Mohon tunggu...
Dian Puspita Sari
Dian Puspita Sari Mohon Tunggu... -

Meskipun aku bukan seorang penulis, sejatinya aku gemar dan semangat menulis,terutama di saat-saat suasana hatiku genting. Ku kobarkan semangat untuk terus berusaha belajar menulis tanpa harus jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tomat

4 April 2013   22:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan lepas ini adalah rangkuman ku dari sebuah majelis ta'lim yang pernah ku ikuti..Ku ambil poin-poin nya dan ku ingin bagi dengan teman-teman dimana aku temui online.

Dalam setiap doa yang kita munajatkan dalam sholat kita, seringkali terasa mudah dan ringan bagi kita untuk  mengatakan kepada Rabb kita, 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba, baik yang disengaja maupun tak disengaja..baik dimasa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang...dan bla bla bla...'. Namun selepas diri kita dari doa dan sholat kita, kita kembali bermaksiyat dengan ringan dan mudahnya. Allah hanya kita ingat dalam shalat dan majelis zikir. Namun, ketika akan berangkat ke sekolah, pasar, kantor, mall, dan tempat-tempat duniawi lainnya, kita lupakan Allah dan apa yang kita komitmen kan dalam doa kita padaNya. Maka jadilah tobat kita tobat sambal, bukan tobat maksiyat.

Apa sebenarnya tomat alias tobat maksiyat yang benar menurut pandangan Allah via dienNya, Islam? Let's cekidot!

TOMAT (TOBAT MAKSIYAT)

1. RUKUN TOMAT

Tobat Nasuha (Bukan tobat sambal)

* Sebagai antisipasi / Preventif -sebelum terjadinya dosa :

a. Iman kepada Allah

b. Ingat mati

c. Takut kepada azhabNya di dunia dan akhirat

d. Menjauhi segala laranganNya (yakni maksiyat yang berbuah dosa)

* Sebagai penanggulangan / Kuratif -setelah terjadinya dosa :

d. Menyesali diri karena terlanjur berbuat maksiyat

e. Berjanji kepada Allah untuk tidak mengulangi nya lagi

-Jika kita berdosa kepada Allah, perbanyak istighfar dan segera bertobat--Allah maha pengampun

Jika kita berdosa kepada sesama manusia, selain perbanyak istighfar, segera akui kesalahan kita dan minta maaf padanya. Ampunan Allah akan kita dapatkan seiring dengan keridhoan manusia yang kita zholimi untuk memaafkan dosa kita.

Jika dosa/kesalahan tersebut dilakukan dalam lingkup masyarakat dan negara, baik menyangkut dosa penguasa kepada rakyatnya maupun dosa manusia kepada sesamanya--semacam kriminalitas pembunuhan, pencurian, perzinahan/perselingkuhan,dll,selain perbanyak istighfar, pelaku dosa nya harus menjalani step hukuman di dunia versi Allah via Islam, yakni sanksi/uqubat yang berfungsi sebagai : Pencegah bagi manusia lain untuk berbuat hal serupa di dunia dan Penebus dosa pelaku kriminal di akhirat.

f. Resapi hakikat istighfar kita mulai dari lesan hingga amalan kita. Allah tak sekedar butuh lesan kita tapi juga amalan kita dengan :

g. Tetap istiqamah dalam menerapkan motto 'Mencegah (upaya prefentif sebelum terjadinya dosa) lebih baik daripada mengobati/menanggulangi (upaya kuratif setelah terjadinya dosa)' -poin a-g

h. Sempurnakan kewajiban kita sebagai muslim dan perbanyak amalan sunnah dan sholih lainnya untuk melangsingkan dosa-dosa kita dan menambah berat kebaikan kita di yaumil hisab.

2. FUNGSI TAUBAT

a. Menambah kemudahan bagi kita untuk mendapatkan hidayah Allah

" Allah hendak menerangkan syariatNya kepadamu dan menunjukimu kepada jalan orang-orang sebelum kamu (para nabi dan shalihin) dan hendak menerima taubatmu. Dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsu nya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya dari kebenaran" (Qs an Nisaa' : 26-27)


Sebagai seorang muslim, hidayah Allah selalu kita harapkan karena tak semua muslim dibukakan mata hatinya oleh Allah untuk menerima hidayahNya-kecuali jika mereka terus berusaha mencari dan mencari hidayahNya dengan mengkaji DienNya untuk diamalkan.

b. Menyongsong kedatangan hidayah Allah

Allah telah memberikan kita, umat manusia, keni'matan berupa kelimpahan rizqi materi dan spiritual (yakni ni'mat iman dan islam) yang tak terhingga. Perbedaannya : Rizqi materi bisa diberikan Allah kepada siapapun diantara manusia, tak peduli apa ia mu'min, fasik, kafir, atau munafik. Namun kasih sayang Allah hanya untuk manusia yang mengimaniNya-yakni mu'min, dan ikhlas serta sepenuh hati menerima hidayahNya--Di sinilah manusia akan merasakan manisnya iman dan Islam melebihi kenikmatan materi.

c. Memberi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

" Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. Jika kamu mengerjakan demikian, niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik terus menerus kepadamu sampai pada waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberi kepada setiap orang yang memiliki keutamaan balasan atas keutamaannya. " (Qs Huud : 3)


Orang yang gemar beristighfar dan bertaubat dengan sebenar-benarnya tobat kepada Allah, akan dimudahkan Allah baginya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

d. Melapangkan rizqi Allah

" Dan kepada tsamud, Kami utus saudara mereka shaleh. Shaleh berkata,' Hai kaumku! Sembahlah Allah. Sekali-kali tidak ada Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Karena itu mohonlah ampunanNya kemudian bertaubatlah kepadaNya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmatNya lagi memperkenankan doa hambaNya. " (Qs Huud : 61)


Beristighfar dan bertobat nasuha adalah salah satu wujud syukur  seorang muslim untuk melapangkan rizqi Allah baginya yang telah menciptakannya dari bumi/tanah dan menjadikannya sebagai pemakmurnya.

e. Menjadikan para pelakunya (mustaghfirun) mendapatkan salah satu haknya sebagai orang-orang beriman (mu'minin).

" Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, maka mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. " (Qs at Taubah : 11)


Hak sebagai orang mu'min tersebut adalah diakui oleh sesama muslim sebagai saudara seaqidah mereka.

RENUNGAN

Kehidupan di dunia, meskipun diibaratkan oleh Allah sebagai senda gurau dan permainan belaka, sementara Allah juga menerangkan bahwa kehidupan sejati adalah kehidupan di akhirat; implementasi menjalani kehidupan di dunia sangat serius dan tidak main-main. Pemahaman seorang muslim seharusnya berbeda dari pemahaman non muslim--sebagaimana islam berbeda dari non islam dalam pemahaman hakikat kehidupan di dunia dan akhirat serta relevansi keduanya dalam proses manusia menjalani kehidupannya di dunia sesuai aturan sang khaliq-Allah SWT.

Senda gurau dan permainan kehidupan dunia fana ini justru harus mendorong seorang muslim untuk serius dan bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupannya di dunia demi meraih kebahagiaan kekal di akhirat sesuai dengan konstitusi umat Islam, yakni al Qur'an dan as sunnah.

Ya Allah,

Jangan Kau biarkan aku

sebagai hamba pemberontak tapi hamba yang taat kepadaMu

Jangan Kau biarkan hidupku mengalir

seperti arus sungai yang deras mengalir menghanyutkanku entah kemana

Bimbinglah hidupku

seperti arus yang Kau inginkan dalam kitabullah dan as sunnah

Jangan Kau biarkan diriku

untuk menduakanMu dengan menjadikan hawa nafsuku sebagai tuhan selainMu

yang akan menghinakanku sehina-hinanya (Qs al Furqan : 43-44)

Bimbinglah dan mudahkanlah aku

untuk mengesakanMu semata

yang akan meninggikan dan memuliakanku pada derajat orang-orang bertaqwa..

Amiin...

YUK!  STOP MAKSIYAT

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun