Mohon tunggu...
diana marsono
diana marsono Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

nama : diana marsono nim : 42321010027 dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si. AK Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahap Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg

4 November 2022   16:27 Diperbarui: 4 November 2022   16:33 4911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Diana Marsono
NIM : 42321010027
Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Universitas Mercubuana

Tahap Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg

Teori moral merupakan perilaku serta sikap individu yang didasari oleh nilai nilai hukum yang terletak di lingkungan tempat ia hidup. Jadi orang bisa dikatakan bisa mempunyai teori moral merupakan kala orang telah hidup dengan mentaati hukum hukum yang berlaku di tempat ia hidup.

Sebaliknya bagi Lawrence Kohlberg, tahapan pertumbuhan teori moral merupakan dimensi dari besar rendahnya teori moral orang bersumber pada pertumbuhan penalaran teori moralnya. Teori pertumbuhan moral kohlberg yang dikemukakan oleh Psikolog Kohlberg membuktikan kalau perbuatan moral bukan hasil sosialisasi ataupun pelajaran yang diperoleh dari Kerutinan serta perihal perihal lain yang berhubungan dengan norma kebudayaan( Sunarto, 2013: 176).

Tidak hanya itu Psikolog Kohlberg pula menyelidiki struktur proses berpikir yang mendasari sikap moral( Moral Bahavior). Dalam perkembangannya Psikolog Kohlberg pula melaporkan terdapatnya tingkatan tingkatan yang berlangsung sama pada tiap kebudayaan. Dalam penelitiannya Lawrence Kohlberg sukses memperlihatkan 6 sesi dalam segala proses berkembangnya pertimbangan moral anak serta orang muda. Keenam jenis sempurna itu diperoleh dengan mengganti 3 sesi Piaget/ Dewey serta menjadikannya 3" tingkatan" yang tiap- tiap dipecah lagi atas 2" sesi". Ketiga" tingkatan" itu merupakan tingkatan prakonvensional, konvensional serta pasca- konvensional.

https://wyattctxz.blogspot.com/
https://wyattctxz.blogspot.com/

Tingkatan 1( Pra- Konvensional)

Penalaran pra- konvensional merupakan tingkatan yang sangat rendah dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada tingkatan ini, anak tidak memperlihatkan internalisasi nilai- nilai moral, penalaran moral dikendalikan oleh imbalan( hadiah) serta hukuman ekternal. Semacam dalam sesi heteronomous Piaget, kanak- kanak menerima ketentuan figur otoritas, serta aksi yang dinilai oleh konsekuensi mereka. Sikap yang menyebabkan hukuman ditatap sebagai kurang baik, serta mereka yang menuju pada penghargaan dilihat sebagai baik. Tingkatan pra- konvensional dari penalaran moral biasanya terdapat pada kanak- kanak, meski orang berusia pula bisa menampilkan penalaran dalam sesi ini. Seorang yang terletak dalam tingkatan pra- konvensional memperhitungkan moralitas dari sesuatu aksi bersumber pada konsekuensinya langsung. Tingkatan pra- konvensional terdiri dari 2 tahapan dini dalam pertumbuhan moral, serta murni memandang diri dalam wujud egosentris:

* Orientasi kepatuhan dan hukuman.

Orientasi hukuman serta kepatuhan( punishment and obedience orientation) yakni sesi awal dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi ini pertumbuhan moral didasarkan atas hukuman, seorang memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari aksi mereka yang dialami sendiri. Sebagai contoh, sesuatu aksi dikira salah secara moral apabila orang yang melaksanakannya dihukum. Terus menjadi keras hukuman diberikan dikira terus menjadi salah aksi itu. Sebagai bonus, dia tidak ketahui kalau sudut pandang orang lain berbeda dari sudut pandang dirinya. Tahapan ini dapat dilihat sebagai sejenis otoriterisme. Kanak- kanak pada sesi ini susah buat memikirkan 2 sudut pandang dalam dilema moral. Dampaknya, mereka mengabaikan hasrat orang- orang serta bukan fokus pada ketakutan otoritas serta menjauhi hukuman sebagai alibi buat berlagak secara moral.

* Orientasi minat pribadi

Individualisme serta tujuan( individualism and purpose) yakni sesi kedua dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi ini penalaran moral didasarkan pada imbalan serta kepentingan diri sendiri. Kanak- kanak taat apabila mereka mau taat serta apabila yang sangat baik buat kepentingan terbaik merupakan taat. Apa yang benar merupakan apa yang dialami baik serta apa yang dikira menciptakan hadiah. Mereka memandang aksi yang benar sebagai yang mengalir dari kepentingan diri sendiri. Timbal balik dimengerti sebagai pertukaran yang sama nikmat" Kamu melaksanakan ini buat aku serta aku hendak melaksanakannya buat Kamu."

Kedua tahapan dalam tingkatan dini ini ini diucap Hedonisme instrumental dimana watak timbal balik disini memegang peranan tetapi dalam makna masih" moral balas dendam". Kedua tahapan inipun cocok dengan waktu dengan stadium pra- operasional dalam teori pertumbuhan kognitif Piaget( Monks, dkk, 1999: 313)

Tingkatan 2( Konvensional)

Penalaran konvensional merupakan tingkatan kedua ataupun tingkatan menengah dari teori pertumbuhan moral Kohlberg. Internalisasi orang pada sesi ini merupakan menengah, seorang mentaati standar- standar( internal) tertentu, namun mereka tidak mentaati standar- standar( internal) orang lain, semacam orang tua ataupun warga. Pada tingkatan konvensional, seorang terus mencermati kesesuaian dengan aturan- aturan sosial yang berarti, namun bukan sebab alibi kepentingan diri sendiri. Mereka yakin kalau aktif dalam memelihara sistem sosial dikala ini membenarkan ikatan manusia yang positif serta kedisiplinan warga. Tingkatan konvensional biasanya terdapat pada seseorang anak muda ataupun orang berusia. Orang di tahapan ini memperhitungkan moralitas dari sesuatu aksi dengan membandingkannya dengan pemikiran serta harapan warga:

* Orientasi keserasian interpersonal serta konformitas( Perilaku anak baik).

Norma- norma interpersonal( interpersonal norms) yakni sesi ketiga dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Sesi penyesuaian dengan kelompok ataupun orientasi buat jadi" anak manis". Pada sesi berikutnya, terjalin suatu proses pertumbuhan kearah sosialitas serta moralitas kelompok. Norma- norma interpersonal, pada sesi ini seorang menghargai kebenaran, kepedulian, serta kesetiaan pada orang lain sebagai landasan pertimbangan- pertimbangan moral. Pemahaman serta kepedulian atas kelompok akrab, dan terbentuk suatu evaluasi hendak dirinya dihadapan komunitas/ kelompok. Kemauan buat mematuhi ketentuan sebab mereka mempromosikan ikatan harmoni sosial timbul dalam konteks ikatan individu yang dekat. Seorang mau mempertahankan kasih sayang serta persetujuan dari sahabat serta saudara dengan jadi" orang baik", dapat dipercaya, setia, menghormati, menolong, serta baik. Penalaran sesi 3 memperhitungkan moralitas dari sesuatu aksi dengan mengevaluasi konsekuensinya dalam wujud ikatan interpersonal, yang mulai menyertakan perihal semacam rasa hormat, rasa terimakasih. Kemauan buat mematuhi ketentuan serta otoritas terdapat cuma buat menolong kedudukan sosial yang stereotip ini.

* Orientasi otoritas serta pemeliharaan aturan sosial( Moralitas hukum serta aturan).

Moralitas sistem sosial( social system morality) yakni sesi keempat dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi ini, pertimbangan moral didasarkan atas uraian ketentuan sosial, hukum- hukum, keadilan, serta kewajiban. Pada keadaan ini dimana seorang telah mulai beranjak pada orientasi hukum sah/ peraturan yang berperan buat menghasilkan keadaan yang tertib serta aman dalam kelompok/ komunitas. Seorang memperhitungkan perspektif yang lebih besar dari hukum warga. opsi moral tidak lagi bergantung pada ikatan dekat dengan orang lain. Kebalikannya, peraturan wajib ditegakkan dengan metode sama buat seluruh orang, serta tiap anggota warga mempunyai tugas individu buat menegakkan mereka dan mematuhi hukum, keputusan, serta kesepakatan sosial sebab bermanfaat dalam memelihara guna dari warga.

