Mohon tunggu...
dian kristyanto
dian kristyanto Mohon Tunggu... Dosen - Aktifitas saya sebagai seorang pengajar di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang aktif di Jurusan Ilmu Perpustakaan

Jl. Manyar Sabrangan No 19 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sampai Kapan Menunggu Konsistensi Ole?

26 September 2019   11:15 Diperbarui: 26 September 2019   11:16 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam satu minggu terakhir Klub Besar Inggris yaitu Manchester United menjalani dua rangkaian pertandingan, dimana kedua pertandingan dilalui dengan hasil minor walaupun pada pertandingan di Carabao Cup berhasil mengalahkan Rochdale, namun itupun dimenangkan melalui drama adu pinalti. Sementara pada pertandingan sebelumnya tim sekelas MU dipermalukan oleh West Ham United di kancah Liga Inggris. Lalu apa yang salah dengan tim ini?

Pelatih berlabel legenda (Ole Gunnar Solskjaer) didatangkan untuk menggatikan posisi pelatih dengan label juara sekelas Jose Mourinho dengan harapan tim dapat bermain seperti era Sir Alex Ferguson. 

Barisan suporter yang rindu juara dan menantikan elegansi permainan Manchester United memiliki ekspektasi tinggi terhadap sang legenda mengingat hasil positif yang di raih tim pada masa Ole menjabat sebagai pelatih sementara. 

Selepas musim kemarin berakhir dan memasuki laga pra musim 2019/2020 nampak permainan Manchester United dibawah kepelatihan Ole pasca ditetapkan sebagai pelatih kepala terlihat cukup menjanjikan. 

Kombinasi antara anak-anak muda binaan klub dengan pemain senior berkelas seperti Juan Mata, Pogba, De Gea dan lainnya memberi warna terhadap permainan Manchester United. 

Pertandingan pertama Liga Inggris juga memberi asa mengingat mereka mampu mengalahkan Chelsea dengan skor menjanjikan (4-0), permainan menarik dengan kerjasama tim dan kekompakan yang baik ditunjukkan oleh para pemain lama dan baru. 

Rekrutan anyar semacam Daniel James, Wan Bissaka dan Maguire menunjukkan kelasnya dan membuktikan bahwa mereka memang layak di rekrut oleh Manchester United. 

Setelah bursa transfer resmi di tutup, Manchester United kehilangan beberapa pemain kunci yang hengkang dari klub. Pemain berlabel bintang dilego seperti Lukaku dan Darmian, sementara Alexis Sanches dan Chris Smalling dipinjamkan ke klub Seri A Itali. 

Ole mulai memberi kesempatan bermain beberapa nama baru yang masih muda dan energik seperti Tahith Chong, Angel Gomes Hingga Greenwood dan memang hasilnya tidak terlalu jelek karena mereka sampai saat ini menunjukkan permainan yang lumayan. 

Akan tetapi persoalan muncul manakala hasil pertandingan setelah laga melawan Chelsea tidak berjalan mulus, tidak banyak skor yang dihasilkan oleh para penyerang Manchester United ke gawang lawan, selain itu pertahanan juga mulai tidak menunjukkan konsistensi sehingga sering kemasukan goal disaat MU unggul dari segi skor saat menghadapi lawan-lawan yang terbilang mudah ditaklukkan.

Bukti inkonsistensi Ole sebagai pelatih dapat dilihat dari dua pertandingan terakhir, bertanding melawan tim yang seharusnya dapat dikalahkan namun justru tim lawan dapat melakukan perlawanan sengit di Old Trafford. 

Permainan Maguire CS tidak menarik untuk dilihat dan sangat monoton, banyak peluang yang gagal menghasilkan gol karena penyelesaian akhir yang kurang. Apakah karena faktor banyaknya pemain inti yang cedera? atau memang Ole kurang pengalaman dalam  meracik tim sekelas Manchester United walaupun dia berlabel legenda tim. 

Bagi suporter yang diharapkan dari tim adalah kemenangan dan permainan atraktif khas Manchester United. Suporter memang mengharapkan adanya pemain berkelas namun lebih penting adalah tentang bagaimana tim ini dapat kembali menunjukkan greget sebagai tim juara dan disegani oleh lawannya.

 Old Trafford tidak lagi menakutkan seperti dulu mengingat cukup banyak pertandingan kandang yang memperoleh hasil minor, kebijakan transfer yang kadang tidak sesuai kebutuhan juga menjadi alasan buruknya penampilan tim. 

Namun demikian, mau sampai kapan suporter menunggu sang legenda (Ole) menunjukkan konsistensinya sebagai pelatih yang layak untuk Manchester United? Perlukah manajemen secepat mungkin mencari pengganti Ole sebelum tim ini benar-benar tidak mendapatkan prestasi apapun di musim ini? 

Manajemen tentu harus menyikapi permasalahan tim secara cepat, tim pelatih juga harus melakukan evaluasi terhadap kinerja pemain yang belum menyatu dengan filosofi tim. 

Manchester United tentu jauh lebih besar daripada para pemainnya, tentu pemain harus menunjukkan level permainan terbaik untuk membuktikan jika mereka layak berada di tim utama. 

Di satu sisi suporter menginginkan torehan yang baik walaupun hasil akhir belum tentu mereka dapat raihan juara, namun setidaknya daya juang, kerjasama dan taktik yang tepat menjadi harapan para pendukung melihat Manchester United kembali ke level yang seharusnya mereka miliki. Ole sebagai seorang pelatih dirasa tidak perlu menjadikan MU seperti di era Sir Alex, namun yang terpenting Ole dapat membawa tim ini bermain atraktif, kolektif dan berjuang atas nama Manchester United.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun