Mohon tunggu...
Diana Setiyawati
Diana Setiyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai ^_^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Talal Asad sebagai Sumber Literasi Baru bagi Masyarakat Modern di Era Digital

7 Juni 2023   20:21 Diperbarui: 7 Juni 2023   20:26 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam adalah agama mayoritas dengan jumlah penganutnya yang paling banyak diantara agama - agama lainnya. Penganut dari agama islam dikenal sebagai muslim bagi laki - laki dan muslimah bagi yang perempuan. Sebagai seorang muslim, seluruh kehidupan sehari - hari sudah diatur sesuai dengan pedoman agama islam yang tercantum di Al-Qur'an maupun Hadits. Apalagi di era yang semakin maju seperti sekarang ini, perubahan budaya yang semakin cepat, dikarenakan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi, serta banyaknya pengaruh - pengaruh budaya Barat sehingga menuntut umat islam untuk selalu tetap berpegang teguh terhadap Al-Qur'an dan juga Hadits. Selain memiliki peran sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari - hari, ajaran islam juga memiliki peran yang sangat penting bagi ilmu - ilmu lainnya, salah satunya ilmu antropologi. Antropologi adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia, baik fisiknya, sosial, maupun kebudayaan manusia. Ilmu terapan dari antropologi ini dapat memberi masukan - masukan bagi pembangunan suatu negara agar menjadi lebih berbudaya dengan selalu mempertimbangkan masyarakat lokal di dalamnya sehingga suatu negara dapat menjaga identitas diri mereka.

Perpaduan antara agama dengan ilmu pengetahuan akan membuat seseorang lebih beradab dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki, apalagi bagi para ilmuwan yang mana menjadi acuan bagi ilmuwan - ilmuwan lainnya. Jika ilmuwan tersebut, beragama dan beradab, maka ilmu yang dimiliki akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat dan ia akan memperoleh pahala dari Allah SWT, khususnya dalam hal ini adalah para antropolog muslim. Salah satu tokoh antropolog muslim yang sangat berperan dengan memiliki banyak peran dan juga karya yang berkaitan dengan agama, kebudayaan, kekuasaan, dan juga politik adalah Talal Asad. Talal Asad adalah seorang antropolog muslim yang lahir di Saudi Arabia dan kedua orangtuanya bernama Muhammad Asad dan Munira (ibunya) pada bulan April tahun 1932. Ayahnya, yakni Muhammad Asad juga seorang ilmuwan muslim terkenal, sedangkan ibunya adalah perempuan tulen keturunan Arab. 

A. Biografi Singkat Talal Asad

Beliau menempuh pendidikannya di Pakistan dan dilanjut di Inggris. Pada tahun 1968, Beliau memperoleh gelarnya sebagai doktor di Oxford University. Sebelumnya, beliau juga kuliah di Universitas Edinburgh (jurusan arsitektur) pada tahun 1959. Ketika masa itu, beliau dikenal sering membaca pemikiran - pemikiran Marxisme. Dan sekarang, beliau menjadi Guru besar antropologi di salah satu universitas New York, yakni Graduate Center of The City University of New York. Sejak kecil, beliau tertarik dengan berbagai perbedaan budaya dan sosial karena melihat ayah dan ibunya berasal dari agama yang berbeda dulunya, dan kemudian si ayahnya menjadi muallaf. Semasa kecil beliau mengalami ketidakadilan ras, dan beliau menyatakan bahwa sejak munculnya modernitas, dunia ini telah memiliki tingkatan situasi dimana suatu identitas sosial dan politik ditentukan oleh ras seseorang tersebut. 

Kemudian, di tahun 1947 beliau juga menyaksikan secara langsung peristiwa - peristiwa menegangkan dan mengerikan terkait kekerasan antar agama, yakni adanya kekerasan brutal kepada Muslim Punjab Timur, umat Hindu yang dibunuh oleh sekelompok pemuda muslim yang mana menganggap dirinya paling benar. Pengalaman - pengalaman pribadi semasa hidupnya inilah yang akhirnya membuat beliau menjadi seorang antropolog muslim modern yang terkenal dengan pemikiran sekularismenya, islam diskursif, kekuasaan, agama, budaya, dan beragam penentangan terhadap pemikiran barat lainnya. Pada tahun 1961, beliau banyak melakukan penelitian lapangan di negara - negara Arab, terutama di Sudan dan Mesir. Karir akademik beliau lebih fokus pada agama dan kebudayaan. Berbagai macam karya telah beliau buat, terutama membahas tentang agama, budaya, dan kekuasaan, serta berkaitan dengan postkolonialisme juga.

B. Karya - Karya Talal Asad sebagai Sumber Literasi

Talal Asad merupakan seorang antropolog yang aktif membuat karya - karya yang berkaitan dengan budaya, keagamaan, termasuk didalamnya juga terdapat pembahasan kekuasaan, politik, sekularisme, dan semacamnya. Berikut ini adalah karya karya beliau dengan sedikit penjelasannya, baik berupa jurnal ilmiah (paper) maupun buku - buku yang dapat dijadikan sumber literasi oleh orang awam maupun rujukan bagi para ilmuwan lainnya. 

  1. On Suicide Bombing. Columbia University Press (2007) : kajian tentang kritikan dari karya - karya intelek 'kiri' dan 'kanan'. 

  2. Formations of the Secular: Christianity, Islam, Modernity. Stanford University Press (2003) : salah stau karya beliau yang paling eksplisit membahas tentang sekularisme. Beliau menentang adanya oposisi biner dan berbagai bentuknya dengan menggunakan teorinya Foucault tentang teori geneologi. Disini beliau membahas sekularisme yang dianggap sebagai doktrin politik dan melihatnya dari sisi Antropologi.

  3. On Re - reading a Modern Classic: W.C. Smith's The Meaning and End of Religion (2001)

  4. Remarks on the Anthropology of the Body" dalam Religionand  the  Body:  Comparative  Perspectives  on  Devotional  Practices (1997)  

  5. Comments on Conversion" in Conversion to Modernities: The Globalization of Christianity (1995)

dan masih banyak lagi..

C. Peran Pemikiran Talal Asad terhadap Kehidupan Era Digital Masa Kini

           Banyaknya karya - karya yang dihasilkan oleh Talal Asad menunjukkan bahwa beliau memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan ilmu, khususnya antropologi Islam di masa digital sekarang ini. Beliau dikenal sebagai antropolog yang menghasilkan pemikiran - pemikiran terkini dan cocok atau relate juga digunakan hingga masa yang akan datang. 

Contohnya adalah salah satu hasil pemikiran beliau dijadikan sumber literasi oleh seorang ilmuwan antropolog asal Indonesia, Profesor Adlin Sila, yang mana beliau menggunakan pemikiran Talal Asad untuk meneliti tentang ritual tahlilan dan maulid Nabi di Cikoang, Makassar.  Hasil penelitian menunjukkan sekaligus menentang pemikiran Barat yang menganggap praktik agama islam sama saja di tiap daerah. 

           Pemikiran beliau mengenai islam diskursif membantah pemikiran Barat Ernest Gellner, yakni seorang antropolog sosial Ceko-Inggris. Ernest berpendapat bahwa semua ajaran dan praktik ibadah orang - orang islam itu sama saja, yakni hanya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. Pemikiran ini dibantah oleh Talal Asad dan setelah dilakukan penelitian, suatu ajaran atau praktik ibadah orang - orang Islam tidak hanya didasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits saja, melainkan juga karena adanya pengaruh dari budaya masing - masing daerah yang turun temurun. 

           Penelitian Talal Asad menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama akomodatif yang mana berarti agama tersebut mampu mengimbangi kehidupan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin dinamis, termasuk di era digital seperti sekarang ini. Hal ini menunjukkan bahwa mempelajari sekaligus memahami masa lalu sangat penting untuk masa kini dan juga masa depan, tentunya ini juga akan berjalan apabila memiliki semangat literasi mempelajari pengetahuan - pengetahuan di masa lalu, sehingga nantinya akan mengetahui bagaimana perkembangan atau perubahan dinamis suatu fenomena yang kompleks, terkhusus dilihat dari perspektif antropologi.

            Pemikiran Talal Asad juga memiliki peran penting dalam moderasi beragama, dimana ia berusaha memberikan pemahaman terkait dengan konsep beragama yang inovatif dan dinamis tanpa harus mengacuhkan pedoman hidup umat islam, yakni Al-Qur'an dan Hadits serta juga berhubungan baik dengan sesama manusia agar tidak terlalu fanatik terhadap agama. Pemikiran beliau ini dapat membantu kita menghadapi berbagai persoalan masyarakat yang berhubungan dengan konflik agama maupun konflik kekuasaan, dimana konflik konflik semacam ini sangat sering terjadi di era sekarang. Apalagi di era digital sekarang, memudahkan masyarakat awam untuk mengakses ilmu atau pemikiran antropolog Islam Talal Asad ini, yakni dapat belajar dari platform YouTube atau dapat juga membaca jurnal - jurnal maupun buku karya beliau melalui internet / Google.

KESIMPULAN

             Talal Asad adalah seorang antropolog muslim yang lahir di Saudi Arabia dan sekarang menjadi profesor di Graduate Center of The City University of New York. Beliau adalah kritikus yang memiliki peran penting dalam perkembangan kebudayaan dan islam, terutama terkait dengan sekularisme, kekuasaan atau politik dalam agama,  antropologi islam diskursif, dan semacamnya. Beliau juga memiliki banyak karya - karya, baik jurnal ilmiah maupun buku - buku yang pemikirannya tersebut digunakan oleh para ilmuwan lain di seluruh dunia. Pemikiran beliau menjadi sumber literasi baru bagi seluruh masyarakat, baik orang awam maupun ilmuwan karena teori teori beliau adalah teori baru dimana bisa untuk mengkaji masa lampau, masa kini, dan juga masa yang akan datang. Beliau merupakan panutan bagi para calon antropolog muda untuk bisa terus berkarya di tengah - tengah modernisasi atau globalisasi tanpa meninggalkan identitas sebagai seorang muslim sehingga pemikiran atau pengetahuan yang dihasilkan harus tetap berpegang teguh terhadap Al-Qur'an dan Hadits.

Sumber Referensi

Armai, A. (2021). Konstruksi Moderasi Beragama Catatan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. PPIM UIN Jakarta.

Asad, T., Boyarin, J., Fadil, N., Agrama, H. A., Schaefer, D. O., & Abeysekara, A. (2020). Portrait: Talal Asad. Religion and Society, 11(1), 1-29.

Erlanda, Julhelmi. (2022). Sekilas tentang "Antropologi Islam"-nya Talal Asad https://www.kuliahalislam.com/2022/03/sekilas-tentang-antropologi-islam-nya.html diakses pada tanggal 17 Mei pukul 11.35 WIB.

Handaru, B. I. W. (2021). Tantangan Agama di Era Globalisasi: Analisis Strategi Komunikasi, Karakteristik dan Materi Dakwah. El Madani: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, 2(01), 1-24.

Kemenag Kalsel. (2018). Penceramah: Orang Beriman dan Berilmu, Mulia Dihadapan Allah dan Manusia https://kalsel.kemenag.go.id/berita/516170/Penceramah-Orang-Beriman-dan-Berilmu-Mulia-Dihadapan-Allah-dan-Manusia diakses pada tanggal 16 Mei 2023 pukul 11.28 WIB.

Mansir, F., Kian, L., Abas, S., & Sa'adi, M. (2022). Tantangan Anak di Indonesia Dalam Menghadapi Era Global: Kajian Pendidikan Agama Islam. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 5(2), 66-78.

Muzakkir, M. Rofiq. (2020). Antropologi Islam menurut Talal Asad: Islam sebagai "Tradisi Diskursif" https://thesuryakanta.com/2020/10/antropologi-islam-menurut-talal-asad-html/ diakses pada tanggal 17 Mei 2023 pukul 11.13 WIB. 

Rafsadi, Irsyad. (2019). Talal Asad dalam Antropologi Sekularisme https://www.paramadina-pusad.or.id/talal-asad-dan-antropologi-sekularisme/ diakses pada tanggal 17 Mei 2023 pukul 11.25 WIB 

Ridoi, M. (2023). Nilai Humanisme dalam QS Al-Balad. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, 6(1), 44-61. 

Wendry, N. (2016). Menimbang Agama dalam Kategori Antropologi: Telaah terhadap Pemikiran Talal Asad. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 4(1), 179-194.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun