Mohon tunggu...
Diana Pujiatie
Diana Pujiatie Mohon Tunggu... Guru - Guru Biologi di SMAN 1 Pulaupanggung Tanggamus Lampung

Menulis adalah cara terbaik mengeja bilangan tahun.Menulis adalah jalan setapak menorehkan kenangan.Menulis adalah jalan panjang menciptakan sejarah diri sendiri.Menulis adalah cara papipurna untuk mencipta keabadiaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saat Nada Rasa Pelangi Menyapa Langit Pulaupanggung

13 April 2022   11:13 Diperbarui: 13 April 2022   11:44 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diana Pujiatie, S.Pd guru SMAN 1 Pulaupangung. Dokpri

Komunitas Roemah Penulis (KRP) menggulirkan even menarik berupa lomba puisi tingkat nasional bertajuk suara hati untuk guru.Even ini  bertepatan dengan hari guru yang jatuh pada tanggal 25 November setiap tahunnya.Lomba ini  didedikasikan sebagai ucapan terima kasih serta tanda sayang kepada para guru.

Peserta lomba penulisan puisi tingkat nasional adalah guru,dosen dan siswa (TK,SD,SMP,SMA, dan Mahasiswa)

Founder KRP, Vitriya Mardiyati menjelaskan latar belakang diadakannya even tersebut yaitu bertujuan  untuk melatih generasi muda mencintai sastra. Selain itu juga untuk menumbuhkan rasa peduli dengan guru.

"Ketentuan lomba penulisan puisi tingkat nasional yaitu secara berkelompok. Setiap anggota kelompok wajib  membuat 1 puisi bertema guru.Ketua kelompok wajib guru atau dosen yang merupakan anggota Komunitas Roemah Penulis.Sedangkan anggota kelompok yaitu siswa di tempat guru atau dosen itu mengabdi.

Satu kelompok terdiri minimal 11 orang. Ada tiga kategori lomba yaitu kategori terunik, kategori terfavorit, dan kategori sekolah dengan peserta terbanyak," terang Vitriya Mardiyati.

"Reward dari lomba penulisan puisi tingkat nasional berupa sertifikat, medali dan uang pembinaan.Setiap peserta nantinya akan mendapat dua sertifikat sebagai penulis dan peserta lomba.Semua karya yang masuk akan diseleksi secara ketat.Karya yang layak terbit akan dibukukan ber-ISBN, " tambahnya.

Even lomba penulisan puisi tingkat nasional yang digagas oleh Founder KRP tersebut disambut baik oleh guru-guru dari seluruh Indonesia.Salah satu guru yang mengikuti kegiatan ini adalah Diana Pujiatie,S.Pd, guru Biologi SMAN 1 pulaupanggung Tanggamus Lampung.

Maka, mulailah ia melakukan "perburuan" mencari siswa yang bisa dan bersedia diajak kolaborasi menulis puisi.Pencariannya tak berjalan mulus. Sebab apa? Sebab ia bukan guru Bahasa Indonesia.Sebagian siswa mungkin meragukan kemampuannya merangkai bait - bait puisi.Karena  yang mereka tahu, ia seorang guru Biologi, yang tentunya jauh dari dunia sastra.

Keraguan para siswa dijawabnya dengan menunjukkan beberapa karya buku tunggal dan antologi yang pernah diterbitkan.

Tak ada perjuangan yang sia-sia. Setelah berjibaku membimbing siswa untuk menulis puisi bertema guru, dari tujuh puluh siswa yang terdaftar akan mengikuti lomba,  tiga puluh orang siswa berhasil mengikuti even lomba.Sisanya kesulitannya menyelesaikan tantangan membuat puisi.Meskipun pengumuman juara belum disampaikan, namun baginya semua siswa peserta lomba menulis puisi adalah juaranya. Sebuah pencapaian yang luar biasa dari para siswanya.

Setelah melalui proses seleksi ketat, karya puisi para siswanya dinyatakan lolos dan siap diterbitkan menjadi buku ber-ISBN

Dokpri
Dokpri
.

Berikut ini ungkapan syukur mereka,

Dinda Dwi Muhtia, siswa kelas XII IPA 1

"Ucapan terima kasih tak akan pernah cukup untuk menggambarkan betapa bersyukurnya saya bisa memiliki sebuah buku berkat bimbingan Ibu Diana, bahagia adalah satu-satunya kata yang mewakili perasaanku saat ini. "

Yeni Apriliyani, siswa kelas XI IPA 3

"Saya sangat bangga karena puisi yang saya buat bisa ada dalam sebuah buku lomba. Saya juga sangat senang mendapatkan sertifikat sebagai penulis buku Nada Rasa Pelangi, dan sertifikat peserta lomba. "

Wulan Edilia, siswa kelas XI IPA 3

" Alhamdulillah, saya sangat bersyukur berkat bimbingan Ibu Diana, saya dapat berkarya membuat puisi dan akhirnya dapat dijadikan buku. "

Wahyu Saputra, siswa kelas XI IPS 1

" Saya sangat bahagia bisa mewujudkan salah satu mimpi saya bisa membuat puisi.Ternyata mimpi saya terlampaui saat puisi yang saya buat ada di dalam sebuah buku lomba."

Dokpri
Dokpri

Buku antologi berjudul ' Nada Rasa Pelangi " menjadi saksi pergulatan seorang guru Biologi dalam mengajak siswa menulis dan mencintai sastra.

Kebahagiaannya membuncah saat para siswa peserta lomba dengan bangga memamerkan buku karya mereka. Sungguh, baginya ini adalah obat mujarab atas segala jerih.

Saat " Nada Rasa Pelangi" menyapa langit Pulaupanggung, semoga literasi semakin benderang menyinari luas semesta.

Doa memberi harapan dan membuatnya selalu optimis. Diana Pujiatie, meretas jalan literasi diantara liku kehidupan.Mencoba menyalakan api literasi untuk negeri.

Meski api itu kecil.Semoga tak lantas padam. Ia bermimpi kelak akan ada anak didiknya bisa menjadi penulis hebat. Penulis yang bisa berbagi kebaikan dan manfaat melalui goresan pena.Aamiiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun