Mohon tunggu...
Diana Eka Wahyu Sebti Nuryanto
Diana Eka Wahyu Sebti Nuryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/i Universitas Pamulang

Saya adalah seseorang yang sedang menempuh pendidikan jenjang Sarjana di Universitas Pamulang, yang berada di Kota Tangerang Selatan, Banten. Hobi saya membaca buku fiksi dan non-fiksi, serta memasak. Saya pribadi yang hangat dan mudah bergaul. Topik konten favorit saya adalah tentang lingkungan hidup, gadget, dan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bullying: Mengubah Kepribadian Seseorang

2 Desember 2024   00:04 Diperbarui: 2 Desember 2024   00:21 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perundungan atau Bullying yang Terjadi di Lingkungan Sekolah. (Sumber : https://pin.it/wc9u6mH7V)

                                             

Kita sering mendengar istilah perundungan atau bullying, apakah perundungan atau bullying itu? Perundungan atau bullying adalah perilaku yang disengaja dan dilakukan secara berulang-ulang dengan bertujuan untuk mempermalukan, merugikan, dan menyakiti orang lain. Baik dilakukan secara individu maupun perkelompok. Pelaku dan korban perundungan biasanya berada pada posisi yang tidak setara, karena pelaku yang lebih kuat menindas korban yang lebih lemah. Perundungan atau bullying itu sendiri merupakan kejadian yang semakin banyak terjadi di sekita kita. Korban dari perundungan atau bullying seringkali merasa terisolasi, takut, dan kurang percaya diri. Dampaknya pun beragam, mulai dari gangguan mental, hingga perilaku bunuh diri.

Perundungan atau bullying dapat terjadi diberbagai tempat, termasuk sekolah, tempat kerja, dan bahkan dunia maya. Perundungan mempunyai banyak bentuk, mulai dari perundungan fisik, perundungan verbal, perundungan non-verbal, pelecahan seksual, dan pengucilan sosial. Perundungan daring (cyberbullying) juga menjadi lebih umum di era digital, dengan media sosial digunakan sebagai alat untuk menyebarkan kebencian dan intimidasi.

Anda harus mewaspadai jenis-jenis perundungan berikut:

  • Perundungan fisik

Perundungan yang dilakukan secara langsung dan terlihat seperti memukul, menginjak, khjkjfkjmenjambak, atau menendang.

Perundungan verbal

Perundungan yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata yang merendahkan, seperti mencemooh, memaki, atau mengejek.

  • Perundungan non-verbal

Perundungan yang dilakukan tanpa kata-kata, seperti tatapan sinis, menjulurkan lidah, atau memperlihatkan ekspresi yang merendahkan.

  • Cyberbullying

Perundungan yang dilakukan secara online, seperti menyebarkan video atau foto buruk, hinaan, atau ejekan.

  • Pelecehan seksual

Perundungan yang dilakukan secara verbal atau fisik, seperti catcalling, menyentuh korban, atau kekerasan seksual.

  • Pengucilan sosial

Perundungan yang dilakukan dengan menjauhi korban, fitnah, atau dipojokkan.

Sering kali tidak bisa membedakan antara perundungan atau bullying dan ejekan.

  • Ejekan.

1. Dilakukan untuk kesenangan semata.

2. Tidak melakukan intimidasi.

3. Cenderung tidak berulang-ulang.

  • Perundungan atau Bullying

1. Untuk mennjukan kekuasaan.

2. Melibatkan ancaman dan intimidasi agar korban patuh.

3. Dilakukan berulang-ulang.

 

Penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda perundungan atau bullying, baik pada diri sendiri dan orang lain.

Korban perundungan mungkin menunjukan perubahan perilaku yang signifikan, termasuk perubahan suasana hati, penurunan prestasi akademik, menjadi pribadi yang tertutup, depresi setelah menggunakan ponsel atau komputer, dan bahkan gangguan tidur dan makan. Mereka mungkin memiliki tanda-tanda perundungan atau bullying yang lainnya, seperti memar atau bekas luka dibagian tubuh para korban. Sebagai orang tua, saudara, guru, teman, kita harus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah dan mengatasi perundungan.

   Ternyata bullying sendiri tidak hanya berdampak pada korban nya saja, namun juga pelaku bullying dan saksu yang menyaksikan bullying tersebut.

Berikut dampak-dampak yang perlu kita waspadai:

  • Dampak untuk korban
  • Fisik

Korban bullying dapat mengalami beberapa efek samping pada kesehatan secara fisik.

Misalnya, seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, perubahan berat badan, hingga penurunan imun tubuh.

  • Gangguan mental

Bukan hanya fisik, dampak bullying juga berisiko menyebabkan gangguan pada kesehatan mental.

Mulai dari gelisah, cemas, merasa takut setiap waktu, lebih mudah marah, hingga depresi.

  • Akademik

Bullying juga dapat memengaruhi kondisi akademik seseorang.

Mulai dari menurunkan kemampuan analisis, memengaruhi fokus dan perhatian, hingga menurunkan produktivitas.

  • Gangguan hubungan sosial

Bullying juga berisiko menyebabkan dampak negatif pada hubungan sosial seseorang.

Biasanya, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan rasa percaya pada orang lain hingga kesulitan untuk bersosialisasi.

  • Penurunan kualitas hidup

Korban bullying juga dapat mengalami penurunan kualitas hidup.

Penurunan rasa percaya diri, penggunaan obat terlarang, serta keinginan untuk melukai diri sendiri menjadi kondisi yang berisiko terjadi akibat bullying.

  • Dampak untuk saksi
  • Trauma.
  • Merasa menjadi pribadi yang buruk.
  • Merasa tertekan.
  • Stress.
  • Ketakutan.
  • Merasa bersalah.
  • Sering menghindari masalah.
  • Cemas.
  • Dampak bagi pelaku
  • Berperilaku agresif dan impulsif.
  • Memiliki rasa percaya diri dan harga diri yang tinggi.
  • Tidak takut untuk melakukan kekerasan.
  • Berwatak keras.
  • Selalu ingin mendominasi orang lain.
  • Kurangnya rasa empati dengan orang lain.
  • Dengan melakukan bullying, mereka merasa punya kekuasaan.
  • Mudah marah.
  • Berpotensi menjadi kriminal.
  • Bersikap kasar.
  • Berisiko tersangkut masalah hukum.

Mengatasi perundungan atau bullying memerlukan pendekatan yang komprehensif. Di rumah, sekolah dan tempat kerja perlu meciptakan lingkungan yang inklusif, dengan peraturan dan kebijakan anti-perundungan yang kuat dan konsisten. Pendidikan tentang rasa hormat, empati, dan keadilan sosial harus dimulai sejak usia dini. Dukungan psikologis juga sangat penting bagi korban perundungan guna membantu mereka mengatasi trauma dan membangun  rasa percaya diri. Para pelaku perundungan atau bullying juga membutuhkan bimbingan dan konseling untuk mengubah perilaku mereka.

Sebagai individu, kita juga berperan aktif dalam mencegah perundungan atau bullying dilingkungan sekitar kita dengan mendukung korban, berani melawan ketidak adilan, dan melaporkan kejadian perundungan yang kita saksikan. Jika ada kejadian perundungan atau bullying disekitar kalian. Jangan diam saja! Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan anti-bullying, yang dimana setiap individu nya merasa aman, dihargai dan terlindungi.

Perundungan atau bullying bukanlah masalah yang dapat diabaikan begitu saja, ini adalah masalah sosial yang begitu kompleks dengan dampak yang luas. Saya percaya bahwa pencegahan perundungan atau bullying dapat dimulai dari rumah dan sekolah. Pendidikan tentang empati, toleransi, dan menghargai antar sesama harus ditanam kan sedari dini.

Peran orang tua juga sangat penting. Orang tua perlu menciptakan lingkungan keluarga yang aman, nyaman, dan suportif. Dimana anak-anak merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan mereka dan juga membantu mereka dalam menyelasaikan permasalahan yang ada. Komunikasi yang terbuka dapat membantu membangun kepercayaan dan juga dapat mencengah perundungan.

Selain itu, kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan tentang perundungan atau bullying. Banyak orang-orang yang masih menganggap peristiwa perundungan atau bullying adalah masalah sepele, padahal dampaknya bisa sangat bahaya. Maka dari itu, kita perlu mengubah persepsi ini dengan menjadikan pencegahan perundungan sebagai tanggung jawab kita bersama.

Media sosial juga memiliki peran aktif dan penting dalam pencegahan perundungan ini. Menurut saya platform media sosial perlu mengambil langkah-langkah yang lebih efektif untuk mencegah dan mengatasi perundungan secara daring.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun