Mohon tunggu...
Diana Putri
Diana Putri Mohon Tunggu... Guru - On Proses

Berdamai dengan diri sendiri adalah bentuk rasa syukur kepada Sang Maha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persimpangan Kuning

4 Februari 2021   18:19 Diperbarui: 4 Februari 2021   18:44 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Kukila tengah berlari-lari menikmati jumantara pagi. Ama yang telah usai menyelesaikan tugasnya berlari ke rak kaki, dan cepat-cepat memasang tali. Peregangan awal, kepala dan tangan selalu Ia lakukan sebelum memasuki puncak lari jarak jauhnya. Pada jarak 1 kilometer Ama melihat gaya berjalan yang tak asing menurutnya. Kaos kuning yang dikenakannya Ama merasa mengenalnya.

            "Bah, Abah" Panggil Ama saat mendekati persimpangan dengan memegang lengan Martusin sekelebat.

            "Yang jauh Maaa" Teriak Martusin untuk Ama yang tetap lari meski usai mengageti.

            "Iya Baaaaah" Jawab Ama pada teriakan Abah.

***

            Aroma sedap menusuk dua lubang indera penciuman. Genderang stainless memainkan pola alamiahnya. Swastamita di samping rumah menyuguhkan kedamaian bagi setiap penikmatnya. Senja yang berbinar-binar tengah memutuskan untuk pudar perlahan di kala awan hitam menyapa. Selisih beberapa menit usai kepulangan senja, air dari atas berguguran ke bawah. Tak begitu deras, namun ritmenya sangat-sangat kukuh.

            "Makan Ma" Ujar Abah dengan membawa dua piring

            "Bagaimana dengan kondisi badanmu?" Tambahnya lagi

            "Sudah sekitar 1 minggu Bah, tidak kambuh lagi sesaknya"

            "Sebenarnya Abah dulu juga punya sesak Maa, tapi berjalannya waktu juga hilang karena Abah berusaha melakukan apa yang kamu lakukan sekarang"

            "Loh, Abah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun