~Batasi tautan atau item yang akan kita tambahkan sebatas pada apa yang kita butuhkan atau anggap penting dalam Islam
~Tak perlu banyak 'habiskan' energi kita untuk terlalu menanggapi atau merespon pendapat yang berseberangan dengan pendapat kita. Berpendapatlah sebatas apa yang kita butuhkan untuk menanggapinya. Singkat tetapi padat muatannya. Dan hendaklah jangan terlalu 'ngotot' dalam berdiskusi dan berdebat
Jika toh poin terakhir terpaksa kita lakukan, dengan cara yang ma'ruf tentunya, saya berfikir hal ini lebih baik dilakukan di dunia nyata. Karena orang-orang yang berinteraksi dengan kita, baik keluarga, teman, tetangga, atau masyarakat akan merasakan dampak langsung (yang baik menurut Islam) dari seruan atau perbuatan kita.
~Luruskan niat dan motivasi kita bersurfing ria di dunia maya, ikhlas lillaahi ta'alaa untuk mencari keridhoanNya, bukan untuk mencari 'popularitas' diri atau riya'
Di sekitar kita,bahkan bisa jadi diri kita sendiri (na'udzubillah--smoga tak terjadi..),
masih banyak saudara kita seagama yang gemar bermaksiyat pada Allah
seperti tak mengerjakan sholat, berzinah, membuka auratnya dengan tak mengenakan khimar dan jilbab ketika keluar rumah, berjudi, minum miras, terlibat kriminalitas, berzinah dan mengkonsumsi narkoba, dan lain sebagainya...
masih banyak saudara kita yang meninggalkan amar ma'ruf nahi munkar. Mereka mendiamkan kemunkaran yang terjadi di depan mata mereka. Sementara mendiamkannya berarti menyetujuinya dan membiarkannya terjerumus kedalam jurang neraka dan azhab Allah. Bahkan sudah pasti, disamping banyak kemaksiyatan yang merajalela disekitar kita, masih begitu banyak hal dari kualitas keimanan diri kita yang perlu kita upgrade dari waktu ke waktu.
Ternyata waktu dan usia yang Allah berikan pada kita
seolah terasa belum cukup untuk menyempurnakan diri kita
sebelum kita menghadap kepadaNya dalam kondisi yang terbaik