Ada 3 atau 4 buah pohon kelengkeng yang ditanam di halaman, halamannya cukup luas,di sediakan 2 meja dengan masing 4 kursi jika menginginkan suasana outdoor. Benar-benar duduk dibawah pohon kelengkeng yang tampak mulai berbuah, masih hijau. Jika mungkin bulan depan kalian ke sana siapa tahu bisa ikutan memanen kelengkeng karena benar-benar bisa terjangkau tangan. Pendoponya cukup luas untuk diisi 5 meja atau bisa makan lesehan di dalam rumah joglo.Â
Belum selesai mengagumi arsitek dan perabotan lawasnya, bau wangi masakan sedikit mengusik saya. Melihat kami sedikit gelisah  Bu Ida mempersilakan kami untuk mencicipi hidangan yang disiapkan langsung dari dapur Kopi Lumbung Mataram. Di atas meja sudah tersaji aneka masakan Jawa seperti oseng bunga papaya, pindang pedas, oseng buncis, ayam goreng, telur dadar, lodeh daun singkong, lodeh jantung pisang, macem-macem jenis sate dan jajan pasar.
Bagi yang kangen masakan jawa surga banget sih di sini. Sayur dan lauknya dibumbui dengan baik, nggak nanggung, bumbunya remasuk dan sedep rasanya. Terutama nasi daun jatinya wajib nyoba. Wah baru pertama kali nemu dan makan nasi daun jati , setelah di unboxing ternyata ada nasi putih yang dilengkapi dengan oseng soon, oseng tahu dan ayam suwir. Hmm enak, ini kayak nasi kucing versi premium lauknya. Kalau cuman makan nasi bungkusnya aja dijamin 1 pasti kurang hahahaha. Suasana malam di sini makin malam makin syahdu rupanya.Â
Tambah penasaran dengan tempat ini ya, kepo-kepo dulu aja IGnya di @kopilumbungmataram. Selesai makan ditemani dengan secangkir kopi kami menyeruputnya perlahan sambil mengobrol. Ramai riuh sesekali suara tawa kami terdengar, maklum hampir setahun tidak bertatap muka. Lama kami mengobrol, selepas maghrib kami pamit pulang dengan perut kenyang dan rasa rindu yang sudah tuntas. Berjanji semoga bisa bertemu lagi di lain waktu, berharap pandemi segera berlalu.
Bagi saya pribadi tahun 2019 adalah tahun yang berat dan tahun 2020 tahun yang sangat berat. Tahun yang mengajarkan saya untuk bersyukur atas segala hal sekecil apapun dan menerima dengan ikhlas susah senang kehidupan. Minggu pertama di tahun 2021 diawali dengan nasi bungkus daun jati yang mengingatkan saya pada pohon jati yang bisa tumbuh di musim apa pun, minim air bahkan ditanam di tanah tandus sekali pun. Belajar  dari pohon jati untuk tetap dapat tumbuh dan bertahan dalam keadaan dan situasi apa pun. Saya yakin tahun 2021 pasti lebih baik karena itulah saya mengawalinya dengan hati bahagia. Amin. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H