Dunia Ini Didesain Hanya Untuk Orang Kuat
Aku duduk di gazebo depan rumahku. Tengah hari terik, sekitar pukul 13.00, namun angin dingin musim kemarau mengalir kencang. Aku menikmati kopi panasku di cangkirku, merenung.
Aku sendiri masih mengenakan pakaian seragam guru lengkap, rok merah hati, baju batik putih-kemerahan, dan jilbab yang juga berwarna merah hati tetapi lebih muda. Aku luruskan kaki di gazebo di depan rumahku itu.
Aku baru saja menemui seseorang tadi, salah seorang pejabat sekolah.
"Mba, punya materi Olahan Tumbuhan?" tanya Nisa via WhatsApp.Â
Aku tersenyum melihat pesan singkat itu. Lalu kubuka data-data di google drive-ku, kukopikan link-nya, dan kukurimkan pada Nisa.
"Mau jadi guru lagi atau dimintai teman, Nisa?" balik tanyaku.
"Mau jadi guru lagi ini Mba, tapi di swasta..hehe.." jawabnya
Meskipun berkomunikasi lewat WhatsApp, aku bisa membayangkan ekspresinya, pasti dia tersenyum atau tertawa renyah seperti biasanya.
Mataku cukup berbinar, seolah punya sedikit harapan, "Jadi guru? Masih ada lowongan? Apa aku boleh ikut daftar? Mau resign aku ini Nisa, akhirnya.." kataku.
"Hah..resign? Mba, nggak salah..?"