Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanam Pengetahuan Identitas Gender Sejak Usia Dini

13 Oktober 2021   20:08 Diperbarui: 13 Oktober 2021   20:20 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang gender bukan hanya berkaitan dengan fisik biologis, tetapi juga berkaitan dengan peran sosial yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sebagai orang tua pastinya tidak dapat menentukan sendiri jenis kelamin apa yang ingin mereka miliki dari anak yang dilahirkan. 

Tetapi terdapat juga keluarga tertentu yang memiliki target menginginkan bayi laki-laki atau perempuan. Sebagian besar orang tua tidak sabar menantikan kelahiran sang buah hati dan menyiapkan segalanya dari awal, seperti baju, tempat tidur, kaos kaki, dan perlengkapan lainnya. 

Biasanya jika bayi laki-laki mereka akan menyiapkan barang yang identik dengan warna biru. Jika bayi perempuan mereka akan menyiapkan perlengkapan yang identik dengan warna merah muda. Jadi sebenarnya apa yang dimaksud gender?

Seorang anak yang terlahir tidak langsung mengenali apakah dia laki-laki atau perempuan. Bahkan mereka belum tahu dua kosa kata tersebut. 

Pada awal-awal usia, orang tua biasanya memperkenalkan gender dengan pembiasaan penyebutan. "Anak cantik" jika bayi mereka perempuan atau "anak ganteng" jika bayi mereka laki-laki. Lalu apa yang terjadi setelah tahun demi tahun terlewati dan anak mulai berkembang pemikiran kritis dan nalarnya. 

Mungkin anak akan bertanya "apakah sebuah jenis kelamin penting untuk segala sesuatu?", "seberapa penting hal itu untukku?", pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang akan mulai terlontar dari bibir si kecil. 

Perkembangan identitas gender melewati dimensi perkembangan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Mendampingi anak dalam segala aspek perkembangannya perlu di ingat selalu bahwa setiap anak adalah unik dan dapat berkembang lebih cepat atau juga lebih lambat dari teman sebaya nya. 

Memasuki tahun ketiga, keempat dan seterusnya anak mulai mengeksplorasi perbedaan yang ada disekeliling mereka. Anak akan berpikir "jika aku seorang perempuan aku mengenakan baju merah muda, bagaimana jika aku memakai baju biru apakah aku akan menjadi laki-laki?", pikiran-pikiran unik tentang perbedaan laki-laki dan perempuan pada dunia anak akan semakin dalam. 

Identitas gender merupakan kesadaran diri tentang jenis kelamin yang dimilikinya. Jika tidak memperkenalkan sejak dini, maka anak tumbuh dengan tidak mengenali dirinya sendiri. Untuk menanamkan identitas gender pada awal perkembangan anak, orang tua perlu memberi tahu hal-hal yang menjadi perbedaan antar keduanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun