Mohon tunggu...
Dian Safitri
Dian Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - My life for you

Breathing, moving, learning, reading, writing, loving. My life for you and also my death.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penakluk Amerika Selatan, Hernan Cortes

28 April 2020   13:19 Diperbarui: 28 April 2020   13:46 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semangat ekspedisi bangsa Eropa bangkit setelah mendengar kabar bahwa Christopher Columbus telah melihat satu pulau di gugusan Kepulauan Bahama pada tanggal 12 Oktober 1492. 

Ekspedisi kerajaan Spanyol dan penjajahan atas bangsa Amerika Latin diawali dengan invasi Hernan Cortes terhadap Meksiko pada tahun 1519.

Hernan Cortes dengan nama asli Hernando Cortes de Monroy y Pizarro Altamirano atau Fernando Cortes atau Fernan Cortes yang lahir dari pasangan suami-istri bangsawan dengan nama Ayah Martin Cortes de Monroy dan Ibunya bernama Catalina Pizarro Altamirano. Cortes sendiri mengunakan bentuk Hernando atau Fernando untuk nama depannya. 

William Hickling Prescott's  dalam Conquest of Mexico (1843) juga menyebut Ia sebagai Hernando Cortes, pada titik tertentu Ia mulai menggunakan bentuk "Hernan" untuk singkatan secara umum. 

Ia adalah seorang penakluk atau dalam Bahasa Spanyol dikenal dengan Conquistador yang lahir di Medellin, Spanyol pada tahun 1485. Ia mengambil Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Salamaca selama 2 tahun. 

Kala itu umurnya masih 19 tahun di tahun 1504 Ia pergi Ke Hispaniola yaitu pulau besar yang berada yang sekarang Kita kenal dengan nama Kepulauan Karibia, yang membelah 2 Negara berdaulat yaitu Republik Dominika dan Haiti, menjadi Notaris serta memiliki lahan pertanian disana dan bertemu dengan Diego Velazquez.

Pada tahun 1511 Diego Velazquez ditunjuk sebagai pemimpin ekspedisi Kuba dan Cortes ikut bersama 300 orang rombongan tersebut, saat itu Cortes mulai berambisi kuat untuk mendapatkan oro ( emas ) karena terpesona melihat keberhasilan pasukan Spanyol menundukan Kuba serta membangum koloni disana dan merampas harta para penduduk lokal serta membangun kota Santiago.

Pada tahun 1518 Velazquez memilih Cortes menjadi kapten ekspedisi ke Meksiko. Namun, Velazquez mengurungkan niatnya karena sikap Cortes yang sangat berapi-api . Cortes tetap membulatkan tekatnya dan tidak peduli dengan perintah Velazques.

Akhirnya, pada bulan Februari tahun 1519 Ia bersama 11 kapal, 110 kelasi, 553 tentara, 13 senjata api genggam, 32 busur panah, 10 meriam berat, 4 meriam ringan dan 16 ekor kuda mendarat di tepi kota yang sekarang terkenal dengan pelabuhan Veracruz, Meksiko.

Taktik kolonisasi paling efektif Cortes ketika menginvasi Meksiko didasarkan pada hasi pengamatan panjaang, bahwa cara paling jitu untuk mematahkan perlawanan bangsa jajahan adalah dengan menawan para ketua suku atapun raja lokal.

Cortes dan pasukannya sampai di jantung peradaban Aztec di Tenochtitlan yang sekarang menjadi ibu kota Meksiko pada tanggal 8 November 1519, yang sebelumnya sudah banyak mencari tahu keberadaan suku Aztec kepada suku-suku lainnya yang Ia temui dan perangi selama beberapa bulan sebelumnya, Ia bekerjasama dengan suku-suku lain tersebut. Ia tahu bahwa suku Aztec dibenci oleh para suku-suku Indian lainnya dan suku Aztec mempunyai barang-barang berharga serta emas, Ia pun mengetahui tentang dongeng Quetzal.

Kedatangan para orang asing dari Spanyol tersebut disambut oleh Moctezuma , Kaisar Aztec yang atas pertimbangan dan saran para penasehatnya, memutuskan untuk menyambut dengan baik-baik. 

Semua ini dikarenakan Mereka percaya dengan Dewa Quetzal yang digambarkan sebagai seorang kulit putih yang berjangut akan datang ke Suku Aztec dan disaat itu pula akan berakhir masa kekaisaran Raja Moctezuma. 

Berdasarkan catatan yang selesai disusun pada tahun 1545 oleh Pater Fransiskan, Bernardino de Sahagun, dalam kompilasi Florentine Codex yang terkenal itu.

Tiba-tiba mereka orang Spanyol itu menangkap Moctezuma... dan menembakan senapan mereka... kengerian terasa begitu kental. Saat itu seolah-olah semua orang telah menelan jantungnya sendiri-sendiri. Bahkan ketika hari mulai gelap mereka masih menebar teror, menebar kejutan, semua orang dicekam rasa waswas dan jiwa mereka terguncang.

Dan ketika kembali terang orang-orang Spanyol itu menyebutkan benda-benda yang mereka minta: tortilla putih, kalkun panggang, telur, air tawar, kayu, kayu bakar, arang... dan Moctezuma memerintahkan rakyat untuk menyediakannya.

Setelah orang-orang Spanyol itu redam amarahnya, mereka menyuruh Moctezuma menyerahkan harta kekayaan seluruh warga kota... mereka amat bernafsu mengumpulkan emas. Dan Moctezuma berjalan di depan memandu orang-orang Spanyol itu. Mereka mengepung dia rapat-rapat, memegangi dan mecekalnya.

Dan Sesampainya mereka di gudang harta di sebuah tempat yang disebut Teocalco, mereka serta-merta menguras seluruh simpanan emas yang berkilauan; kipas berhias bulu quetzal, segala perkakas dari emas, tameng, cakram-cakram emas... topeng emas, gelang tangan dan kaki serta hiasan kepala dari emas.

Seluruh simpanan emas itu dirampas... dan ketika mereka menyalahkan unggun dan membakar semua benda berharga itu, semuanya dibakar. Orang-orang Spanyol lalu mencetak emas-emas itu menjadi lantakan... Dimana-mana ada orang Spanyol... Mereka mengambil dan merampas segalanya, apa saja yang mereka anggap bagus dan berharga.

Sesudah itu mereka menyerbu gudang harta Moctezuma... di sebuah tempat yang bernama Totocalco... mereka kuras habis semua harta pribadi Moctezuma... semua benda berharga; kalung-kalung berhias liontin, pita lengan berhias rumbai-rumbai bulu quetzal, gelang, lempengan-lempengan emas bertatahkan kerang... juga mahkota bertatahkan batu zamrud yang merupakan simbol kedaulatan penguasa. Mereka rampas semuanya.

Walaupun ditahan, ditindas dan diambil hartanya Moctezuma masih saja menyanjung para orang Spanyol itu bahkan Ia menerima permintaan untuk menaikan salib di kuil dan menerima agama Kristen. 

Setelah kejadian itu, Cortes kembali ke pantai untuk menghadapi suruhan Diego Velazquez yaitu Panfilo de Narvaez yang membawa lebih dari 1.000 tentara Spanyol untuk menahan Cortes dan mengambil komando ekspedisi Cortes.

Pada tanggal 28 Mei 1520, pasukan dari cortes dan Velazquez bentrok di Cempoala yang masih berdekatan dengan Veracruz, dan Cortes adalah pemenangnya. Narvaez akhirnya dipenjara di pelabuhan Veracruz salama dua tahun dan akhirnya berhasil pulang dan memimpin ekspedisi ke Florida, sementara Cortes tetap memegang kendali atas ekspedisi dan kekayaan besar meksiko dan para tentara yang dikirim oleh Velazquez itu akhirnya mendapat iming-iming kekayaan jika bersekutu dengannya.

Para penduduk Suku Aztec mulai kesal karena tempat peribadahan mereka dinodai dengan adanya salib, mereka tidak sudi lagi menobatkan Moctezuma menjadi raja dan menobatkan adik dari Moctezuma yaitu Cuitlahuac mengantikannya menjadi maharaja mereka. 

Cuitlahuac kemudian kemudian mengarahkan perwiranya untuk mengepung mahligai yang diduduki oleh Spanyol karena menahan Moctezuma. Merasa dikepung Cortes meminta Moctezuma untuk berbicara pada seluruh rakyatnya di atas anjungan dan mendesak mereka agar mebiarkan para orang Spanyol keluar dari istana dan memberikan tempat yang aman. Tetapi, kebencian sudah terlanjur menyerap memasuki hati para penduduk Suku Aztec. 

Salah satu penduduk melempar batu besar tepat di kepala Moctezuma dan membuatnya terluka parah. Cortes bersama para pengikutnya serta dengan bantuan suku-suku yang ada dalam kubunya berhasil keluar, walaupun kejadian itu menewaskan 400-800 orang Spanyol dan sekitar 2.000 penduduk asli. Malam itu di abadikan dengan nama La Noche Triste ( Malam Sedih ) setiap tanggal 30 Juni.

Wabah cacar melanda Tenochtitlan, wabah ini sebenarnya sudah berlangsung sejak 1519 bermula dari seorang budak Afrika yang menderita cacar di kapal Cortes dari Kuba.

 Epidemi ini selanjutnya terjadi pada 1545-1548 dan gelombang kedua terjadi pada 1576-1581 akhirnya menewaskan lebih dari seengah penduduk asli. Orang Spanyol kebal dengan penyakit ini. Cortes tidak mungkin dapat mengalahkan suku Aztec dan menaklukan Meksiko tanpa penyakit cacar.

Cortes pulang ke Spanyol tahun 1540 dan selalu memohon kepada Raja Spanyol untuk mengembalikannya ke Meksiko, namun usahanya sia-sia karena jika Ia kembali ke Meksiko kedudukannya akan semakin kuat dan bisa jadi Ia akan membangkang kepada raja. 

Cotes tutup usia tahun 1547 di daerah dekat Serville, Sapnyol, tanah dan perkebunannya yang luas berkat hadiah dari Raja Spanyol di wariskan kepada putranya. 

Dalam surat wasiat kepada putranyaIa berkata, Tindakannya tidak pasti benar atau salah dalam memperbudak bangsa Indian, dan Ia meminta putranya agar mempertimbangkan masak-masak jika agar tidak mengikuti jejaknya.

Menurut Saya, untuk orang semacam Cortes dengan latar belakang yang bukan dari Conquistador tetapi bisa menacapkan budaya, agama, bahasa, dan merubah suatu tatanan kehidupan di benua yang baru dan pengaruhnya masih sangat kuat hingga hari ini adalah suatu kesuksesan besar walaupun tindakan ini tidak akan pernah termaafkan. 

Cortes memang ambisius dan serakah, berfikir matang namun terkadang gegabah dalam tindakannya, Ia mampu berunding dengan banyak suku Indian dan mendekatinya satu persatu, Ia mampu membuat lawannya yang menyerangnya berbalik menjadi pengikutnya, dan keraniannya perlu di acungi jempol. 

Satu hal dalam hati Cortes Ia bukan saja berambisi akan emas dan kekayaan Suku Aztec tetapi berambisi juga dalam menyebarkan agama nasrani di sebuah dunia baru itu. Ia selalu berkata kepada semua pengikutnya jika kita mengikuti jalur tuhan dan bertindak benar karena tuhan, maka kita ada di pihak yang benar. Tetapi siapa sangka di akhir hidupnya Ia menyuruh putranya berfikir apakah tindakan Ayahnya itu benar.

Semoga Kita semua dapat mengambil pelajaran dari kisah Henan Cortes...

Sumber :

Escamilla, Juan Oriz (2012). El Veracruz de Hernan Cortes.  Mexico City: Universidad Veracruzana

Acemoglu, Daron dan James A. Robinson (2014). "Why Nations Fail" Mengapa Negara Gagal Awal Mula Kekuasaan, Kemakmuran dan Kemiskinan. Jakarta: Kompas Gramedia

Wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun