[caption id="attachment_376607" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 9. Petani sedang praktek memimpin pertemuan kelompok                                 "]
Setelah dilakukan pendekatan secara persuasif oleh pengurus, diingatkan tentang hasil kesepakatan  bersama yang telah disusun, namun tetap saja tidak hadir, akhirnya 6 orang anggota dikeluarkan dari  kelompok. Karena hal itu ,anggota KPM Bina Usaha hanya tersisa 23 orang. Beberapa waktu kemudian dilakukan evaluasi terhadap KPM Bina Usaha dan dinyatakan bahwa KPM tersebut dinyatakan siap, pihak pemerintah daerah memberikan dana kegiatan untuk KPM Bina Usaha. Melalui pertemuan, ke 23 anggota sepakat  melaksanakan kegiatan Pembelajaran Ternak Ayam Buras. Selain menguntungkan, mudah dikerjakan, tidak menyita banyak waktu, dan bisa dilakukan dalam skala rumah tangga, akhirnya mayoritas anggota memilih pembelajaran tersebut. sebagai prioritas.
Saat ini kegiatan masih berjalan, sebagai fasilitator saya bertugas memandu kelompok bersama Ibu Arbainah, S.Pt selaku nara sumber. Pemberdayaan dilaksanakan dengan pola teori dan praktek ala pendidikan orang dewasa. Anggota dilatih tentang cara melakukan analisis usaha ternak ayam buras, mengenal dan melakukan pemilihan bibit ayam buras yang baik, teknologi perkandangan, pakan, vitamin, mineral, vaksin, hama dan penyakit serta cara pencegahan dan pengendaliannya, hingga pasar dan cara pemasaran. Anggota juga dipandu agar memiliki kemampuan dalam melakukan evaluasi usaha.
Saya memberdayakan petani untuk membangun kandang sebagai tempat praktek budidaya ayam buras. Karena dana yang ada tidak mencukupi membangun kandang, melalui musyawarah akhirnya petani bergotong royong mencari kayu di hutan, dana kas digunakan untuk membeli atap, bambu dan paku, sedangkan pembangunannya dilaksanakan secara gotong royong. Mereka bersepakat, bila ada anggota yang tidak hadir gotong royong denda 10 ribu rupiah.
[caption id="attachment_376610" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 10. Kandang yang dibangun anggota secara gotong royong"]
Karena lokasi rumah petani dengan pasar lumayan jauh (sekitar 20 Km), saya berinisiatif membelikan pakan 50 Kg dan Vitamin ayam buras lalu mengantarkannya sendiri ke rumah petani naik motor. Setelah bertemu dengan pengurus kelompok, saya meminta mereka untuk membeli sendiri keperluan lainnya di pasar agar mereka tahu tempatnya, tahu kualitasnya, tahu harganya, dan bisa mempraktekkan apa yang telah dipelajari, tentu dengan saya dampingi. Besok harinya perwakilan petani berangkat, mereka memilih dan membeli DOC (anak ayam) ternak di pasar, membeli tempat minum dan tempat pakan di kios ternak.
[caption id="attachment_376611" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 11. Anggota KPM Bina Usaha sedang membeli DOC di Pasar Ayam"]
[caption id="attachment_376612" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 12. Anggota KPM Bina Usaha sedang membeli tempat pakan dan tempat minum ayam di kios ternak"]
Alhamdulillah, segala keperluan untuk pembelajaran beternak ayam buras sudah tersedia, kandang, DOC, pakan,tempat pakan dan minum, tinggal perawatan dan pemeliharaan saja. Saya sadar apa yang saya lakukan tidak apa-apanya. Saya juga cuek saja mendengar ocehan pihak-pihak yang berbeda pandangan. Mereka membisiki agar saya tak usah telalu rajin mengurusi petani miskin, selain capek, buang-buang waktu, hasilnya juga belum tentu sesuai harapan. Bagi saya, apa yang saya lakukan adalah amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan, selain itu saya ingin menghalalkan apa yang saya terima dari kegiatan ini. Oleh karena itulah, saya berusaha memberikan yang tebaik semampu saya. Semoga melalui pemberdayaan ini banyak petani miskin yang mandiri dan memiliki keterampilan, sehingga memiliki usaha yang mampu menopang kehidupannya. Inilah aksi kecil yang bisa saya berikan untuk Indonesia.
[caption id="attachment_376613" align="aligncenter" width="300" caption="Foto 13. Suasana DOC dalam kandang pembelajaran"]
Keterangan : Â Sumber semua foto di tulisan ini adalah dokumen pribadi penulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H