5. Sulit berkonsentrasi saat bekerja atau belajar.
Melansir dari Kompas, Dopamine detox diciptakan oleh Dr Cameron Sepah yaitu seorang psikiater dari University of California, San Fransisco. Terapi ini dinilai cukup efektif untuk mengatasi perilaku kompulsif pada gangguan kesehatan fisik dan mental seseorang.
Cara melakukan dopamine detox adalah dengan membiarkan otak berada pada fase istirahat sambil mereset ulang siklus yang berpotensi memicu ketagihan atau kecanduan. Menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat kita kecanduan dan membiarkan rasa bosan terus muncul. Â Selama melakukan dopamine detox, kita bisa mengalihkan sumber dopamine dan menggantinya dengan kegiatan lain yang lebih efektif dan bermanfaat.
Perlukah kita melakukan dopamine detox?
Menurut saya sangat perlu. Terlebih bagi kita sebagai pengguna aktif gadget dalam keseharian. Luangkan waktu untuk melepaskan keterikatan terhadap ponsel pintar dalam keseharian anda. Bisa sehari dua hari hingga 90 hari. Batasi waktu untuk membuka ponsel pintar. Dan gunakan ponsel pintar hanya untuk keperluan yang sangat penting. Bila dirasa sangat perlu, hapus beberapa aplikasi yang sangat kuat memberikan distraksi seperti media sosial atau game online. Jika merasa bosan dan sangat tersiksa ingin membuka aplikasi lain, tahan diri dan tahan nafas lalu buang nafas, biarkan diri kita merasa bosan dan jenuh lalu  alihkan pada kegiatan lain yang sifatnya membutuhkan effort atau usaha lebih seperti bergerak atau berolahraga, bermain alat musik, membuat kerajinan tangan, membersihkan rumah atau berpikir dan memusatkan fokus perhatian seperti dalam kegiatan membaca dan menulis) atau bermeditasi.
Terkait dengan kegiatan literasi ( khususnya membaca dan menulis), melepaskan ketergantungan terhadap ponsel pintar dan mengalihkannya dengan membaca atau menulis menurut saya cukup efektif untuk mereset otak atau mendetoksifikasi hormon dopamine dalam otak kita. Dengan berliterasi, Otak akan dipaksa untuk berpikir dan fokus.
Kegiatan tantangan literasi yang diselenggarakan oleh Gerakan Literasi Nusantara (GLN) Gareulis Jabar merupakan wadah untuk menumbuhkembangkan minat terhadap kegiatan literasi dimulai dari kegiatan yang paling sederhana yaitu membaca dan menulis. Dengan bergabung pada kegiatan tantangan ini cukup ampuh bagi saya untuk menerapkan dopamine detox. Dengan memaksa diri untuk mengikuti berbagai tugas-tugas tantangan yang diberikan, secara otomatis membuat saya bisa mendisiplinkan diri untuk kembali pada hal-hal klasik yang sudah cukup lama saya tinggalkan yaitu membaca buku dan menulis dan melepaskan diri pelan-pelan dari gawai. Saya seperti menemukan kembali romansa yang dulu melekat erat dengan diri saya beberapa tahun yang lalu jauh sebelum saya terkontaminasi dengan gawai.
Meskipun tugas-tugas yang diberikan dalam talenta literasi lumayan berat dan terkadang berbenturan dengan kesibukan saya sebagai guru tapi perlahan-lahan ada kenikmatan tersendiri yang saya rasakan. Saya merasakan kembali ketenangan ketika sedang membaca buku. Saya juga merasakan fokus dan atensi saya kembali menguat ketika saya sedang menulis. Karena secara tidak langsung, saya memaksa otak saya untuk berpikir secara mendalam. Seru dan menyenangkan.
Dalam hiruk pikuk rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Berliterasi dapat menjadi sarana ampuh untuk menemukan kembali keheningan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H