"Terserahlah, aku mau pulang.
"Oh oke" aku mendorong dia keluar kamar dan segera menutup pintu lalu menguncinya dari dalam
Entah sampai menit ke berapa aku mulai membuka mata berharap aku sudah berada di dunia lain. Aahhhh erangku, menahan perih akibat sayatan pisau di pergelangan tangan kiriku. Darah terlihat sedikit mengalir
"Sial, kenapa aku gak mati aja,"
Tapi entah ada angin apa tiba-tiba bayangan akan gelapnya kubur, dinginya di dalam tanah sendirian, banyak binatang melata menghantui pikiranku. Tanpa butuh banyak waktu aku segera bergegas mencari betadine dan plaster. Dan segera aku obati lukaku
Aku duduk termenung mengingat semua yang sudah aku lewati sampai saat ini. Kebahagiaan ku justru lebih banyak lantas mengapa aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku, ada keluarga yang memiliki harapan besar terhadap diriku. Aaahh bodoh sekali kalau aku mengakhiri ini semua hanya karena si brengsek itu
Bipolar disorder. Sejak kakakku meninggal 9 tahun yang lalu. Kehidupanku mulai berubah. Mulai dari kebiasaan, perilaku bahkan mindset. Entah sejak kapan aku tidak terlalu menyadari aku mulai diberi anugrah dengan memiliki perilaku ganda. Semua aku syukuri karena ini anugerah dari Tuhan. Aku tidak menyalahkan Tuhan untuk apa yang terjadi dengan diriku.
Esok harinya aku mengawali hari dengan menunaikan solat subuh, dan dilanjutkan berolahraga barang 15 menit saja. Perasaanku mulai tenang. Perlahan aku membuka handphone dan melihat ada beberapa notifikasi WhatsApp. Aku baca pesan dari dia. Dia menanyakan bagaimana kabarku. Tanpa membalas aku segera menonaktifkan handphone dan lalu meletakkannya di bawah bantal. Segera saja aku bergegas mandi dan berganti baju, berniat akan pergi menemui dia. Gamis merah muda dan jilbab dengan warna yang senada pun sudah aku kenakan. Setelah siap aku segera beranjak menuju pintu. Setelah pintu terbuka terlihat sosok yang akan aku temui sudah berdiri di depan pintu
"Pagi Sin?" sapanya dan aku hanya diam, kemudian melangkah mendekati kurs
"Gimana keadaan kamu Sin? Kok aku chat kamu gak balas? Kamu marah sama aku? Yadahlah marah aja silahkan!"
"Gimana kalau kamu duduk dulu aku mau ngomong."