"Kalau yang lain bisa menolak, tentu saja aku bisa menolak, kenapa tidak? Lagipula, mereka sempat ditanyai, kenapa aku tidak?" protes Kenanga.
"Sayangnya kamu tidak bisa menolak. Kamu dapat perintah langsung dari atasan. Kenapa? Karena kata atasan, dulu waktu kamu sekolah, kamu adalah bintangnya IPA, orang eksak, sering juara lomba, ahli sains, pokoknya begitulah! Ya kan? Jadi kamu termasuk kandidat pasti, yang tidak perlu ditanyai dulu." kata Rudi lagi, sambil masih tersenyum menatap Kenanga.
"Tidak, itu hoax." kata Kenanga datar.
"Bagaimana mungkin senior yang serius, pendiam, dan selalu mengatakan sesuatu yang benar itu bilang hoax?" sanggah Rudi segera.
"Ya, gitu ya?! Aku harus segera membagikan surat perintah ini ke beberapa guru yang lain." kata Rudi tergesa-gesa.Â
"Perintah macam apa ini?" kata Kenanga lirih, sambil memalingkan wajahnya.
"Apa?" tanya Rudi.Â
"Tidak apa-apa." kata Kenanga sambil menengokkan wajahnya lagi.
"Aku dapat berapa jam?"
"Dapat dua kelas, teknik 1 dan teknik 2, totalnya delapan jam."Â
"Aku sudah ngajar 32 jam ditambah delapan jam jadi 40 jam dong?!"