Sesuatu yang seperti ini menurutnya diperlukan suatu edukasi, kususnya memberikan pengetahuan bahwa saham itu bukan kegiatan yang diharamkan, terlebih masih ada beberapa kalangan masyarakat yang berfikir negatif terhadap dunia saham. Banyak web atau media sosial yang dapat memberikan edukasi mengenai pengetahuan saham serta tata cara memilih saham yang syar’i seperti yang disajikan @ngertisaham, edukasinya melalui media sosial Instagram. Untuk praktik penggunaannya Adib memberitahukan bahwa sebenarnya telah banyak aplikasi yang menunjang calon pelaku investor saham khususnya calon investor dari latar belakang seorang santri.
Kemudian tibul pertanyaan yang saya lontarkan kepada Adib, “bagaimana jika santri tersebut tidak memiliki modal sama sekali?" Adib menanggapi, bahwa investasi adalah bentuk penanaman modal, jadi tidak dapat berinvestasi kecuali ada modal, yang ada adalah modal dengan jumlah minimum. Saat ini sudah banyak pihak yang memberikan peluang bagi investor pemula serta yang memiliki modal sedikit, yaitu seperti reksadana yang ada di Bibit maupun investasi menggunakan applikasi Ajaib.
Mereka membuka penjualan dari minimum dana sebesar seratus ribu rupiah hingga tiga puluh ribu rupiahatau modal dengan cara lain, yaitu dengan menabung. Lalu apa yang harus dihindari bagi investor saham?. Saham bukan bentuk gambling, ia menjadi bentuk gambling jika ia menggunakan niat “Angger(bahasa Jawa)” angger begini dan begitu atau dapat dikatakan dengan investor tanpa ilmu, kemudian niat tidak boleh untuk merauk keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memanfaatkan peluang keadaan jawab Adib.
Terakhir dalam dialog ini iya memberikan saran bagi para santri dan mahasiswa santri “Selagi kita masih muda haruslah kita memperbanyak pengalaman, artinya harus kita coba, dan investasi ini adalah kegiatan yang hanya menanam modal,selanjutnya di kemudian hari kita mengekspestasi atau mendapatkan keuntungan dari investasi kita itu. Untuk semua anak muda harus berani mengambil penggalaman karena tanpa pengalaman dan mencoba kita tidak akan pernah tahu dan tidak mendapatkan ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H