya menjawab anak laki-laki nya mendahului dengan sebuah pertanyaan, "mengapa itu penting?".Â
Setelah mengambil pesanan mereka pun menjelaskan alasan mengapa itu penting pada anak laki-laki mereka. Mereka menjelaskan dengan kalimat, "karena terdapat dua pilihan mainan yang spesifik; satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan".Â
Menurut pemilik akun percakapan seperti ini sangat penting terlepas dari apa yang anak lihat dari ayah dan ibu mereka juga orang-orang disekitar mereka yang akan membentuk pandangan anak tentang peran gender.Â
Antara usia tahun kedua hingga tahun ke enam anak, selama itu apa yang terjadi secara perlahan dan bertahap mereka akan mulai memahami bahwa saya seorang perempuan atau laki-laki karena memiliki karakter tertentu yang tidak bisa di ubah. Mereka juga mulai memahami bahwa antar jenis kelamin memiliki perbedaan fisik yang jauh.Â
Dan hal tersebut bersifat teguh dan permanen. Menjadi pendamping bagi anak usia dini memang tidak semudah yang dikira. Mengarahkan pemikiran kritis dan bernalar tidak boleh mendapat jawaban asal dan kalimat yang tidak hati-hati.Â
Untuk para orang tua, menanamkan pengetahuan gender sesederhana apapun sangat wajib dilakukan sejak anak usia dini. Karena seseorang juga dapat mengalami gangguan identitas gender yang kondisinya dapat dimulai sejak dalam kandungan. Hal tersebut pasti tidak di inginkan setiap orang tua pada anaknya.Â
Maka dari itu tanamkan pengetahuan tentang identitas gender sejak anak usia dini dengan menggunakan kalimat yang mudah mereka terima tetapi juga tidak keliru dalam menjelaskan.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H