Mohon tunggu...
diana marsono
diana marsono Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

nama : diana marsono nim : 42321010027 dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si. AK Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahap Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg

4 November 2022   16:27 Diperbarui: 4 November 2022   16:33 4911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Individualisme serta tujuan( individualism and purpose) yakni sesi kedua dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi ini penalaran moral didasarkan pada imbalan serta kepentingan diri sendiri. Kanak- kanak taat apabila mereka mau taat serta apabila yang sangat baik buat kepentingan terbaik merupakan taat. Apa yang benar merupakan apa yang dialami baik serta apa yang dikira menciptakan hadiah. Mereka memandang aksi yang benar sebagai yang mengalir dari kepentingan diri sendiri. Timbal balik dimengerti sebagai pertukaran yang sama nikmat" Kamu melaksanakan ini buat aku serta aku hendak melaksanakannya buat Kamu."

Kedua tahapan dalam tingkatan dini ini ini diucap Hedonisme instrumental dimana watak timbal balik disini memegang peranan tetapi dalam makna masih" moral balas dendam". Kedua tahapan inipun cocok dengan waktu dengan stadium pra- operasional dalam teori pertumbuhan kognitif Piaget( Monks, dkk, 1999: 313)

Tingkatan 2( Konvensional)

Penalaran konvensional merupakan tingkatan kedua ataupun tingkatan menengah dari teori pertumbuhan moral Kohlberg. Internalisasi orang pada sesi ini merupakan menengah, seorang mentaati standar- standar( internal) tertentu, namun mereka tidak mentaati standar- standar( internal) orang lain, semacam orang tua ataupun warga. Pada tingkatan konvensional, seorang terus mencermati kesesuaian dengan aturan- aturan sosial yang berarti, namun bukan sebab alibi kepentingan diri sendiri. Mereka yakin kalau aktif dalam memelihara sistem sosial dikala ini membenarkan ikatan manusia yang positif serta kedisiplinan warga. Tingkatan konvensional biasanya terdapat pada seseorang anak muda ataupun orang berusia. Orang di tahapan ini memperhitungkan moralitas dari sesuatu aksi dengan membandingkannya dengan pemikiran serta harapan warga:

* Orientasi keserasian interpersonal serta konformitas( Perilaku anak baik).

Norma- norma interpersonal( interpersonal norms) yakni sesi ketiga dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Sesi penyesuaian dengan kelompok ataupun orientasi buat jadi" anak manis". Pada sesi berikutnya, terjalin suatu proses pertumbuhan kearah sosialitas serta moralitas kelompok. Norma- norma interpersonal, pada sesi ini seorang menghargai kebenaran, kepedulian, serta kesetiaan pada orang lain sebagai landasan pertimbangan- pertimbangan moral. Pemahaman serta kepedulian atas kelompok akrab, dan terbentuk suatu evaluasi hendak dirinya dihadapan komunitas/ kelompok. Kemauan buat mematuhi ketentuan sebab mereka mempromosikan ikatan harmoni sosial timbul dalam konteks ikatan individu yang dekat. Seorang mau mempertahankan kasih sayang serta persetujuan dari sahabat serta saudara dengan jadi" orang baik", dapat dipercaya, setia, menghormati, menolong, serta baik. Penalaran sesi 3 memperhitungkan moralitas dari sesuatu aksi dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam wujud ikatan interpersonal, yang mulai menyertakan perihal semacam rasa hormat, rasa terimakasih. Kemauan buat mematuhi ketentuan serta otoritas terdapat cuma buat menolong kedudukan sosial yang stereotip ini.

* Orientasi otoritas serta pemeliharaan aturan sosial( Moralitas hukum serta aturan).

Moralitas sistem sosial( social system morality) yakni sesi keempat dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi ini, pertimbangan moral didasarkan atas uraian ketentuan sosial, hukum- hukum, keadilan, serta kewajiban. Pada keadaan ini dimana seorang telah mulai beranjak pada orientasi hukum sah/ peraturan yang berperan buat menghasilkan keadaan yang tertib serta aman dalam kelompok/ komunitas. Seorang memperhitungkan perspektif yang lebih besar dari hukum warga. opsi moral tidak lagi bergantung pada ikatan dekat dengan orang lain. Kebalikannya, peraturan wajib ditegakkan dengan metode sama buat seluruh orang, serta tiap anggota warga mempunyai tugas individu buat menegakkan mereka dan mematuhi hukum, keputusan, serta kesepakatan sosial sebab bermanfaat dalam memelihara guna dari warga.

Tingkatan 3( Pasca- Konvensional)

Pada tingkatan ini, moralitas betul- betul diinternalisasikan serta tidak didasarkan pada standar- standar orang lain. Seorang memahami aksi moral alternatif, menjajaki pilihan- pilihan, serta setelah itu memutuskan bersumber pada sesuatu kode moral individu. Seorang pada tingkatan pasca- konventional bergerak di luar tidak butuh diragukan lagi sokongan buat peraturan serta undang- undang warga mereka sendiri. Mereka mendefinisikan moralitas dalam perihal prinsip abstrak serta nilai- nilai yang berlaku buat seluruh suasana serta warga. Tingkatan pasca- konvensional, juga diketahui sebagai tingkatan berprinsip, terdiri dari sesi 5 serta 6 dari pertumbuhan moral. Realitas kalau individu- individu merupakan entitas yang terpisah dari warga saat ini jadi terus menjadi jelas. Perspektif seorang wajib dilihat saat sebelum perspektif warga. Pada tingkatan ini, moralitas betul- betul diinternalisasikan serta tidak didasarkan pada standar- standar orang lain. Seorang memahami tindakan- tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan- pilihan, serta setelah itu memutuskan bersumber pada sesuatu kode moral individu:

* Orientasi kontrak sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun