Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sate Ratu Pindah, Sate Merahnya Masih Seperti yang Dulu

9 Februari 2021   11:59 Diperbarui: 9 Februari 2021   12:23 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Budi dan K-Jog  (dokpri)

"Nepal", kata Pak Budi suaranya terdengar sangat keras agar melampaui suara hujan deras yang turun di sore menjelang malam. Pak Budi pemilik usaha Sate Ratu mengawali obrolan dengan teman-teman Kompasianer Jogja hari Rabu kemarin sekaligus menjelaskan tulisan yang terpampang saat masuk ke halaman depan Sate Ratu. Ah. Rupanya Sate Ratu mendapatkan tambahan 1 negara lagi. 

Ditengah suasana pandemi ada seorang turis dari Nepal yang "terjebak" di Jogja, pada bulan Juli 2020 yang lalu dia mengunjungi Sate Ratu. Sampai hari ini tercatat ada 85 negara yang sudah mengunjungi Sate Ratu. Memanglah cukup layak menempatkan Sate Ratu sebagai sate kesukaan turis mancangera dan Indonesia, sesuai dengan tagline-nya. 

Sate Merah & Kuah Kaldu Ayam menu andalan Sate Ratu
Sate Merah & Kuah Kaldu Ayam menu andalan Sate Ratu

Kok bisa sudah dikunjungi 85 negara di usia 5 tahun? Sate Ratu punya cerita. Cerita selengkapnya ditulis oleh Pak Budi dalam sebuah buku dengan judul Kok Bisa Gitu? Rahasia Memiliki Pelanggan dari 85 Negara yang sudah terbit di Januari 2021. "Awal Covid kemaren kan sempat tutup, jadilah buku ini', ujar Pak Budi. Barangkali sekaligus menjadi penanda bahwa di tahun 2021 usaha Sate Ratu yang dirintis Pak Budi menginjak usia 5 tahun. 

Saya ingat betul obrolan dengan Pak Budi 2019 silam di pertemuan pertama saya dengan Sate Merahnya Sate Ratu  yang kala itu berlokasi di Jogja Paradise Jalan Magelang, saat beliau bercerita tentang bagaimana dia memulai usahanya. 

"Sebuah usaha itu baru bisa stabil paling tidak 5 tahun", kata Pak Budi dan perkiraan Pak Budi sepertinya tidak meleset melihat perkembangan Sate Ratu sekarang.  Ternyata bagian ini juga diceritakan oleh Pak Budi di dalam bukunya, bisa jadi bacaan referensi buat yang sedang memulai usaha nih.

Keseruan KJog menikmati sate di Sate Ratu (dokpri)
Keseruan KJog menikmati sate di Sate Ratu (dokpri)

Di tahun 2021, Sate Ratu mengawali tahun ke 5-nya pindah ke lokasi yang baru.  Sebuah tanah kosong dengan beberapa pohon dan bangunan yang mulanya hendak dijadikan toko bangunan di daerah Condong Catur. Ini akan menjadi lokasi baru The Next Sate Ratu mulai 29 Januari 2021. Tepatnya di Jalan Sidomukti, Tiyasan Condong Catur, Depok Sleman, Yogyakarta sekitar 20-25 menit dari pusat kota. 

Jika berangkat dari arah kota seperti saya jalan yang paling mudah adalah melewati Jalan Gejayan ke utara sampai ring road. Dari ring road lurus ke utara melewati Terminal Condong Catur, nah dari sini bisa mengakses bantuan Google Map. Ketik saja The Next Sate Ratu maka kalian akan mendapatkan petunjuk arah, dari sini akan lebih mudah karena sudah sangat dekat. Berada persis di pinggir jalan sehingga kalian tidak akan keblasuk (tersesat). 

Suasana Sate Ratu di malam hari (area indoor) Dokpri
Suasana Sate Ratu di malam hari (area indoor) Dokpri

"Sepanjang jalan ini berderet caf dan tempat makan karena view persawahannya yang bagus. Udah kayak foodcourt aja", demikian Wardha salah seorang Kompasianer memberikan perumpamaan mengenai kawasan yang sedang berkembang menjadi puat kuliner di Jogja. Selain lokasi yang strategis, area Sate Ratu yang sekarang lebih luas dibandingkan lokasi lama.

Seakan menyesuaikan dengan pengunjung Sate Ratu yang semakin banyak jumlah meja juga ditambah sehingga bisa menampung sekitar 150 orang lebih. 

Ada area outdoor yang nyaman dan teduh oleh pepohonan, mata pun  dimanjakan dengan pemandangan sawah yang hijau di sebelahnya. Kapan lagi makan sate dengan view sebagus ini. 

Belum lagi aroma bakaran sate yang menggugah selera, yup area outdoor persis dibelakang area bakar sate. Bangunannya didesain minimalis dengan cat berwarna putih memberikan kesan lega. Benar-benar menomorsatukan kenyamanan tamu, harapannya tentu saja dengan area yang nyaman para tamu betah dan serasa di rumah sendiri.

 Selama masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Sate Ratu buka dari pukul 11.00 hingga pukul 21.00, untuk makan di tempat hanya sampai jam 20.00 

Area Bakar Sate di Sate Ratu (dokpri)
Area Bakar Sate di Sate Ratu (dokpri)

Keramahan, kenyamanan dan sate yang lezat tentu saja adalah alasan utama datang ke Sate Ratu. Ada Sate Merah, Sate Kanak, Lilit Basah dan Ceker Tugel yang menjadi pilihan. Jika penikmat rasa pedas Sate Merah wajib dicoba tetapi jika tidak bisa mentolerir rasa pedas ada pilihan Sate Kanak. Ssst...Sate Kanak ini menang jadi Juara Nasional Kategori Sate Ngulik Rasa 2019 yang diadakan oleh Unilever Food Solution. 

Selain menang kompetisi di bulan Agustus 2021 menerima penghargaan sebagai Travellers Choice Award 2020 oleh Trip Advisor. Sangat keren kan karena itu artinya Sate Ratu merupakan kelompok 10% teratas dari restoran-restoran seluruh dunia. WOW. Gimana gimana makin yakin kan kalau enaknya nggak kaleng-kaleng. 

Buat yang menghindari/kurang suka dengan daging yang dibakar ada pilihan Lilit Basah yang gurih. Pecinta ceker pasti suka dengan Ceker Tugel yang konon katanya pedesnya nampol. 

Di Sate Ratu semua sate disajikan dengan seporsi nasi bukan lontong atau ketupat. Pun tidak ada saus kacang seperti sate-sate pada umumnya, sebagai gantinya ada kuah polos kaldu ayam yang gurih banget. Cocok disruput panas-panas pas hujan kayak gini.

Area outdoor Sate Ratu dengan pemandangan sawah (dokpri)
Area outdoor Sate Ratu dengan pemandangan sawah (dokpri)

Ada yang berubah di Sate Ratu?

"Disini ada sekitar 30 karyawan dan kami bisa mempertahankan karyawan", kata Pak Budi. Saya tahu saat seperti tidak mudah untuk bertahan apalagi mengembangkan bisnis ditengah pandemi yang entah sampai kapan.Ditambah lagi keputusan harus pindah karena area Jogja Paradise diperkecil. 

Blessing in disguise. Menemukan tempat baru dengan lokasi yang sangat strategis dengan luas area sekitar seribu meter lebih. Dengan area seluas ini pengunjung akan merasa lebih nyaman dengan pemandangan serba hijau, kapasitas tamu lebih banyak, fasilitas toilet dan mushola, area parkir lebih luas untuk mobil dan motor. 

Ada sebuah sudut di ujung sana yang berfungsi sebagai kasir, kalau dulu selalu ada Pak Budi sekarang sudah digantikan oleh salah satu karyawannya. Sekarang saya juga bisa melihat betapa telatennya mereka menusuk daging, membumbui dan membakar sate di area dapur yang memang terbuka. Semua itu adalah perubahan yang bisa dilihat langsung oleh mata saya di lokasi yang baru ini. 

Satu hal yang tidak akan pernah berubah yaitu rasa. Tentang Sate Merah yang masih dibumbui dengan bumbu merah yang sama, takaran yang sama, resep yang sama dan cita rasa yang sama paduan pedas sedikit manis. Daging ayamnya tebal, empuk dan juicy.  Sate Merah favorit saya ternyata masih seperti yang dulu. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun