Selamat malam cinta pertamaku
Bagaimana lelahmu hari ini?
Maaf jika secangkir teh yang aku sediakan tak senikmat harapanmu
Pak, maaf jika sampai hari ini putrimu ini masih saja belum membanggakan
Maaf jika putrimu ini masih menjadi alasanmu berlelah-lelah
Maaf jika putrimu ini masih saja kalah dengan kerasnya dunia
Pak, aku ingat dulu setiap pagi kita minum teh bersama
Aku duduk dipangkuanmu, dan kau ceritakan bagaimana menjadi dewasa itu
Katamu aku harus kuat, aku harus bisa menaklukkan dunia
Tapi kenapa dunia sekejam ini pak?
Dulu aku sering mengabaikan senyummu
Tapi sekarang aku kehilangan, wajahmu hanya dipenuhi lelah demi hidup ku
Pak, bagaimana bisa putri yang kau jaga dari lahir ini menjadi kalah dengan sadisnya dunia
Pak, kapan terakhir kali kau mengelus rambutku dan merayuku agar tak sedih lagi
Sekarang aku butuh itu pak, putrimu ini sedang ingin memeluk mu
Mengadu tentang semua kejahatan dunia yang aku terima
Pak, tolong jangan lekas menua
Putrimu masih butuh hadirmu untuk menjadi kuat
Putrimu masih sedang berjuang mengalahkan kerasnya dunia
Aku berjanji akan mengembalikan senyummuÂ
Aku berjanji akan mengobati segala bentuk lelahmu
Tolong beri aku waktu lebih banyak lagi
Aku ingin terus bersamamu
Kita menikmati teh setiap pagi
Kita bercanda lagi setiap senja
Dan kita bercerita setiap malam
Tolong jangan ceritakan tentang kematian
Aku ingin bapak melihatku menikah
Dan aku ingin anakku nanti bisa merasakan kasih sayang yang sangat luar biasa dari kakeknya
Dan aku ingin memanjakan masa tuamu dengan kebahagiaan.
Aku sayang sama bapak
Tetaplah sehat, tetaplah kuat, aku ingin terus bersamamu.
Gunungkidul, 16-10-2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H