Tingkatan 3( Pasca- Konvensional)

Pada tingkatan ini, moralitas betul- betul diinternalisasikan serta tidak didasarkan pada standar- standar orang lain. Seorang memahami aksi moral alternatif, menjajaki pilihan- pilihan, serta setelah itu memutuskan bersumber pada sesuatu kode moral individu. Seorang pada tingkatan pasca- konventional bergerak di luar tidak butuh diragukan lagi sokongan buat peraturan serta undang- undang warga mereka sendiri. Mereka mendefinisikan moralitas dalam perihal prinsip abstrak serta nilai- nilai yang berlaku buat seluruh suasana serta warga. Tingkatan pasca- konvensional, juga diketahui sebagai tingkatan berprinsip, terdiri dari sesi 5 serta 6 dari pertumbuhan moral. Realitas kalau individu- individu merupakan entitas yang terpisah dari warga saat ini jadi terus menjadi jelas. Perspektif seorang wajib dilihat saat sebelum perspektif warga. Pada tingkatan ini, moralitas betul- betul diinternalisasikan serta tidak didasarkan pada standar- standar orang lain. Seorang memahami tindakan- tindakan moral alternatif, menjajaki pilihan- pilihan, serta setelah itu memutuskan bersumber pada sesuatu kode moral individu:

* Orientasi kontrak sosial.

Pada sesi ini, seorang menguasai kalau nilai- nilai serta aturan- aturan merupakan bertabiat relatif serta kalau standar bisa berbeda dari satu orang ke orang lain, menyadari kalau hukum berarti untuk warga, namun pula mengenali kalau hukum bisa diganti. Sesuatu orientasi kontrak sosial, biasanya bernada bawah legalistis serta utilitarian. Perbuatan yang benar cenderung didefinisikan dari segi hak- hak bersama serta ukuran- ukuran yang sudah diuji secara kritis serta disepakati oleh segala warga. Ada sesuatu pemahaman yang jelas menimpa relativisme nilai- nilai serta pendapat- pedapat individu dan sesuatu tekanan pada prosedur yang cocok buat menggapai konvensi. terlepas dari apa yang disepakati secara konstitusional serta demokratis, yang benar serta yang salah ialah soal nilai serta komentar individu. Hasilnya merupakan sesuatu tekanan atas sudut pemikiran sah, namun dengan menggarisbawahi kemungkinan

pergantian hukum bersumber pada pertimbangan rasional menimpa khasiat sosial serta bukan buatnya beku dalam kerangka hukum serta kedisiplinan semacam pada style sesi 4. Di luar bidang sah, persetujuan serta kontrak leluasa ialah unsur- unsur pengikat unsur- unsur kewajiban.

* Prinsip etika universal.

Prinsip- prinsip etis umum( umum ethical principles) yakni sesi keenam serta paling tinggi dalam teori pertumbuhan moral Kohlberg. Pada sesi paling tinggi, aksi yang benar didefinisikan sendiri, prinsip- prinsip etis yang diseleksi dari hati nurani yang berlaku buat seluruh umat manusia, tanpa hukum serta konvensi sosial. Penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak memakai prinsip etika umum. Apabila mengalami konflik secara hukum serta suara hati, seorang hendak menjajaki suara hati, meski keputusan itu bisa jadi mengaitkan efek individu. Hukum cuma valid apabila berdasar pada keadilan, serta komitmen terhadap keadilan, pula menyertakan keharusan buat tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Keputusan dihasilkan secara kategoris dalam metode yang mutlak serta bukannya secara hipotetis secara kondisional.

 

Pada teori Kohlberg kepribadian untuk tiap orang pasti tidak bisa membebaskan diri dari aspek- aspek psikis yang ada pada orang yang dimungkinkan mempengaruhi dalam proses pencapaian keberhasilan pembangunan kepribadian itu sendiri. Salah satu aspek psikis orang yang sangat mempengaruhi signifikan untuk pertumbuhan karakter orang merupakan aspek moral. Hingga, Lawrence Kohlberg menawarkan tahap- tahap perkembanagn moral pada orang yang dengan uraian kita terhadap pentahapan yang ada dalam pertumbuhan moral tersebut hendak menolong kita dalam mengaktualisasikan pembelajaran kepribadian yang efisien dengan sokongan teori pertumbuhan moral ini. Misalnya bila kita sudah menguasai pada sesi 3 pertumbuhan moral, kita tidak wajib menguasai pada tahapan yang lebih besar. Disebabkan tiap orang tumbuh lewat pertumbuhan yang sama namun tiap orang memiliki perkembangannya masing masing serta bermacam- macam.

 

SUMBER

* https://malpalenisatriana.wordpress.com/2010/11/05/perkembangan-moral-menurut-teori-lawrence-kohlberg/

* https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/download/754/723

* Modul 10 Pendidikan Pendidikan anti korupsi dan Etik UMB

* https://dosenpsikologi.com/teori-perkembangan-moral-kohlberg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun