Mohon tunggu...
Diana Rasmayanti
Diana Rasmayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Psikologi yang sedang meempuh pendidikan di Malang. Saya suka menulis, mendengarkan musik dan traveling. Bagi saya ketiga hal tersebut dapat dilakukan bersamaan dan setiap saya melakukan itu semua saya belajar menikmati setiap proses dalam hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati-hati Barnum Effect dapat mempengaruhi Kesehatan Mental!

17 Desember 2022   11:30 Diperbarui: 17 Desember 2022   11:51 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Nela Azkiya 19410163

Diana Rasmayanti 19410185

Kalian sadar gak sih semakin canggih teknologi semakin banyak informasi yang dapat diperoleh dengan mudah khususnya informasi dari internet. Namun tidak jarang, informasi yang kita dapatkan itu bukanlah informasi yang tepat dan tidak seharusnya disebarkan kepada khalayak. Meskipun informasi tersebut salah, dengan mudahnya kita mempercayai informasi tersebut. Mungkin kita pernah membaca informasi mengenai ramalan, mitos atau fakta, hoax dan lain sebagainya di internet. Kita ambil satu contoh mengenai ramalan zodiak. 

Menurut ramalan zodiak,  "orang yang terlahir dengan zodiak Leo adalah orang yang tidak bisa membuat senang orang lain meskipun tindakannya benar. Sehingga bagi kalian yang berzodiak Leo harus tetap fokus pada apa yang ingin kalian capai". Siapa nih yang lahir dengan zodiak Leo? Kira-kira ramalannya sesuai gak ya dengan kondisi kalian saat ini? Yap mungkin informasi tersebut bisa saja sesuai dengan situasi kalian saat ini. Namun perlu kalian ketahui bahwa ramalan di atas adalah ramalan yang umum terjadi pada siapapun, bukan hanya pada zodiak Leo. Fenomena ini disebut dengan fenomena Barnum Effect atau Forrer Effect.  

Barnum effect adalah fenomena ketika individu menerima gambaran kepribadian mengenai dirinya yang tidak terbukti dikarenakan individu tersebut cenderung menerima  informasi yang palsu, samar dan berlaku umum pada suatu populasi (Furnham & Schofield, 1987). Orang pertama yang mengemukakan Barnum Effect adalah Bertram Forrer pada tahun 1949. Fenomena ini terjadi karena pernyataan yang diterapkan pada informasi-informasi tersebut adalah pernyataan yang tidak jelas dan memungkinkan untuk memiliki kesesuaian yang tinggi pada populasi umum masyarakat. Sehingga seringkali dianggap sesuai dengan gambaran kepribadian individu tersebut. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi orang mengalami Barnum Effect

Ada beberapa faktor yang membuat seseorang mengalami Barnum Effect

  • Kata-kata yang positif lebih disukai oleh orang banyak 

hasil penelitian yang dilakukan oleh Sundberg (1955) menunjukan bahwa interpretasi pernyataan yang mengandung kata kata positif lebih disukai oleh subjek dari pada pernyataan yang mengandung kata kata negative. Hal tersebut yang membuat seseorang percaya dengan informasi yang tertulis di media sosial. Selain itu mekanisme pertahanan diri atau defens mechanism dalam diri individu cenderung untuk menerima pernyataan yang belum tentu sesuai dengan kepribadiannya yang sesungguhnya dan menolak sesuatu yang sebenarnya sedang dialaminya tetapi secara tidak sadar mencoba untuk mengingkarinya.

  • Kecenderungan orang percaya dengan kata "Mereka" yang diselipkan pada teks sehingga merasa pas dengan keadaan orang yang membaca

Nah selain faktor diatas, terdapat satu hal yang menjadi alasan kenapa beberapa orang mengalami barnum effect yaitu kecenderungan orang untuk mempercayai pernyataan yang menggunakan kata "Mereka" atau "kebanyakan orang". Sejalan dengan hal tersebut, jenis umpan balik yang diberikan dan locus of control juga menjadi faktor yang mempengaruhi individu mengalami barnum effect (Cuperman, Robinson, & Ickes, 2004). Penelitian ini hanya berfokus pada satu hal mengenai umpan balik yang diberikan. Hasil tes kepribadian palsu yang dibuat berisi deskripsi atau uraian hal-hal positif dari diri partisipan yang berlaku secara umum. Hal ini yang membuat sebagian besar partisipan merasa bahwa akurasi hasil tes kepribadian yang telah dijalani tinggi.

Dampak Barnum Effect

Setelah mengetahui pengertian dan faktor yang dapat membuat seseorang mengalami barnum effect maka sekarang kita akan membahas terkait, bagaimana dampak dari barnum effect bagi individu. Dilansir dari berbagai situs berita online dapat disimpulkan bahwa ada beberapa dampak, yaitu orang yang mengalami barnum effect akan mengelak dari kepribadian yang dimilikinya karena lebih percaya dengan ramalan, akan timbul kecemasan dalam diri individu ketika ramalan atau deskripsi yang dibaca nya tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

Barnum Effect ini dapat mempengaruhi kesehatan mental sebagian orang yang memiliki gangguan mental tertentu seperti kecemasan, histrionik dan beberapa gangguan mental lain. Martel  dkk (2020)  mengamati  bahwa  orang  yang  cenderung  lebih  percaya  pada berita bohong memiliki  tingkat  ketergantungan  emosional  yang  tinggi. 

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Alex Escola-Gascon dkk (2020)  orang yang kesulitan membedakan berita/informasi palsu memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang dapat membedakan informasi palsu dengan informasi yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Bagi sebagian orang mungkin kesulitan membedakan informasi yang dan informasi yang palsu karena sulit diprediksi karena  media  yang  paling  sering  menyebarkan berita  bohong  adalah  Internet (lihat Guess et  al., 2019).  Kebenaran  data  internet sulit  dilihat  karena  banyaknya  informasi  dan  banyaknya  sumber  yang tersedia (Pennycook & Rand, 2019). Maka yang dapat kita lakukan adalah belajar untuk berpikir kritis untuk mengurangi dampak dari informasi bohong atau barnum effect tersebut.

Referensi:


Alex Escol`a-Gascon., Neil Dagnall., Andrew Denovan & dkk. (2022). Who falls for fake news? Psychological and clinical profiling evidence of fake news consumers. Personality and Individual Differences. https://doi.org/10.1016/j.paid.2022.111893

Cuperman, R., Robinson, R. L., & Ickes, W. (2014). On the malleability of selfimage in individuals with a weak sense of self. Self and Identity, 13(1), 1-23. doi:10.1080/15298868.2012.726764

Faradiba, A. T., Kistyanti, N. M. R., Maulidina, F., & Indriani, R. (2021). Barnum Effect pada Kepribadian Lima Faktor. Jurnal Ilmiah Psikologi MIND SET, 1(01), 96-104.

Furnham, A., & Grover, S. (2021). Do you have to be mad to believe in conspiracy theories? Personality disorders and conspiracy theories. International Journal of Social Psychiatry. , Article 002076402110316. https://doi.org/10.1177/00207640211031614. Advance online publication.

Guess, A., Nagler, J., & Tucker, J. (2019). Less than you think: Prevalence and predictors of fake news dissemination on Facebook. Science Advances, 5(1), Article eaau4586. https://doi.org/10.1126/sciadv.aau4586

Lopiga, R., V. (2017) Testing the Barnum Effect in Personality Assesment. Polytechnic University of the Philippines.

Martel, C., Pennycook, G., & Rand, D. (2020). Reliance on emotion promotes belief in fake news. Cognitive Research: Principles and Implications, 5(1). https://doi.org/10.1186/s41235-020-00252-3

Pennycook, G., & Rand, D. (2019). Who falls for fake news? The roles of bullshit receptivity, overclaiming, familiarity, and analytic thinking. Journal of Personality, 88(2), 185--200. https://doi.org/10.1111/jopy.12476

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun