Mohon tunggu...
Diana Dwi Susanti
Diana Dwi Susanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

suka masak , baca buku, dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Book

The Psychology of Money

24 Desember 2024   20:03 Diperbarui: 25 Desember 2024   19:29 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis            : Morgan Housel

Penerbit           : Baca PT Bentara Aksara Cahaya

Cetakan           : Keenampuluh tiga, April 2023

Tebal Buku     : 236 halaman

Jika anda adalah seorang perintis, bukan pewaris, bacalah buku ini. Akan menjadi pengingat yang baik, jika bisa merasa diri kita bukan orang kaya. Atau mungkin masih belum bisa mengendalikan potensi untuk berhutang. Apalagi jika benar-benar tidak pandai mengatur keuangan.  Ini adalah bacaan wajib. Untuk membantu mengatasi rasa frustasi yang bisa kapan saja memburuk berlebihan. Bagaimana sebenarnya berperilaku yang sehat dalam mengelola keuangan. Bisa jadi perilaku itu masuk akal bagi saya, tapi tampak gila dimata  orang lain. Ini tentang uang ya. Setidaknya bisa membuat kita sadar diri,  saat masih merasa payah mengelolanya.

Dalam hal keuangan, buku ini langsung membuka mata saya agar tidak terus tidur dan bermimpi. Kecerdasan ternyata tidak ada hubungannya dengan kepandaian dalam mengelola uang dengan baik. Tapi yang bisa mengendalikan adalah perilaku. Dan ini tidak bisa diajarkan. Karena  masuk dalam ranah soft skill. Perilaku keuangan lebih tajam daripada kecerdasan pengetahuan. Maka yang harus diingat adalah keberhasilan finasial kebanyakan ditentukan oleh nasib, dan tidak ada hubungannya dengan kecerdasan dan usaha. Perlu bukti?

 

Resiko dan Keberuntungan

 

Jika berkaitan dengan investasi, kita pasti akan berjumpa dengan 2 poin realitas hasil. Ada resiko, juga ada keberuntungan. Yang harus diingat adalah kedua hal itu amat sulit diukur, sukar diterima, dan berakhir dengan kebiasaan manusiawi kita dengan sering meng-abaikan-nya. Mengapa begitu? Karena jika kita mendapat realita berhasil, kita biasanya mengabaikan bahwa didalamnya ada faktor keberuntungan yang kita dapatkan. Namun, jika kita pakai untuk menilai orang lain, di buku ini menyebutkan kita bisa terlihat jahat dan iri dengan keberhasilan orang lain. Koq yang digunakan faktor  keberuntungan,  bukan yang lain. Ada baiknya dihindari.

Lain halnya jika kita bicara kegagalan. Realitas resiko ini juga penting dalam hal mengelola keuangan. Coba pikirkan, apabila saat berinvestasi atau menjalankan bisnis yang kemudian gagal, apakah disebabkan oleh kurang keras berusaha? Apakah dikerjakan dengan rasa malas? Atau bahkan karena dikerjakan dengan tidak disiplin dan sembarangan? Bisa jadi jawabanya iya, bisa juga tidak. Banyak terjadi orang yang rajin, pekerja keras, tekun, berakhir dengan sebuah kegagalan. Dan ada juga yang berusaha asal-asalan, semaunya, malah sukses luarbiasa. Maka ingatlah selalu, bahwa ada faktor keberuntungan yang sering kita lupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun