Mohon tunggu...
Diana Ratnawati
Diana Ratnawati Mohon Tunggu... Guru - guru TK

guru tk didesa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PTK Bab II "Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen pada Anak Usia 4-5 Tahun"

5 Desember 2023   14:20 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:30 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                                                                  BAB II

                                                                                                                                 KAJIAN PUSTAKA

           Kajian pustaka merupakan landasan dalam merencanakan atau melaksanakan tindakan perbaikan dan menjadi rujukan dalam membahas hasil penelitian. Kajian pustaka menguraikan teori atau konsep yang sudah disinggung dalam latar belakang, dan ditambah konsep lain yang relevan dan bisa memperkuat teori yang sudah diungkapkan. Hal-hal yang dikaji  adalah sesuatu yang berkaitan dengan masalahyang menjadi fokus penelitian yaitu: "Upaya Peningkatan Kognitif  pada anak usia 4-5 tahun melalui metode eksperimen di TK Khadijah 72 Desa Kemiri Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi tahun pelajaran 2022/2023".


  • A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  • 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
  •             Penelitian tindakan kelas merupaka terjemahan dari lassroom Action Research, yaitu satu action Research yang dilakukan dikelas. Action Research sesuai dengan arti katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan; yang oleh Carr & Kemmis (McNiff, 1991,p.2) didefinisikan sebagai berikut. Action research is a form of self-reflecyove enquiry undertaker by participants (teacher, students or principals, for example) in social (including education) situations in order to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational practices, (2) their understanding of these practices, and (3) the situations (and institutions) in which the practices are carried out.
  •             Jika kamu cermati pengertian tersebut secara seksama, kita akan menemukan sejumlah ide pokok sebgaia berikut.
  • Penelitian   tindakan   adalah   satu   bentuk   inkuiri   atau   penyelidikan   yang
  •     dilakukan melalui refleksi diri.
  • Penelitian tindakan dilakukan oleh  peserta  yang  terlibat   dalam  situasi   yang
  •     diteliti, seperti gutu, siswa, atau kepala sekolah.
  • Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan.

  • Tujuan    penelitian    tindakan    adalah    memperbaiki  dasar   pemikiran   dan
  • kepantasan dari praktik-praktik, pemahaman terhadap praktik tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.

Serta keempat ide pokok tersebut dapa kita simpulkan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek. Tidak berbeda dengan perngertian tersebut, Mills (2000) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai ``systematic inquiry`` yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konsoler sekolah untuk mengumpulkan informasi tentnag berbagai praktik ynag dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan presepsi serta mengembangkan ``reflective practice``yang berdampak positif falam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa. Dengan berbekalan pengertian ini, kita dapat mengkaji pengertian penelitian tindakan kelas (PTK). Coba anda simak pengertian berikut ini, yang diadaptasi dari pengertian tersebut.

            Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

            Dari pengertian diatas kita dapat menemukan karakteristik PTK, yang membedakannya dengan jenis penelitian lain.

Mari kita kaji ciri-cirinya:

  • Adanya masalah dalam PTK dipicuoelh munculnya kesadaran pada   diri  guru
  • bahwa praktik yang dilakukanya selam ini dikelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selam ini, dan perbaikan tersebut diprakarsai dari dalam diri guru itu sendiri (an inquiry of practice from within), bukan oleh orang dari luar.
  • Self-reflektif inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK
  • yang paling esensial. Berbeda denagn penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri.
  •  Penelitian tindakan kelas dilakukan didalm kelas, sehingga fokus penelitian ini
  • adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
  • Penelitian  Tindakan   Kelas    bertujuan   untuk    memperbaiki  pembelajaran.
  • Perbaikan dilakukan secar bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan.
  • Kunci utam PTK adalah tindakan yang dilakukan berulang-ulang dalam rangka mencapai perbaikan yang diinginkan
  • .
  • 3. Manfaat Penelitian Tindakan kelas

            Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang cukup besar bagi guru, pembelajaran, maupun bagi sekolah:

  • Manfaat bagi guru
  • PTK digunakan untuk memperbaiki  pembelajaran  yang  dikelolanya  karena
  • sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi gur karena ia sudah melkukan sesuatu guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya.
  • Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menujukkan bahwa
  • ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain, guru mampu menunjukkan keprofesionalanya, karena guru dituntut untuk mampu mengembangkan diri dari pemula sampai ahli.
  • PTK membuat guru  percaya  diri, guru  mampu  melakukan analisis terhadap
  • kinerjanya sendiri sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan dan kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya,dan lebih-lebih jika guru mempublikasikan hasil PTK-nya akan merasa puas karena merasa ada yang dibanggakan
  • Guru    mendapat    kesempatan    untuk    berperan    aktif    mengembangkan
  • pengetahuan dan keterampilannya sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang diterima orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut, yang menghasilkan berbagai teori dalam perbaikan pembelajaran.
  • Manfaat PTK bagi pembelajaran siswa
  • PTK mempunyai tujuan memperbaiki praktik praktik pembelajatran dengan sasaran akhir perbaikan belajar siswa (Raka Joni, Kardiawarman, & Hadi subroto,1998).Selain meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilaksakan guru juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil melkuakn PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru. Guru yang berperan sebagai peneliti juga dapat dijadikan model yang bagus bagi siswa, sehingga siswa juga dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.
  • Manfaat PTK bagi sekolah
  • Sekolah yan berhasil mendorong terjadinya innovasi pada diri guru berarti telah berhasi pada menigkatkan kualitas pendidikan bagi sisw. Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan/[erbaikan mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat.PTK sangat positif terhadap kemampuan sekolah, yang tercemin dari peningkatan kualitas guru dalam penguasaan mengajar dan kualitas anak didik yang dihasilkan.

B.Karakteristik Anak Usia Dini

            Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini tersebut adalah sebagai berikut (Hartati, 2005).

  • Memiliki rasa ingin tahu yang besar
  • Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia sekitarnya. Dia ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya.
  • Merupakan pribadi yang unik
  • Meskipun banyak terdapat kesamaan dalam pola umum perkembangan, setiap anak memiliki keunikan masing-masing.

  • Suka berfantasi dan berimajinasi
  • Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata.
  • Masa paling potensial untuk belajar
  • Anak usia dini sering juga disebut dengan istilah golden age atau usia emas, karena pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek.
  • Menunjukkan sikap egosentris
  • Egosentris artinya "berpusat pada aku", artinya bahwa anak usia dini pada umumnya hanya memahami sesuatu dari sudut pandangnya sendiri, bukan sudut pandangorang lain.
  • Memiliki rentanf daya konsentrasi yang pendek
  • Anak usia dini memang memiliki rentang perhatian yang sangat pendek sehingga perhatiannya mudah teralihkan pada kegiatan lain.
  • Sebagai bagian dari makhluk sosial
  • Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman sebayanya. Melalui interaksi sosial dengan teman sebaya ini, anak terbentuk konsep dirinya.

C.Kemampuan Kognitif

1.Pengertian Kemampuan kognitif

            Kemampuan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat sususnan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Salah satu teori yang berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif adalah teori Piaget "Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal didalam pusat susunan syarat pada waktu manusia berfikir, kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap,sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf". Sedangkan menurut Ahmad Susanto bahwa Kognitif adalah proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Kemampuan kognitif anak merupakan dasar bagi kemampuan anak untuk berpikir. Jadi proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang meandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide belajar. Kognitif lebih terkait dengan kemampuan anak untuk menggunakan otaknya secara menyelurh. Kemampuan yang termasuk dalam aspek kognitif sangat banyak dan cakupannya pun sangat luas.

            Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diambil pengertian bahwa faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasian anak dalam belajar karena sebagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan dengan masalah mengingat dan berfikir. Kemmapuan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya sehingga dengan pengetahuan yang didapatkanya tersebut anak dapat melangsungkan hidupnya.

2.Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif  dapat dijelaskan sebagi berikut:

  • Hereditas/keturunan
  • Manusia lahir sudah membawa potensi-potensi trtentu yang tidak dapt dipengaruhi lingkungan. Jadi taraf intelegensi sudah ditentukan sejak anak dilahirkan, faktor lingkungan tak berarti pengaruhnya.
  • Lingkungan
  • Menurut John Locke bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Perkembangan manusia sangat ditentukan oleh lingkungannya, taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.
  • Kematangan
  • Tiap organ (fisik maupun non psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat denag usia kronologis (usia kalender).



  • Pembentukan
  • Adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakanmenjadi pembentukan sengaja dan pembentukan tidak sengaja. Sehingga manusia berbuat intelegensi untuk mempertahankanhidup maupun dalam bentuk penyesuaian diri.
  • Minat dan bakat
  • Minat mengarahkan kepada tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
  • Kebebasan
  • Kebebasan manusia berfikir divergen (menyebar) yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahkan masala-masalah, juga dalam masalah sesuai dengan kebutuhannya.
  •  

3.Pentingnya Pengembangan kognitif

            Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya. Denagn pengetahuan yang diperolehnya, anak akan dapat melangsunkan hidupnya menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya, pran guru sangat penting untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak sebagai berikut:

  • Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia
  • lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.
  • Anak  mampu  melatih  ingatanya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang
  • pernah dialaminya.
  • Agar   anak  mampu  mengembangkan  pemikiran-pemikirannya dalam rangka
  • menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
  • Aga r anak  memahami  berbagai  simbol-simbol  yang  tersebar  dilingkungan
  • sekitarnya.
  • Agar  abak  mampu  melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi melalui
  • proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan).
  • Agar  anak  mampu  memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga
  • pada akhirnya ia akan menjadi individu yang akan menolong dirinya sendiri.

  • 4.Karakteristik Perkembangan Kognitif
  • Memahami konsep didalam atau diluar, menutup atau membuka,di depan dan
  • di belakang.
  • Mulai mengembangkan pengertian akan dirinya sebagai sesuatu yang terpisah, berbeda dari lingkungannya.
  • Menunjukan benda besar dan kecil.
  • Meniru perbuatan orang lain.
  • Bermain dengan balok mainan sebanyak 6 buah balok, misalnya: membuat jembatan,rumah-rumahan dan menara.
  • Mengumpulkan atau memasangkan benda yang sejenis.
  • Menerangkan penggunaan benda-benda sederhana: kursi,mobil,tempat tidur.
  • Dapat memasukkan bentuk geometri kedalam papan berlubang yang berbentuk geometri juga.
  • Mengerti posisi,ukuran atau takaran dan konsep waktu secara sederhana, misalnya sekarang,nanti,atas,bawah,besar,kecil dan lain-lain.
  • Mulai melakukan kegiatan mencoret (menggambar), misalnya lingkaran dengan ujung yang bertemu,menggambar orang yang terdiri dari 2 bagian dan garis utuh dan menghitung benda-benda lurus.
  • Menyentuh dan mngitung benda dari 1 sampai 3.
  • Beranggapan bahwa semua benda adalah benda hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti benda hidup lainnya.
  • Melakukan pendekatan "Trial and Error" untuk menemukan solusi baru dari masalah-masalah.
  • Belajar melalui eksplorasi agar dapat memecahkan masalah-masalah sederahana.
  •  
  •  
  •  
  • 5.Perkembangan Kognitif Anak Usia 3-5 Tahun
  •             Perkembangan kognitif anak usia 3-5 tahun, sering disebut dengan usia prasekolah, yang ditandai dengan sikap dan perilaku kreatif, bebas, dan penuh imajinasi.
  •             Pada usia 4 tahun seorang anak semakin bersemangat mempelajari hal-hal baru. Keadaan ini ditandai dengan semakin seringnya anak mengajukan pertanyaan sebagai wujud rasa keingintahuannya. Pada akhir usia yang keempat, daya khayal anak semakin menipis seiring dengan meningkatnya kemampuan memahami realitas. Kemampuan mengatasi masalah meningkat. Pada masa kanak-kanak, khususnya usia 3-5 tahun, sebagian besar anak merasa seolah-olah masa tersebut sebagai masa terpanjang dalam rentang kehidupannya. Umumnya masa kanak-kanak dibagi menjadi masa kanak-kanak dibagi menjadi masa kanak-kanak awal dan akhir. Salah satu ciri dari periode awal masa kanak-kanak tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan oleh orang tua, pendidik, dan ahli psikologi, yaitu usia sulit. Awal masa kanak-kanak sering dianggap sebagai usia yang mengundang masalah. Karena pada masa ini anak-anak seringkalu bandel, keras kepala, tidak menurut/negativisme dan melawan, dan seringkali marah tanpa alasan.
  •             Selain itu, masa kanak-kanak awal sering dianggap sebagai usia bermain yang sesugguhnya. Berbagai studi tentang cara bermain dan alat permainan pada anak menunjukkan bahwa kegiatan bemain dengan menggunakan mainan mencapai puncaknya pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak ini, kemudian mulai menurun ketika anak mulai memasuki usia sekolah dasar. Masa usia 3-5 tahun ini juga disebut masa berkelompok. Pada masa ini anak tumbuh dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mempelajari dasar-dasar berperilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial lebih tinggi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada waktu mereka masuk kelas satu sekolah dasar.
  •             Banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia penjelajah, yang menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanimesnya, bagaimana perasaannya, di dalam lingkungan tersebut dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungannya. Salah satu cara yang digunakan untuk menjelajahi lingkungannya adalah dengan cara bertanya. Karena periode ini juga sering disebut usia bertanya. Periode ini juga dikenal dengan usia meniru, karena masa ini merupakan masa peka untuk menjadi sama dengan orang lain disekitarnya, seperti meniru pembicaraan atau tindakan orang yang dilihatnya, baik itu pembicaraan dan perilaku yang baik ataupun yang buruk.
  •             Usia 3-5 tahun dapat dikatakan sebagai usia keemasan bagi anak. Periode ini merupakan masa yang penting bagi keberlangsungan perkembangan anak dimasa mendatang. Berhasil atau tidaknya anak dalam menjalani periode tersebut akan menentukan proses selanjutnya. Peran dan tanggung jawab pendidik pada proses pembimbingan dan pengasuhan pada anak sangat besar, terutama dalam membantu anak melewati masa penting dalam rentang usia 3-5 tahun. Minimnya pemahaman pendidik terhadap perkembangan anak, tentunya akan berakibat bagi perkembangan anak, yaitu dapat mengendapkan "the hidden potency" yang telah dimiliki oleh anak.
  •             Piaget menggolongkan anak usia 4-5 tahun ke dalam tahap pra operasional, karena anak-anak belum siap untuk terlibat dalam operasi atau manipulasi mental yang mensyaratkan pemikiran logis. Tahap praoperasional berlangsung kira-kira pada usia 2-7 tahun . Karakteristik tahap ini adalah perluasanpenggunaan pemikiran simbolis atau kemampuan representasional. Kemajuan pemikiran simbolis ini diikuti oleh pertumbuhan pemahaman akan ruang, kausalitas, identitas, kategoritas, dan angka. Pemikiran praoperasional dibagi ke dalam dua tahap yaitu:
  • Sub tahap simbolis
  • Terjadi pada usia 2-4 tahun. Pada sub tahap ini, anak-anak mengembangkan kemampuan membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada. Menggunakan desain coret-coret untuk menggambar manusia, rumah, mobil, awan, dan lainnya. Anak-anak juga mulai menggunakan bahasa untuk melakukan permainan pura-pura. Namun pada sub tahap ini, kemajuan pemikiran mereka masih memiliki beberapa batasan-batasan yang penting, yaitu egosentrisme dan animisme. Egosentrisme adalah ketidakmampuan membedakan prespektif diri sendiri dan prespektif orang lain. Sedangkan animisme adalah keyakinan bahwa objek-objek yang tidak bergerak memiliki kehidupan dan mampu bertindak.
  • Sub tahap pemikiran intuitif
  • Terjadi kira-kira usia 4-7 tahun. Piaget menyebut periode ini "intuitif" karena anak-anak berusia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui ini (Santrock, 2002). Karakteristik lain dari anak-anak praoperasional ialah mereka banyak bertanya. Pada usia 5 tahun terjadi peningkatan dala bertanya. Pertanyaan-pertanyaan terasebut menandai munculnya minat anak dalam memikirkan dan menemukan jawaban atas hakikat segala sesuatu.
  • Kemajuan berdasarkan perkembangan kognitif anak usia 3-5 tahun adalah:
  • Menggunakan simbol,
  • dimana anak tidak harus berada dalam kondisi kontak sensorimotor dengan obyek. Anak dapat membayangkan obyek atau orang tersebut memiliki sifat yang berbeda dengan yang sebenarnya.
  • Memahami identitas,
  • dimana anak memahami bahwa perubahan di permukaan tidak mengubah karakter ilmiah sesuatu.
  • Memahami sebab akibat,
  • dimana anak memahami bahwa peristiwa memiliki sebab.
  • Mampu mengklarifikasi,
  • dimana anak mengorganisir obyek, orang, dan peristiwa ke dalam kategori yang bermakna.
  • Memahami angka
  • dimana anak dapat menghitung dan bekerja dengan angka.
  • Karakteristik Perkembangan Kognitif
  • Mengelompokkan benda yang memiliki persamaan.
  • Menghitung 1-20.
  • Mengenal bentuk-bentuk sederhana.
  • Memahami konsep makna berlawanan.
  • Mampu membedakan bentuk lingkaran atau persegi dengan obyek
  •        nyata atau gambar.
  • Memasangkan dan menyebutkan benda.
  • Mencocokkan bentuk-bentuk sederhana.
  • Mengklasifikasikan angka, tulisan, buah, dan sayur.
  • Mengenal huruf kecil dan besar.
  • Mengenal warna-warna.

D. METODE EKSPERIMEN

1. Pengertian Metode Eksperimen

            Eksperimen atau percobaan adalah suatu kegiatan yang didalamnya dilakukan percobaan dengan cara mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000), metode percobaan/eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Menurut Adrian, metode eksperimen ialah suatu metode mengajar saat pendidik bersama anak didik mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu.

            Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ekperimen adalah suatu cara pembelajaran dengan menempatkan anak sebagai subjek yang aktif untuk melakukan dan menemukan pengetahuan sendiri serta untuk mengetahui kebenaran akan sesuatu.

2. Manfaat dan Tujuan Metode Eksperimen

            Anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi. Sifat ingin tahu ini sesuai intelektual anak pada masa usia dini sedang berkembang sangat cepat. Salah satu cara untuk memuaskan keingintahuannya adalah melakukan eksplorasi dan percobaan (trial dan error). Oleh karena itu, metode eksperimen sangat mendukung optimalisai potensi intelektual yang sesuai dengan taraf berpikir anak pada masa ini. Mengenai hal ini, Jean Piaget (1972: 27) membuat pernyataan tentang bagaimana anak belajar sebagai berikut:

Tujuan penggunaan metode eksperimen bagi anak sebagai berikut.

  • Menjelaskan proses terjadinya sesuatu.
  • Memberikan pengalaman kepada anak tentang proses terjadinya sesuatu.
  • Membuktikan kebenaran sesuatu.

Alasan betapa  pentingnya (urgensi) pembelajaran dengan metode eksperimen bagi anak-anak.

  • Kemampuan berkomunikasi  anak belum sepenuhnya berkembang. Sebagai
  • anak memliki kemampuan berfikir yang sangat baik, tetapi belum tentu ia dapat mengekspresikan pikirannya dengan berbicara.
  • Belajar melalui metode eksperimen didesain untuk membantu anak
  • membangun keterampilan dengan menggunakan pancaindranya. Metode belajar ini dapat dilakukan untuk mencapai beberapa sasaran sekaligus, di antaranya metode ini dapat mengembangkan kemampuan mengamati, meraskan, dan mengecap.
  • Salah satu karakteristik pada usia anak dini adalah kreatif. Metode eksperimen
  • akan berdampak pada seluruh aspek perkembangan anak. Aspek-aspek perkembangan tersebut sebagai berikut.
  • Aspek intelektual

Kegiatan eksperimen akan dapat memuaskan rasa ingin tahu anak, membangun kemampuan berfikir logis. Kritis, analisis, dan sintesis.

  • Bahasa

Kegiatan eksperimen akan mendorong anak untuk mengpmunikasikan ide dan pikirnnya serta menguraikan hasil temuannya.

  • .fisik motoric
  • Dalam kegiatan eksperimen, motoric anak dapat dikembangkan, terutama motoric halus anak.
  • Seni

Dalam kegiatan eksperimen khusus, mungkin saja anak bereksperimen dengan menghasilkan nada yang berbeda dan dengan berbagai macam benda, pencampuran warna dengan melukis, atau menari sesuai irama yang ingin didengar.

  • Sosial emosi

Dalam kegiatan eksperimen, terdapat kerja sama anatrindividu untuk menghasilkan sesuatu.

  • Moral agama

Dalam setiap kegiatan eksperimen, terselip nilai nilai religius berupa kebesaran ciptaan Tuhan, yaitu dalam proses perunahan dan hasil yang ditemukan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen

a. Kelebihan metode eksperimen

1   Metode  ini   dapat   membuat  anak  didik lebih percaya atas kebenaran atau

 kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima   penjelasan yang disampaikan pendidik atau dari dalam buku.

2.   Anak didik dapat lebih mengembangkan  sikap  dan menyalurkan rasa ingin

   tahunya untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi).

  • Melalui metode ini, akan terbina   manusia   yang   dapat   mengembangkan
  • inovasi baru dengan penemuan hasil percobaan dan diharapkan bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
  • Metode   ini   menerapkan    prinsip  learning  by experiencing (belajar dari
  • pengalaman) dalam belajar.
  • Metode ini dapat menerapkan prinsip belajar yang mengaktifkan anak secara utuh saat keterlibatan proses inqury dan discovery (penemuan) akan berlaku sepenuhnya dengan bimbingan sewajarnya dari guru sehingga proses mental,  intelektual, dan emosianal akan berjalan dengan semestinya yang menghasilkan prosuk pikiran yang konsepsual dan realistis.

6.   Metode eksperimen juga bersifat student-centered.

7.   Metode   ini  dapat  mengembangkan  sikap  berpikir  ilmiah  dan  memberi

kesempatan pada anak melakukan langkah-langkah atau prosedur berfikir ilmiah sehingga anak dapat dibina menjadi ilmuwan cilik yang dapat menggunakan berbagai cara untuk menemukan konsep-konsep yang diperlukan.

8.  Metode   ini   dapat   menumbuhkan   kepercayaan  diri anak didik terhadap

masalah yang akann dipecahkan.

b. Kelemahan metode eksperimen

1. Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen tidak tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga tidak setiap anak didik memperoleh kesempatan untuk melakukan eksperimen.

2. Jika eksperimen memerlukan proses hasil dengan jangka waktu yang lama, proses eksperimen yang kadang berlangsung lama membuat anak harus menunggu.

3. Kebanyakan metode ini hanya cocok untuk konsep/ilmu alam dan teknologi.

4. Metode ini memerlukan alat, fasilitas, dan bahan yang lengkap sehingga jika salah satu alatnya kurang, eksperimen akan berjalan kurang baik atau bahkan gagal.

5. Faktor keselamatan kerja perlu diperhitungkan dengan matang, terutama pada eksperimen yang menggunaan cairan kimia.

6. Apabila pendidik belum cukup pengalaman, kemungkinan hasilnya tidak sesuai harapan.

7.  Eksperimen yang memerlukan waktu panjang tidak praktis.

4. Bentuk-bentuk Eksperimen.

a. berdasarkan struktur kegiatan

        1. Formal

Eksperimen formal adalah eksperimen yang direncanakan oleh pendidik. Tujuan aktivitas ini adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengamati

   2. Informal

Pada eksperimen informal, pendidik tidak mengarahkan kegiatan anak dengan ketat. Keterlibatan  pendidik relative. Anak bekerja dengan cara mereka sendiri. Mereka bebas memilih aktivitas yang menarik dan diamati.

   3. Insidental

Eksperimen incidental adalah kejadian yang ditemui anak secara tidak terencana dan menghasilkan  sesuatu yang tak terduga.

b. berdasarkan kombinasi dengan metode belajar lain.

      1. Eksperimen tunggal

Metode eksperimen tunggal adalah metode yang dalam pelaksaannya hanya melibatkan metode percobaan itu sendiri.

2. Eksperimen terintegrasi dalam metode pemecahan masalah

Pada bentuk ini, eksperimen merupakan salah satu bagian dari pemecahan masalah.

   3. Eksperimen terintegrasi dalam metode eksperimen

Bentuk ini merangkai metode eksperimen dan eksperimen. Hampir semua kegiatan eksperimen pasti didahului oleh eksperimen oleh pendidik,. Kemudian, anak menirukan atau mengembangkan dibawah pengawasan pendidik.

  4. Eksperimen terintegrasi dalam metode estimasi

Bentuk ini mencoba memperkirakan jawaban atas suatu pertanyaan dengan sscara mengujinya (melakukan percobaan). Berbeda dengan pemecahan masalah, metode ini tidak diawali oleh sesuatu yang dirasakan sebagai masalah. Hanya ingin membuktikan sesuatu dengan memperkirakan

 

 

 

E. KETEREKAITAN ANAK DENGAN METODE EKPERIMEN

            Berdasarkan observasi ditemukan permsalahan yang terjadi di TK Khadijah 72 pada anak usia 4-5 tahun, terutama pada kemampuan kognitif. Anak-anak di TK Khadijah  72 belum bisa mengembangkan kemampuan kognitif dengan maksimal. Hasil belajar siswapun juga masih jauh dari harapan guru, sehingga perlu membuat strategi pembelajaran yang bisa menumbuh kembangkan kemampuan kognitif anak di TK Khadijah 72, komunikai yang terjadi juga masih sangat kurang antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

            Di TK Khadijah 72 terutama anak usia 4-5 tahun masih banyak ditemukan berbagai masalah yang menyangkut pengembangan kognitif dalam metode eksperimen. Dari hasil kegiatan belajar ditemukan 30% saja yang sesuai dengan harapan gur, sedangkan 70% masih perlu bimbingan dan latihan lagi, hal ini disebabkan karena:

  • Anak-anak belum focus pada pembelajaran
  • Strategi yang digunakan juga belum begitu menarik
  • Media  eksperimen masih jarang digunakan
  • Komunikasi anak dengan guru juga belum terjalin dengan baik

                        Untuk mengatasi masalah di TK Khadijah 72 khususnya pada anak usia 4-5 tahun guru perlu mengadakan perbaikan dalam penelitian tindakan kelas, terutama dengan membuat strategi menjadi menarik, media sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan bisa menjalin komunikasi yang baik antar sesame siswa dan guru. Bila hal itu dilaksanakan dengan baik kemungkinan hasil yang dicapai anak bisa maksimal.

                        Tindakan yang diambil guru untuk bbisa mengatasi hal tersebut adalah dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan selama 2 Siklus, yaitu siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 26 April 2022 sedangkan  siklus 2 dilaksanakan pada tanggal........ Untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui metode ekspeimen di TK Khadijah penneliti mengambil judul " Upaya Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Usia 4-5 tahun di TK Khadijah 72 Kemiri Kec Singojuruh Banyuwangi Tahun Pelajaran 2022/2023 ". Dengan judul ini diharapkan anak mampu mengembnagkan dan menguasai kemampuan kognitif dengan lebih baik dan optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun