“Jika kamu ada masalah, ceritalah kepada ayah melalui telepon atau SMS. Ayah akan selalu ada dimana kamu membutuhkan ayah. Jangan mudah menyerah menghadapi sesuatu dan yakinlah kamu pasti bisa!” aku mengangguk. Mataku sudah tidak kuat lagi membendung air mata. Aku menangis di depan ayah. Ayah memelukku dengan erat. Aku melihat beliau berjalan kembali ke mobil di tempat parkir. Ibu asrama di Lotus sangat ramah. Beliau menuntunku ke kamar yang berisikan tiga orang. Kamar yang aku tempati begitu luas dan bersih. Setelah tinggal beberapa hari di sekolah ini, aku merasa nyaman dengan sistem pembelajaran dan orang - orang yang ada di sekitar sini. Hidupku berubah bagaikan ada suatu sinar yang terang benderang masuk ke dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H