Pernahkah merasa hari-hari berjalan dengan sumpek, pikiran terasa kosong, tidak tenang, sulit fokus dan lelah secara mental. Bisa jadi anda, saya dan kita membutuhkan yang namanya Dopamine  Detox. Dopamine Detox adalah suatu metode mengurangi atau meminimalisir kegiatan yang dapat merangsang rasa senang ( candu) dalam jangka waktu tertentu.Tidak bisa dipungkiri teknologi gadget dengan segala fitur kecanggihannya membuat orang kecanduan. Ada keasyikan atau kesenangan tersendiri yang dirasakan oleh para pengguna gadget. Kesenangan yang tanpa disadari ternyata menimbulkan dampak negatif.
Saat orang aktif menggunakan gadget atau gawai terjadilah peningkatan produksi hormon dopamine. Hormon dopamine yang biasa disebut sebagai hormon pengendali emosi adalah senyawa kimia pada otak yang berperan sebagai neurotransmitter yaitu penyampai rangsangan ke seluruh tubuh. Ketika diproduksi dalam jumlah yang tepat, hormon dopamine dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih senang dan bahagia. Sebaliknya, kekurangan hormon dopamine dapat menyebabkan suasana hati menjadi buruk. Saat melakukan hal-hal yang bersifat menyenangkan, tubuh akan memproduksi hormon dopamine. Misalnya saat menonton konten video di youtube atau tiktok, bermain game online, dan menscrolling Instagram atau Facebook. Tanpa disadari, terlalu lama menggunakan gawai atau gadget dapat memicu peningkatan produksi hormon dopamine secara berlebihan. Dan jika itu terjadi terus-menerus hampir setiap hari akan membuat kita semakin kecanduan.
Manusia zaman sekarang memang tidak bisa lepas dari kebutuhan akan gadget. Kita membutuhkan teknologi gawai untuk membantu kehidupan kita sehari-hari. Kepraktisan dan kecanggihannya membuat kita mudah dalam mengakses apapun mulai dari informasi, komunikasi, Â transportasi, hiburan, belanja, hingga games.
Fakta menyebutkan hampir jutaan manusia di muka bumi ini mulai dari anak-anak hingga dewasa  tidak bisa lepas dari gawai. Terlebih di saat pandemi covid kemarin yang mengharuskan kita untuk bekerja dan belajar dari rumah di mana  hampir setiap waktu kita habiskan untuk terkoneksi dengan gawai dan internet.
Dopamine detox dapat dilakukan dengan cara mengurangi atau menghilangkan dominasi rangsangan yang berlebihan terhadap sesuatu yang kita anggap menyenangkan atau membuat fun. Termasuk salah satunya adalah penggunaan gawai secara berlebihan yang membuat kita kecanduan  (adiktif).
Seseorang dikatakan kecanduan gawai ketika menghabiskan sebagian besar waktunya hingga berjam jam dengan ponsel pintarnya. Berikut adalah ciri-ciri orang kecanduan gawai :
1. Selalu mengisi waktu luangnya dengan bermain gawai.
2. Merasa gelisah jika tidak menggunakan gadget.
3.Malas untuk melakukan aktivitas lain yang sifatnya harus mengeluarkan tenaga ( efforts) seperti membaca buku, menulis atau berolahraga
4. Lebih betah berada di rumah dan menyendiri.
5. Sulit tidur saat malam hari.
6. Sulit fokus saat di sekolah maupun di tempat kerja.
Dampak yang ditimbulkan dari kecanduan gawai sangat significan. Ironisnya, banyak orang yang tidak menyadari hal itu. Ironisnya, mereka merasa baik-baik saja dan merasa tidak perlu mengurangi penggunaan gadget dalam sehari-hari bahkan terus terlarut dalam adiksi yang menyita waktu. Dampak kecanduan gawai tidak hanya berpengaruh secara fisik tapi juga pada mental.
Dampak kecanduan gawai terhadap kesehatan fisik antara lain :
1. Bermasalah pada mata yaitu munculnya gangguan penglihatan dan mata lelah.
2. Nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti leher, bahu dan pergelangan tangan.
3. Orang yang kecanduan gawai rata-rata mengalami penurunan kualitas tidur karena jam tidur mereka dihabiskan untuk begadang. Dan hal ini dapat meningkatkan resiko obesitas hingga penyakit kronis lainnya.
Sementara itu, dampak secara mental akibat kecanduan gawai di antaranya:
1. Menjadi lebih mudah marah, dan panik.
2. Stress berlebihan.
3. Sering merasa kesepian karena kurang bersosialisasi dengan orang lain.
4. Meningkatnya resiko gangguan kecemasan hingga  timbulnya depresi.
5. Sulit berkonsentrasi saat bekerja atau belajar.
Melansir dari Kompas, Dopamine detox diciptakan oleh Dr Cameron Sepah yaitu seorang psikiater dari University of California, San Fransisco. Terapi ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi perilaku kompulsif pada gangguan kesehatan fisik dan mental seseorang.
Cara melakukan dopamine detox adalah dengan membiarkan otak berada pada fase istirahat sambil mereset ulang siklus yang berpotensi memicu ketagihan atau kecanduan. Menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat kita kecanduan dan membiarkan rasa bosan terus muncul. Â Selama melakukan dopamine detox, kita bisa mengalihkan sumber dopamine dan menggantinya dengan kegiatan lain yang lebih efektif dan bermanfaat.
Perlukah kita melakukan dopamine detox?
Menurut saya sangat perlu. Terlebih bagi kita sebagai pengguna aktif gadget dalam keseharian. Luangkan waktu untuk melepaskan keterikatan terhadap ponsel pintar dalam keseharian anda. Bisa sehari dua hari hingga 90 hari. Batasi waktu untuk membuka ponsel pintar. Dan gunakan ponsel pintar hanya untuk keperluan yang sangat penting. Bila dirasa sangat perlu, hapus beberapa aplikasi yang sangat kuat memberikan distraksi seperti media sosial atau game online. Jika merasa bosan dan sangat tersiksa ingin membuka aplikasi lain, tahan diri dan tahan nafas lalu buang nafas, biarkan diri kita merasa bosan dan jenuh lalu  alihkan pada kegiatan lain yang sifatnya membutuhkan effort atau usaha lebih seperti bergerak atau berolahraga, bermain alat musik, membuat kerajinan tangan, membersihkan rumah atau berpikir dan memusatkan fokus perhatian seperti dalam kegiatan membaca dan menulis) atau bermeditasi.
Terkait dengan kegiatan literasi ( khususnya membaca dan menulis), melepaskan ketergantungan terhadap ponsel pintar dan mengalihkannya dengan membaca atau menulis menurut saya cukup efektif untuk mereset otak atau mendetoksifikasi hormon dopamine dalam otak kita. Dengan berliterasi, Otak akan dipaksa untuk berpikir dan fokus.
Kegiatan tantangan literasi yang diselenggarakan oleh Gerakan Literasi Nusantara (GLN) Gareulis Jabar merupakan wadah untuk menumbuhkembangkan minat terhadap kegiatan literasi dimulai dari kegiatan yang paling sederhana yaitu membaca dan menulis. Dengan bergabung pada kegiatan tantangan ini cukup ampuh bagi saya untuk menerapkan dopamine detox. Dengan memaksa diri untuk mengikuti berbagai tugas-tugas tantangan yang diberikan, secara otomatis membuat saya bisa mendisiplinkan diri untuk kembali pada hal-hal klasik yang sudah cukup lama saya tinggalkan yaitu membaca buku dan menulis dan melepaskan diri pelan-pelan dari gawai. Saya seperti menemukan kembali romansa yang dulu melekat erat dengan diri saya beberapa tahun yang lalu jauh sebelum saya terkontaminasi dengan gawai.
Meskipun tugas-tugas yang diberikan dalam talenta literasi lumayan berat dan terkadang berbenturan dengan kesibukan saya sebagai guru tapi perlahan-lahan ada kenikmatan tersendiri yang saya rasakan. Saya merasakan kembali ketenangan ketika sedang membaca buku. Saya juga merasakan fokus dan atensi saya kembali menguat ketika saya sedang menulis. Karena secara tidak langsung, saya memaksa otak saya untuk berpikir secara mendalam. Seru dan menyenangkan.
Dalam hiruk pikuk rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Berliterasi dapat menjadi sarana ampuh untuk menemukan kembali keheningan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H