Mohon tunggu...
Diana Tri Hartati
Diana Tri Hartati Mohon Tunggu... Penulis - penulis buku anak, penulis artikel

Seorang ibu rumah tangga yang suka menulis. Kadang nge-halu kalau lagi sendiri 😁

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Kawin Sang Duda

16 Desember 2022   19:06 Diperbarui: 16 Desember 2022   19:15 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum reda suara pergunjingan warga kampung, Sarijo kembali membawa pulang seorang janda. Sulastri, janda kembang yang baru saja ditinggal mati suaminya berhasil dipersunting oleh Sarijo. Kali ini hubungan harmonis yang dibangun Sarijo bersama Sulastri sedikit menepis anggapan miring tentang Sarijo. Sarijo sering terlihat mengantarkan Sulastri ke pasar. Sulastri, istri keempat Sarijo memang berprofesi sebagai pedagang sayuran.

Kebersamaan Sarijo bersama Sulastri berlangsung hingga belasan tahun hingga pada suatu sore terjadilah peristiwa menghebohkan itu. Sulastri meninggal dunia di kamar mandi rumahnya. Meninggalnya Sulastri ini membuat Sarijo sangat terpukul. Seminggu lamanya ia mengurung diri di dalam kamar. Sarijo merasa Sulastri merupakan wanita yang bisa menjadi pelabuhan hatinya, mengerti tentang penderitaan yang dialaminya. Keempat anak Sarijo yang telah beranjak dewasa pun tidak kuasa menghibur kegundahan hati bapaknya yang tengah galau.

Akhirnya didatangkan seorang kyai untuk memberikan pencerahan bagi Sarijo. Setelah diberikan motivasi dan semangat, akhirnya Sarijo kembali "normal". Ia yang telah memasuki usia setengah baya mulai terlihat beraktivitas seperti biasa; bekerja, beribadah, dan bersosialisasi di masyarakat.

Tahun berganti tahun. Warga kampung Parukan seolah telah melupakan "cerita" tentang Mbah Sarijo kala masih muda. Mbah Sarijo menjadi sesepuh yang disegani  dan menjadi panutan para anak muda. Mbah Sarijo dikenal santun dan taat beribadah. Hingga di pagi buta itu terdengarlah sebuah keributan di rumah Mbah Sarijo. Para peronda secara tidak sengaja mendengar Mbah Sarijo sedang berdebat sengit dengan anak-anak perempuannya.

"Aku mau kawin lagi, aku ingin mempunyai istri yang bisa merawat dan menyayangiku," demikian kata Mbah Sarijo.

"Tidak bisa!" jawab Mawar dengan keras.

"Tidak mungkin!" sahut Melati .

"Aku tidak setuju!" timpal Kemuning.

"Bapak  tidak pantas kawin lagi. Bapak sudah menikah empat kali, kami malu punya bapak "tukang kawin", kata Kenanga dengan ketus.

"Apa urusan kalian melarang aku kawin lagi? Selama ini kalian tidak peduli padaku. Kalian sibuk dengan urusan sendiri. Pokoknya aku mau kawin lagi, dan tidak ada seorang pun yang bisa menghalangiku, titik!" kata Mbah Sarijo tidak kalah tegas.

Akhir perdebatan di pagi buta itu tidak diketahui dengan pasti, yang jelas setelah kejadian tersebut perangai Mbah Sarijo terlihat berubah. Penampilan kakek itu terlihat lebih bersih, pakaian-pakaian yang dikenakannya selalu terlihat rapi, dan rambut putihnya pun tertata dengan licin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun