Mohon tunggu...
Diamar Pipit
Diamar Pipit Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"My Black", Part Terindah Patah Hati

24 April 2018   23:03 Diperbarui: 24 April 2018   23:14 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika aku memang benar benar harus memulainya dari sekarang, aku benar benar bingung dari mana aku harus memulainya, apakah harus kumulai dari awal, atau pada saat bagian bagian bahagia, atau mungkin saat tersedihnya.

"mulailah dari apa yang kau rasa"

Aku bingung bagaimana harus mengungkapkannya, terkadang khayalan ku begitu nakal, terlalu menginjak nginjak otak yang menuntut untuk berpikir rasional, apa ada yang lebih menyedihkan daripada perasaan ini? Pikiran ku mulai terganggu dengan riak riak kotor yang --entahlah-  mungkin ini bisa disebut sebagi kafein yang menyiksa para pemuja tidur yang dipaksa untuk bisa berpikir dan terus berpikir. Aku sudah merasa terlalu muak dengan semua ini, semua perasaan yang terus bersekutu dan terus menerus menurunkan akal sehat ku. Shit! Bagaimana bisa cerita ini aku mulai dari segelinting caci maki dari perasaan yang semakin lama membius otak agar kehilangan fungsinya? Oke, ini akan menjadi lebih sulit jika aku terus saja mengeluh. Bagaimana jika aku mulai dari hal yang cukup indah? Melihat senyumnya mungkin, atau sesekali memperhatikannya menata rambut, ohhhh atau pada bagian paling sexy, ketika melihatnya menghela nafas --dengan, you know???? Ituciri khasnya-

Desember, 1, 2016

Akhirnya aku mulai berani melakukan ini, menulis sesuatu yang --gilanya- benar benar mengganggu hari hari ku. Tentang sebuah rasa yang --i don`t know- itu benar benar membuat mabuk tanpa harus menenggak sebotol bir. Tentang rasa yang setiap kali terbesit seolah menengguk 3 cangkir kopi di malam hari, candu. Ohhh rindu!

Sialnya, ketika  kita jatuh cinta, kita lupa bagimana caranya untuk bernapas dengan benar. Bahkan kita tidak pernah tau seberapa cepat  jantung memompa darah dan membuatnya berdetak dengan cepat, seketika semuanya berputar. Vertigo!  semua hitam, hanya ada satu objek yang berwarna jingga keemasan, sedikit orange dan oh god! Itu indah. Sialnya aku terhanyut lagi dalam kata kata yang kubuat. Entahlah, ini terasa seperti injeksi dengan kekuatan super. Seketika membius dan whusssss....... tak sadar! 

Ini sebuah kisah cinta yang melibatkan banyak pihak, menguras tenaga dan emosi, terlalu banyak tangis, tawa, beberapa cangkir kopi dan beberapa ice cream cone. Bisa kau tebak? Ini bukan seperti kisah cinta anak SMA, ini perasaan yang membutuhkan banyak perumpamaan. Ini tentang dia, tentang dirinya, tentang seberapa besar aku mengaguminya --jatuh- lalu bangkit dan ingin pergi, tapi perasaan bersekutu dengan otak terus  menerus membuat ini terasa seperti monster.

Kau tau apa itu jatuh cinta? Itu adalah sebuah perkara menyakitkan yang kau buat dengan sengaja. Boleh jadi itu kafein mu, boleh jadi itu analgesik mu, boleh jdi itu ice cream mu, oh tidak... bukan --masudku- itu kamu.

Jangan jadi pengecut untuk pura pura tidak mengerti apa yang sedang di rasakan. Pahami dan hayati, mungkin itu cinta... jangan naif, ungkapkan, ekspresikan, cinta tak butuh pengakuan. Kamu tidak harus mengerti, yang harus kamu lakukan hanya perlu mempercayainya~

My Black

Para pemuja yang mencinta, ibarat meneguk secangkir coklat panas di pinggir kota, jangan diabaikan. Rasakan! Kau pasti akan terbuai dalam letupan coklat didalam deru derasnya hujan~

Begini, ketika kita memutuskan untuk mengagumi seseorang dengan diam diam, kita harus tau bahwa konsekuensi terberatnya adalah --patah hati sendirian-

Aku tau, aku terima dan aku jalani. Sakit? Jangan ditanya. Apalagi jika berada didalam lingkup yang sama, diam diam terjebak dalam nostalgia --yang mengharuskan untuk tetap tinggal atau malah bisa terbebas dari jeratannya. Pernah nggak sih kamu mikir kalau "cinta itu nggak harus memiliki"? aku pernah, tapi ternyata aku salah. Ada nggak sih cinta  setulus itu? Coba kamu bayangin, kamu cinta sama sesuatu --apapun itu- yang bukan milik kamu. Bullshit nggak sih? Aku rasa iya, tapi sekali lagi aku salah. Nyatanya, aku benar benar mengalami hal itu. Terjerat pada cinta yang --nggak tau- akan selesai dimana. Nggak tau akan seperti apa alurnya, nggak tau mau gimana jadinya, gak tau harus bilang apa pas --cemburu --sendirian. Coba bayangin!

Darrrrrr.

Itu hitam yang aku buat dengan banyaknya warna. Kamu tau kenapa aku sangat menyukai warna hitam? Karena hitam akan selalu terlihat kuat, karena hitam akan menutupi cacatnya warna lain, karena hitam warna lainnya akan terlihat cerah, aku suka hitam. Sebab itu  aku  suka --kamu-

Aku benar benar mengagumimu tanpa syarat, dengan jarak dan isyarat. Rasanya ini seperti mati berkali kali tanpa harus dibangkitkan untuk sadar. Pintu di hati ku tertutup rapat, seolah aku lupa bagaimana cara membukanya, aku membiasakan diri terjebak didalam singgah sana rapuh yang mulai muak akan imajinasi ku, seolah tuli, pura pura buta, ku biarkan kaki dan tangan ini lumpuh, aku tetap tersandar pada satu nama yaitu --kamu- banyak yang 'mengetuk' tapi enggan untuk ku buka. Aku biarkan otak dan hati ku bersekutu mengimajinasikan semua tentang kamu --tentang kita- tak perduli seberapa banyak yang 'mengetuk' aku --tidak akan pernah --membukanya! Ku biarkan tertutup rapat. Imajinasiku terlalu liar, menyeret nyeret kata para pemuja cinta yang biasa mereka katakan.  Setelah itu aku lupa diri, pergi dan mati. Ssssttt jangan katakan apapun. Tetaplah jadi pemeran utama imajinasi ku!

Jatuh cinta diam diam, semakin dalam dan tenggelam. Kali ini aku jatuh lagi jatuh sesungguhnya, pura pura bangkit dan rasanya ingin pergi. Tunggu! Itu perkataan macam apa? Pergi? Jangan pura pura kuat, kamu tidak akan sanggup. Biarkan perasaan itu kubuat ikhlas dengan caraku sendiri. Aku mencintai mu atas apa yang benar benar aku rasakan. Ini murni. Aku tau betul. Abaikan saja bila itu maumu. Aku tak perduli --sama sekali tidak- aku akan tetap mencintaimu dengan cara ku sendiri, dengan sakit yang sengaja aku buat. Dengan airmata yang sudah ku pastikan akan terus menetes, dengan caci maki orang orang yang mengetahui tentang kisah cinta --menjijikan- ini.

Aku sama sekali tidak mengejar mu, tapi aku benar benar mengharapkan mu. Mengharapkan mu dengan seluruh perasaan yang tidak sempat aku jelaskan dengan kata kata. Ku abaikan rasa sakit ku, ku singkirkan ego ku, ku tutup telinga ku, dan aku tetap berkata --aku benar benar mencintaimu-

Teruslah mencinta dengan pujaan mu, teruslah bahagia. Tetaplah jadi orang paling tidak perduli. Ini perasaan ku, ini jalan cintaku. Aku yang memilih mencintai tanpa dicintai. Aku yang memilih untuk bertepuk sebelah tangan. Demi tuhan! Aku tidak akan mengganggu mu, tapi jangan paksa aku untuk pergi, karena aku takan pernah sanggup. Biarkan aku tetap disini --menunggumu- sampai saatnya kamu benar benar lelah, aku akan selalu menyapa mu dengan indah. Aku disini --tetap mencintaimu.

Ini hitam ku, benar benar hitamku. Sekarang kamu tau kan kenapa hitam begitu tenang? Karena aku menerima sisi hitam ku dengan sangat baik, aku menerimanya, aku menjalaninya, aku sabar dengan cara ku sendiri. Hitam ku adalah sisi terbaik ku. Sisi terbaik dari hal hal pait yang ku rancang dengan indah. Aku pura pura buta, belajar menjadi tuli, bahkan kalau bisa tuna netra. Aku lupa diri, lupa siapa aku sebenarnya. Seperti tercekik rasanya saat sadar siapa aku. Aku ini siapa? Aku bukan siapa siapa. Aku hanya sekedar pememuja mu, pemuja cinta yang bahkan tidak tau apa itu cinta. Ku pastikan hitamku akan bertambah gelap, gelap dengan indahnya yang hanya bisa ku lihat sendirian. Aku nikmati tanpa seorangpun tau, ku biarkan mereka berka apapun --terserah- indahku hanya aku yang bisa menikmatinya.

"kamu bisa benar benar akan mengerti cinta saaat kamu benar benar patah hati"

Kamu itu bukan biji kopi hitam ataupun dasar kegelapan, kamu adalah perumpamaan imajinasi ku yang sama sekali tidak aku ragukan keindahannya. Kamu adalah sosok nyata yang aku imajinasikan sedemikan rupa menjadi seperti apa alur yang aku mau, tapi --kamu adalah kamu- tanpa bisa aku paksakan --kamu- adalah kamu yang sempurna, lebih indah dari imajinasiku, kamu bebas memilih alur mana yang akan kamu jalani dan dengan siapa kamu menjalaninya.

Ku berikan seluruh hati ku untuk mu namun kau jelas menolaknya, kamu mengabaikan apa yang sudah jelas aku rancang, kau memenjarakan imajinasi ku yang sudah lama ku tata dengan rapih --kamu menghancurkan nya- tapi jelas --tidak- tentu saja itu bukan salah mu, sudah ku bilang aku yang merancangnya sendiri, aku merancangnya meskipun aku tau bahwa aku sendian. Kamu adalah lebih dari sekedar yang hanya bisa aku semogakan, kamu memang menolaknya tapi aku tetap dalam harap. Kamu memilih orang lain dan aku terima, kamu memilih apa yang kamu cinta. Dan aku sangat mencintai mu, sebab itu aku memilih kamu.

Aku memilih mu, aku berhak memilih, aku berhak mencintai siapapun yang aku mau. Cinta itu hak semua orang, kamu tidak bisa melarang ku, seperti aku yang tidak bisa melarang mu dengan siapa kamu akan mencinta, aku siap patahati. Bahkan ketika aku baru akan memulainya, seakan kamu menjadi sebuah 'Depulpin' untuk setiap syaraf ku, aku menerimanya meskipun aku tau itu akan melumpuhkan --syaraf-ku, selamanya. Meskipun sebenarnya masih bisa bisa bekerja dengan baik dan sangat baik, tapi aku menolaknya --aku menolaknya-

Aku memilih berjalan sendirian dalam ruangan gelap tak berujung, misbah ku mulai terasa redup namun aku tetap berjalan dalam gelap yang aku pilih sendirian --sesak- seperti tercekik rasanya, perlahan memperlambat aliran darah ku dan menghentikan degup jantung ku. Kamu menolak tapi tetap diam dengan harapan, beruntung aku tau diri. Jangan salah paham, aku tidak akan mengganggu yang hanya perlu aku lakukan adalah menunggu --terus.

Patah hati ku tidak seperti kebanyakan orang lain, kita akan sama sama menangis ketika patah hati, setelah itu sebagian orang memilih move on, sebagiannya lagi memilih lari, tapi aku diam --aku memilih diam- karena ketika sedang kecewa, sebagian orang memilih jalan yang salah. Sebab itu aku diam, aku menunggu --lagi lagi menunggu, aku menunggu sampai hati ku benar benar akan menetap dan tenang yang pada dasarnya aku hanya sedang mengkalkulasikan kebohonganku, membuat ilusi --yang- supaya tidak membuat ku memilih jalan move on atau pergi. Karena demi tuhan! Aku masih sanggup untuk menunggu.

"patahati itu bukan sebuah kegagalan, bukan juga jalan untuk terpuruk atau membuntukan segalanya, tapi patah hati adalah nikmat terbaik yang tuhan berikan dengan cara yang berbeda"

Setetes tinta mulai memburat sedikit demi sedikit di atas sebidang kanfas, mebuat garis, lengkung, dan --entahlah- hingga sampai saatnya berakhir, sesosok hitam yang ku anggap indah hadir di hadapan ku dengan senyum yang sama and --some how, hitam itu semakin dan terus menerus menjadi indah, terlebih jika kita tau bagaimana cara menikmatinya.

Hari itu, masih teringat jelas dalam memori ku bagaimana cara mu memperlakukan ku, aku seperti seorang putri yang kau sikapi dengan sangat baik, jika ada yang paling bahagia di alam ini --itu adalah --aku- saat itu- dari bagaimana cara mu menatap ku, dari bagaimana cara mu menyentuh ku, aku tau bahwa pada saat itu kau juga pasti --mencintai ku- 

Aku ingin menari di tengah hujan, aku ingin setiap rintik hujan menjamah tubuh ku merasakan betapa bahagianya aku. Aku ingin setiap tetes hujan menyerap bersama bahagianya aku. Aku ingin berhenti sampai sini rasanya, sebelum ada yang mengganggu bahagiaan ku yang sederhana ini. Aku menikmati setiap detik yang kita lewati bersama, canda, tawa, suka ria sehangat brownies yang baru saja dikuarkan dari oven.

Aku jatuh cinta --lagi- 

Tapi brownies tidak lagi senikmat saat sudah dingin, nikmatnya akan semakin berkurang ketika porsinya kita tambah, banyak atau sedikit tidak akan senikmat porsi pertama --lagi. Kau memperlakukan ku layaknya seorang putri, aku terbuai oleh cara mu seperti gula yang meleleh dalam adukan cokelat panas, nikmat! Tapi mengapa kau memperlakukan ku seperti seorang putri jika kau adalah seorang raja? Oh iya, memang benar cinta itu membuat orang semakin idiot, aku terbuai dan merasa bahwa aku makhluk paling bahagia, aku lupa... karena raja --pasti mempunyai ratu- dan bukan aku 'ratu' mu. Tapi kau adalah tahta tertinggi dalam imajinasi ku, kau selalu merenggut setiap kebahagiaan yang aku punya, bahkan bulan sabit saja mengisyaratkan betapa indahnya senyum mu. Percayalah aku benar benar mencintaimu! Aku men-cinta-i mu.

Lebih baik mati dari pada tidak mencinta sama sekali, rupanya sejak itu para pemuja cinta sudah lebih dulu mati tanpa mereka sadari. Raganya telah lama mati, sakitnya sudah lebih dahulu pergi, karena bersumpah atas nama cinta adalah salah. Cinta tidak harus dibuat sakral, cinta tidak harus ditakuti, cinta tidak harus dipuja, cinta hanya harus dipercaya dan dirasakan keberadaannya.

"Lebih baik di takuti dari pada di cintai"

Pena bukanlah pena tanpa tinta, begitupun dengan aku. Aku bukanlah aku --yang seperti ini- tanpa kamu, kamu analgesik ku tapi kamu juga racun bagi jiwa ku. Aku terbuai namun juga mati, lebih baik ditakuti dari pada dicintai. Aku bisa saja mencintai mu lalu pergi begitu saja --begitu kan cara mu? Tapi aku tidak seperti kamu, bedanya kamu bisa saja pergi lalu dengan mudah kembali, tapi aku? Aku penikmat rasanya mencinta, bagi ku ketika kau pergi dan saat kau kembali --cinta adalah sajak yang tidak lagi sempurna, kehilangan maknanya, terkotori kemurniannya.

Aku lebih takut dicintai, sebab ketika kita mencinta --kepercayaan bukan hanya sekedar kata, bukan hanya sebuah kesetiaan, tidak sesulit komitmen, tapi lebih sederhana dari hanya sekedar batas keraguan. Kecewa akan terasa semakin pahit apabila kita dicintai. Percayalah! Sementara dengan ditakuti, setidaknya pengkhianatan hanya akan berujung dendam dan balas dendam --tanpa saling kecewa dan melukai. 

Sebab bila mana engkau jatuh maka resiko tertingginya adalah patah, sebab bila mana engkau jatuh --cinta- resiko tertingginya adalah patah--hati- Mencintai mu adalah jatuh berulang kali yang aku rindukan rasa sakitnya, sebab mencintai mu aku adalah nyata, sebab dengan sangat aku bersumpah bahwa aku men--cinta-i mu, imajinasi ku!

Ku hadirkan dirimu dalam setiap bait resah dan cinta ku kepada --NYA tuhan yang menciptakan mu dengan indah~

Malam itu akan selalu gelap. Tapi bukan berarti dalam gelap kita lantas saja tidak perduli bahwa bulan sekuat tenaga berusaha menerangkan malam dengan indah, meskipun tak sekuat matahari namun bulan akan tetap berusaha sekalipun usahanya sering kali terabaikan. Ku semogakan kehadiran mu dalam setiap langkah yang tidak pernah aku lupakan kehadiran-NYA, berkat cinta dan anugerah --NYA aku bisa menjalani skenario indah yang hanya bisa aku nikmati sendirian. Aku bisa saja berlari dan memilih pergi, namun ketika aku pergi dan kau kembali? Siapa yang akan menyambut mu dengan hangat? Siapa yang akan mendengarkan mu dengan baik? Siapa yang akan mengatakan bahwa seseorang telah setia menunggu sampai kau kembali?

Itu --aku-

Aku ingin selalu menjadi tempat saat kau merasa sedih, biarlah kau melupakan ku ketika kau merasa senang, datang.. kemari lah, aku akan mendengarkan semua keluh kesah mu, aku akan menikmati ceritamu, aku akan selalu siap bila mana engkau ingin 'pulang' sebab bila mana kita sudah terlalu lama pergi, terlalu jauh melangkah, dan terlalu lelah untuk merasa sakit, tempat terbaik yang akan selalu kita pilih adalah 'rumah' akan aku beri tau sebuah rahasia, betapa nikmatnya air mata saat hanya ada aku dan --tuhan- yang tau, karena sesepi apapun, apapun agamanya --tuhan- adalah 'sesuatu' yang takan pernah hilang dan meninggalkan.

Tuhan memang tidak akan selalu mengabulkan semua yang kau inginkan, Tuhan mungkin akan menunda atau menggantinya dengan yang lebih baik. Tapi tuhan akan selalu mendengarkan mu, Tuhan akn selalu ada di sisi mu. "jika kau melangkah kearah ku, maka aku akan berlari kearah mu" --cintailah Tuhan mu baru setelah itu kamu mencintai ciptaan NYA. 

Mungkin aku belum sepenuhnya mencintai Tuhan ku, sebab itu aku belum bisa mengerti bagaimana cara yang terbaik untuk bisa mencintai dan di cintai oleh mu. Tuhan akan selau memberikan apa yang aku butuhkan, mungkin itulah sebabnya Tuhan tidak memberikan mu pada ku.

Ya --karena aku belum membutuhkan mu-

Part terindah dalam patah hati adalah ketika sekuat tenaga aku berdoa dan berusaha, lalu Tuhan berkata --tidak- tidak! Itu bukan alasan untuk aku semakin jatuh dan terpuruk, justru menurut ku itu adalah cara terbaik Tuhan untuk membuat hamba--NYA semakin dekan dengan yang menciptakan, hanya Tuhan yang tau betapa nikmatnya patah hati ku ini.

Begitupun dengan kamu, sebab aku tidak bisa disamping mu adalah karena kau belum benar benar membutuhkan ku. Aku ini semakin lama semakin mendalami peran sebagai orang yang pusung, diam diam terjebak padahal jelas ada jalan keluar. Jangan katakan apapun, percuma! Percuma, takan pernah aku dengar, kamu lah alasan terbaik ku untuk tetap patah hati, namun sebab dan akibatnya adalah sahabat bagi ku, bagai sebuah aliran listrik plus dan minus --tepat- 

Rabas saja saat jatuh sudah mulai mengikis, dan perlahan lahan dia menghilang --tanpa bekas- tapi penantian yang selalu ku semogakan tidaklah sesederhana itu, tapi juga tidak serumit rumus logaritma. Ini prakarsa ku, ku buat sedemikan rupa agar Tuhan ku tau bahwa perasaan ku bukan hanya sekedar narasi.

Ayat ayat Tuhan bukan sebuah imaji,  itu adalah cara --NYA  agar karya terindah --NYA tidak jatuh terlalu dalam, tidak berburuk sangka, tidak juga berputus asa. Sebab Tuhan tidak akan memberikan ujian melampaui kemampuan hamba --NYA. Begitu juga cinta.

Sepertinya Tuhan sudah benar benar mengabaikan dan menyuruhku untuk segera mengakhirinya. Ya, kurasa iya! Aku akan segera mengakhirinya --untuk sementara. Sepertinya Tuhan sedang membelai kepala ku, seolah berbisik "berhentilah nak, kau sudah begitu terluka". Rasanya Tuhan tidak main main, kali ini. Diri --NYA  benar benar telah mematikan hati ku. Aku mati rasa, benar benar gelap dan --entahlah aku merasa seperti bernapas tanpa oksigen, sangat sederhana namun mampu membuatku berjalan sendirian tanpa menoleh kearah manapun.

Mati rasa bukan seperti mengikhlaskan, sebab bila mana hati telah cukup mengikhlaskan, maka air wajah tidak akan mampu menyembunyikan semburat kebahagiaan ketika melihatnya bahagia dengan orang lain, tapi mati rasa adalah perasaan seperti acuh tak acuh, apatis, hedonis --tidak perduli- apapun itu bukan urusan ku.

"Air mata akan terasa sangat nikmat saat hanya aku dan Tuhan yang tahu."

Ya Tuhan, malam ini semesta lagi lagi mengikrarkan patahati ku yang sederhana, ia membuatnya menjadi dingin dan hujan, angin nya tidak begitu kencang, tidak! Tapi cukup mampu membuat semua orang bertanya "ada apa dengan semesta?". Bersyukur malam ini tidak seperti malam malam sebelumnya, seakan semesta mencambuk seluruh umat manusia. Semesta nantinya akan hancur seperti apa yang sudah dijelaskan dalam kitab kitab suci, ada 2 fase --kerusakan kecil, lalu kehancuran yang sama sekali tidak bisa kita bayangkan, hancur, benar benar lebur lalu setelah itu  menghilang. Tidak seperti hati perempuan, hancur berkali kali namun tidak pernah --hilang. Jangankan menghilang, berkurang saja tidak!

"Ya Tuhan, biarkan malam ini seperti malam malam yang telah aku lewati dengan Rahmatmu yang tidak pernah putus mengantarkan nikmat yang akan selalu aku semogakan. Ya Tuhan jagalah selalu orangtua ku dalam nikmat dan hidayah mu. Biarkan perasaan ini beristirahat sejenak dari penat yang sengaja aku buat. Supaya saat nanti aku bangun, aku akan menjadi ciptaan mu yang semakin kuat. Ya Tuhan maafkan aku, maafkan seluruh kekeliruan ku. Ampuni aku ya Tuhan, ampuni seluruh kekeliruan ku. Supaya saat nanti ketika aku bangun, aku akan lebih mudah menjalani hari yang baru lagi. Ya Tuhan jangan biarkan usia ku berlalu dengan sia sia, supaya ketika saatnya aku berhenti, semuanya tidak jadi percuma. Ya Tuhan, aku memaafkan diriku sendiri, aku memaafkan apa yang sudah terjadi hari ini, dan aku memaafkan setiap orang yang tidak sengaja menyinggung ku hari ini. Maafkan kami, dan ijinkan kami beristirahat dengan damai malam ini, dan bangunkan kami besok pagi dengan peruh rasa syukur. Aamiin."

Dialog terindah bersama Tuhan adalah ketika malam hari sebelum tidur, saat semua yang sudah terjadi akan berkumpul dan kita renungkan, dan mulai membayangkan apa yang kita inginkan terjadi. Karena pada malam hari sebelum tidur, jarak antara Tuhan dan hambanya terasa sangat dekat. Seakan akan Tuhan menemanimu tidur dengan Rahmat dan cintanya. Mana yang lebih murni dibanding Cinta yang Tuhan berikan? Tuhan memang tidak akan pernah terlihat kehadirannya, namun Tuhan akan selalu menampakan kasih sayang, perlindungan dan cintanya lewat seseorang yang murni rasa cintanya --orang tua-

Seisi semesta ini pun setuju, bahwa Tuhan Maha pencipta terbaik. Tuhan yang mengajariku berhenti saat aku merasa sudah tak lagi sanggup. Awalnya Ia memaksa, namun akhirnya aku mengerti. Terkadang angin pun harus berhenti saat hujan, agar suatu saat ketika terjadi panas, angin mampu membuktikan bahwa kekuatan hembusannya tidak bisa diragukan. --meskipun tidak sedang badai.

Dan lagi part terindah dalam patahati ku, ketika aku menangis dan mengadu, Tuhan mengampuniku dan menghapus air mata ku. Satu lagi! dimana aku bisa merasakan bahwa --aku lebih dekat dengan Tuhan-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun