Saat melangkahkan kaki melewati security check saya langsung disambut dengan sawah hijau yang terbentang luas dan semilir angin yang sejuk menerpa wajah. Di depan saya ada air mancur bergaya Italia seakan menyesuaikan dengan bangunan yang ada dibelakangnya yang merupakan toko gelato, es krim khas negara Italia.Â
My gelato menyediakan gelato berbagai rasa yang bisa dipilih sesuai selera. Kursi-kursi dilengkapi dengan meja berpayung ditata di samping kiri sebelah luar toko sehingga pengunjung tidak perlu berjalan terlalu jauh dan bisa langsung duduk menikmati gelato.Â
Lanjut ke bangunan di sebelah My Gelato terdapat windmill atau kincir angin yang menjadi salah satu spot foto paling ikonik di La Li Sa Farmers. Tentu saja makin terlihat estetik dengan tambahan sepeda dan bunga-bunga di kanan kirinya.
Spot foto lainnya adalah barn atau bangunan gudang/lumbung yang biasa ada di peternakan Eropa. Letaknya di ujung sebelah barat. Bangunan ini sebenarnya toilet yang diakses dari sisi selatan. Namun desainnya dibuat seolah-olah bangunan ini memanjang ke belakang dan pintunya menghadap arah timur. Unik ya. Toiletnya memang sengaja dibuat di gedung yang super luas karena La Li Sa menyediakan 30 toilet untuk pengunjungnya. Â
Di depannya (maksudnya di samping toilet) ada sebuah playground. Anak-anak terlihat riang bermain ayunan, perosotan. Permainannya lumayan lengkap dan sangat ramah anak, dalam artian tidak dibuat terlalu tinggi. Jika anak yang kurang hati-hati terjatuh, luka/ cedera yang ditimbulkan tidak terlalu serius.Â
Anak-anak diberi kesempatan memberi makan kelinci. Hanya sepuluh ribu saja sudah mendapatkan seporsi wortel dan bisa berinteraksi dengan hewan lucu tersebut. Beberapa anak terlihat tertawa sementara yang lain berlari-larian di area kandang. Kelinci putih itu tampak lahap memakan potongan wortel. "Sungguh anak yang pemberani," batin saya.
Area persawahan berada di bawah, agak turun sedikit. Meskipun kontur tanah tidak rata di sini, saya mencermati tidak banyak undak-undakan. Sebagai penghubung lebih dipilih jalan setapak dibuat mengikuti kontur tanah yang menurun. Ini ide bagus. Akhirnya saya menemukan tempat yang ramah lansia.Â
Jika kita membawa orang tua tentu akan senang berjalan-jalan di sini karena tidak akan ada keluhan lutut sakit akibat naik turun tangga. Berkaca dari pengalaman pribadi, ibu saya selalu menolak jika diajak berwisata ke tempat yang harus naik turun tangga.