Paling asyik ketika menyaksikan debat adalah memetik buah kebenaran, dengan argumentasi yang klinyis-klinyis dan renyah orang akan ketagihan menyantapnya.Â
Tapi kalau debat justru sekedar mencari pembenaran, yang tersaji adalah rasa pahit dan busuk dengan aroma kebencian, ketika disantap bukan lahir rasa enak, kenyang dan bergizi, tapi justru sebaliknya.
Debat sering kali dianggap representasi kualitas sosok, untuk mengetahui baik pilihan pemikiran, maupun pilihan sikap yang diambil oleh kontestan debat. Â
Salah satu poin menarik debat capres episode  pertama kemaren adalah tentang statemen, tidak ada riwayat pelanggaran HAM, padahal benderang dimata dan telinga publik, tentang terbitnya perppu yang khusus untuk ormas tertentu dan menjadi dasar untuk mencabut badan hukumnya, padahal pembuktian kesalahannya masih memiliki bobot debatebel.
Debat sejatinya merupakan saluran komunikasi untuk menyampaikan gagasan baik bersifat kritik, masukan, atau bahkan pilihan kebijakan yang diempu sebagai solusi. Â Waktu yang terbatas, pertanyaan kejutan, sikap personal, kerjasama, dan kesiapan jawaban, termasuk strategi menyerang dan bertahan merupakan perkara yang penting dalam debat.Â
Debat capres punya peran strategis dalam edukasi bagi rakyat, khususnya terkait pencerdasan politik tentang kondisi bangsa dan langkah bangsa ke depan dalam menaklukan tantangan dan mewujudkan pembangunan serta kesejahteraan, tentu bukan kesejahteraan segelintir, tapi kesejahteraan merata yang adil dan memakmur.
Komoditas pangan strategis dan komoditas pangan unggulan menjadi prioritas rencana kerja institusi pertanian. Melalui upaya khusus dan upaya berkelanjutan komoditas tersebut digenjot produksi dan produktivitasnya.Â
Rekayasa kebijakan, kreativitas dan inovasi teknologi dan desiminasi massif diupayakan dengan dukungan dana dan sdm yang tak sedikit. Inovasi-inovasi itu baik dari lemlit maupun pengalaman individu memberi pilihan yang menguntungkan untuk diadopsi pada usaha yang mulai digencarkan ke arah agribisnis dan agriindustri.
Ketika FAO berkunjung, dua hal yang disarankan tentang pangan dan gizi. Disinggung juga tentang pangan yang tak hanya aman tapi berkualitas. Â Tentu memproduksi hal demikian perlu mengacu pada SOP dan standar. Â Tantangan tak mudah untuk mencukupi kebutuhan konsumen.Â
Pilihan budidaya organik dan ramah lingkungan adalah solusi untuk itu. Â Tapi bisakah organik dan ramah lingkungan ini menjawab kepraktisan, kemurahan, dan hasil yang menggembirakan. Â Benar, budidaya sekelas urban farming sudah mengarah ke situ, beberapa embrio kesuksesan organik juga sudah nyata dan layak diikut.