Mohon tunggu...
Dian RatnaIndahsari
Dian RatnaIndahsari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nama : Dian Ratna Indahsari Profesi : Guru Hobi : Membaca Buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Limbah Kaleng Bekas dan Kain Perca Untuk Kerajinan

10 Desember 2022   13:55 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:57 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta - Limbah merupakan bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah sendiri bisa berasal dari sisa produksi, baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia.

Mengubur sampah/limbah ternyata bukanlah solusi yang terbaik. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan sampah yang dibuang dan ditimbun ditanah akan mengalami proses pembusukan atau dekomposisi.

Yogyakarta - Limbah merupakan bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik. Limbah sendiri bisa berasal dari sisa produksi, baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia.Mengubur limbah khususnya bahan plastik ataupun kaleng bisa menimbulkan efek jangka panjang bagi Kesehatan. Kaleng – kaleng dan plastik yang ditimbun dalam tanah akan sulit sekali terurai, sehingga memicu terjadinya korosif atau karat. Kaleng yang korosif ini akan mengandung beberapa logam berat yang nantinya bisa terbawa ke dalam air tanah dan membuat tanah tidak subur.

Dengan adanya masalah yang ada tentang penumpukan limbah kaleng yang semakin mengkhawatirkan, saya mengajak siswa siswi SMP N 2 Sanden untuk mengolah limbah – limbah kaleng tersebut menjadi suatu kerajinan yang memiliki nilai jual. Hal ini selain bertujuan untuk mengurangi limbah kaleng yang ada, dapat untuk memberikan pandangan lain tentang sampah yang biasanya hanya terbuang ternyata dapat diolah menjadi suatu kerajinan yang mungkin dimasa mendatang dapat menjadi inspirasi para siswa siswi SMP N 2 Sanden untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Selain itu dalam pembuatan kerajinan tempat pensil dari kaleng bekas ini juga menggunakan limbah kain perca batik dan lurik untuk hiasannya. Kain perca merupakan kain sisa-sisa berupa potongan-potongan kain kecil-kecil sisa dari pembuatan pakaian baik dari garmen ataupun penjahit. Dari pekerjaan menjahit tersebut, banyak sisa–sisa kain batik yang biasanya hanya dibuang dan dibakar, hal tersebut sangat disayangkan, karena sebenarnya banyak manfaat yang dapat diambil dari perca batik.

Alternatif yang dapat dilakukan untuk membuat perca batik lebih berguna dan bernilai jual tinggi adalah dengan menjadikan perca batik sebagai bahan kerajinan/aksesoris yang menarik perhatian masyarakat. Penggunaan kain perca batik dan lurik ini selain untuk mengurangi limbah kain perca yang ada, hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa dengan bahan perca batik/lurik yang biasa terbuang, bisa kita ubah menjadi barang yang memiliki nilai jual yang tinggi dan harapnya dapat dijadikan salah satu varian produk yang diminati masyarakat.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Foto Pembelajaran Praktik - 

Pada pembelajaran pembuatan kerajinan tempat pensil dari kaleng bekas dengan hiasan kain perca ini menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), dengan sintak sebagai berikut :

1. Mengajukan pertanyaan dasar (essential question), 2. Membuat perencanaan desain proyek (design projeck plain) 3. Membuat jadwal aktivitas (creating schedule) 4. Penyelesaian proyek dan memonitoring (monitor the progress) 5. Menguji proses dan hasil (assess the outcome) 6. Evaluasi pengalaman (evaluate the experience).

Pada langkah pertama, guru mengajukan pertanyan yang menggali pengetahuan awal siswa dan memancing minat siswa dengan menayangkan video motivasi tentang pemanfaatan limbah kaleng dan kain perca sehingga siswa mengatahui manfaat mempelajari materi pengolahan limbah kaleng bekas dan kain perca untuk masa mendatang.

Selanjutnya siswa dibagi menjadi dua kelompok untuk berdiskusi merencanakan proyek yaitu membuat kerajinan tempat pensil dengan hiasan kain perca batik dan lurik. Setiap kelompok menyusun langkah membuat desain tempat pensil dengan menyesuaikan jadwal/waktu yang ditetapkan.

Setelah itu siswa mulai membuat desain kerajinan tempat pensil dengan hiasan kain perca batik dan lurik. Guru membimbing dan melakukan penilaian persiapan, proses dan sikap.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya. Kelompok lain memberi tanggapan, guru membimbing dan memberi masukan kepada siswa. Masukan dari kelompok lain dan guru dapat mereka gunakan untuk perbaikan desain.

Tantangan yang dihadapi siswa dalam pembuatan kerajinan ini adalah siswa harus kreatif dan inovatif dalam memilih motif batik dan juga hiasan yang akan dipergunakan. Kerapian dan pertemuan motif batik pada saat pembuatan kerajinan ini juga menjadi point penting yang mempengaruhi hasil akhir dari kerajinan ini apakah terlihat menarik atau sebaliknya.

Penulis : Dian Ratna Indahsari,S.Pd

Guru Prakarya SMP N 2 Sanden

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun