Mohon tunggu...
Dian Nirmala
Dian Nirmala Mohon Tunggu... -

Pemerhati kisah manusia dan menuangkannya dalam catatan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terus Berjalan: Bertekuk Lutut di Teluk Hijau

10 November 2018   09:37 Diperbarui: 10 November 2018   14:57 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
susur sawah (dokumentasi Awesome Travelmates)

(dokumentasi Awesome Travelmates)
(dokumentasi Awesome Travelmates)
Di dalam sanalah, perjalanan menjadi mulai serius. Keringat bercucuran, derai tawa mesti dijeda dulu dengan konsentrasi. Jalanan masih dari tanah, tapi cukup tampak bahwa jalanan itu adalah jalur trekking. Ketika menanjak, ada potongan kayu atau pohon yang difungsikan sebagai pegangan. Ketika kami menoleh ke arah belakang, sungguh menakjubkan pemandangan yang tampak.

menanjak (dokumentasi Awesome Travelmates)
menanjak (dokumentasi Awesome Travelmates)
dari atas (dokumentasi Awesome Travelmates)
dari atas (dokumentasi Awesome Travelmates)
Setelah menanjak dan turun lagi, kembali menyusuri pantai yang kali ini lebih lembut. Kami menjumpai oase buat mata dan lelah kami. Ada aliran air tawar yang menuju hilirnya. Aliran itu membentuk sungai yang cukup besar, dalamnya semata kaki saja, mesti diseberangi dengan delapan hingga sepuluh langkah kecil kami. Kami memanjakan diri untuk merasakan sejuk dan dingin di kaki sambil bergandengan tangan dengan hangat satu sama lain.

(dokumentasi Awesome Travelmates)
(dokumentasi Awesome Travelmates)
Sudah cukup bermain-main, perjalanan selanjutnya dihadang oleh bukit hutan lagi. Kami sedikit memanjat tebing terjal dan berbatu. Lagi-lagi, butuh stamina. Lagi-lagi, mendaki bercucuran keringat. 

Rasanya, akan agak susah kalau mau membawa balita dan lansia jalan-jalan ke sini, kecuali memang yang udah advanced banget. Kami yang masih muda aja berasa jompo. Bagaimanapun, trekking di sini disarankan banget buat yang memang suka jalan-jalan! Setibanya di atas, kami bisa lihat Teluk Damai di bawah sana. Dataran pantainya hanya sedikit, ombak langsung pecah menabrak karang dan tebing, buih-buihnya terlihat menawan.

Kami tidak sabar untuk turun ke bawah, ke sisi di mana katanya Teluk Hijau berada.

(dokumentasi Awesome Travelmates)
(dokumentasi Awesome Travelmates)
"Masih sanaan lagi, setelah lekuk yang itu". Kami tabah. Menuruni lagi jalur yang bisa dilalui kendaraan bermotor, sebelum turun ke jalan setapak. Berjumpalah kami dengan Pantai Batu, di mana banyak sekali batu terhampar di sepanjang bibir pantai.  

Kami meneliti beragam bentuk batu yang unik, bermain lempar batu ke laut, dan mendengarkan kisah tentang asal mula Pantai Batu yang disebabkan oleh terjangan ombak besar. Nah, bertetanggaan dengan Pantai Batu, di sanalah Teluk Hijau.

Menyeruaklah kami keluar dari hutan kecil. Dengan adanya hal-hal lain yang terjadi selama perjalanan, kami tiba di Teluk Hijau dalam waktu hampir 2 jam  kemudian. Hahaha! 

Dan sungguh, keindahan terpampang jelas di hadapan dan di pelupuk mata. Dikelilingi oleh karang-karang tinggi, tibalah kami sisi timur Teluk Hijau. Sebuah papan yang diletakkan manusia sebelum kami menjadi penandanya. Selain memberi tahu tentang koordinat posisi yang akurat, papan itu juga memberi tahu untuk tidak meninggalkan apapun selain jejak kaki dan tidak mengambil apapun selain gambar.

(dokumentasi Awesome Travelmates)
(dokumentasi Awesome Travelmates)
(dokumentasi Awesome Travelmates)
(dokumentasi Awesome Travelmates)
Hal ternikmat yang bisa dilakukan di sana adalah merebahkan diri di atas pasir pantainya. Dengan pemandangan laut birunya dengan langit cerah, suara debur ombak yang keras menabrak karang, tebing karang tinggi dan sedikit pepohonan yang hidup di atasnya. 

Hal ternikmat kedua yang bisa dilakukan di sana adalah berendam di bawah air terjun air tawar, sambil bercanda tawa dengan kawan yang bermain ayunan di tepian kolamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun