Ketika diaudit, kenapa pelaksanaan tidak sesuai prosedur dan mengapa bantuan tak sesuai peruntukan, argumentasi muncul ini itu, dan lebih parah lagi untuk ketidakberesan itu, penyuluh diberi upeti sebagai harga jasa dan tutup mulut atas upayanya mendatangkan program dan pendampingan. Wuiih gak asyik banget yaa..
Itulah sekelumit wajah lapangan, yang mesti disikapi dengan arif dan sabar. Perkara yang tak mudah itu adalah pekerjaan membentuk kenyataan sesuai dengan ide-ide yang berkumpul dalam juklak dan juknis program. Â
Pekerjaan membentuk kenyataan ini, mestilah berbasis pada ide, metode, ikatan, dan kualitas manusia. Â 4 hal ini harus kokoh dan menguatkan, bila salah satu saja rapuh maka kelompok hanya sebatas kumpulan kepentingan, bukan gerakan perubahan hakiki.
Aspek ekonomi itu penting, tapi yang lebih penting sebelum itu adalah memahami aspek pembangunnya dan pemimpinnya. Â Ekonomi tidak sekedar bicara untuk rugi, tapi juga wajib bicara halal dan haram. Â
Untuk tahu untung-rugi saja seseorang harus belajar, apalagi untuk tahu halal dan haram, menuntut ilmu merupakan kewajiban, harus menjadi kebiasaan dan gaya hidup seorang muslim.
Di musim menjelang kampanye ini, kelembagaan petani disasar sebagai objek, dan sebagiannya sebagai subjek dulangan suara dengan dukungan gula-gula ekonomi. Dikumpulkan untuk mendengar mimpi-mimpi dan tong kosong perubahan, pulangnya diberi sarung, kaos, sembako, dan amplop berisi biru hingga merah. Â
Mestinya petani dicerdaskan dengan ide/gagasan dan metode mewujudkan, meyakinkan mereka tentang solusi dan kebaikan hidup dunia-akherat, menjelaskan kepada mereka tentang bahaya dan keburukan ide-ide kufur yang lahir dari rahim sekularisme, yang masuk ke dalam bidang politik, ekonomi, agama dan bidang lainnya, mendorong petani berani menolak ide itu lalu menawarkan ide solutif dan penuh keberkahan sebagai penggantinya.Â
Tapi justru, pejuang-pejuang kursi lebih memilih mengikuti arus dan kehendak, mendidik dan melestarikan mahar politik agar petani mencoblos dirinya di pemilu nanti.
Ngomong-ngomong, gimana kabar ekonomi penyuluh ? semoga senantiasa sehat dan baik-baik saja. Â Salam Penyuluhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H