Mohon tunggu...
Aras Atas
Aras Atas Mohon Tunggu... Editor - Penulis Muda

Literasi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berakal dan Berpikir dalam Pandangan Islam

1 Februari 2019   22:32 Diperbarui: 2 Juli 2021   08:13 4780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berakal dan Berpikir dalam Pandangan Islam

Baca juga: Ramai Provokasi Agama, Umat Wajib Waspada dan Berakal Sehat

"Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: "Siapakah yang menurunkan hujan dari langit, lalu Ia hidupkan dengannya tumbuh-tumbuhan di bumi sesudah matinya?" Sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Ucapkanlah (wahai Muhammad): "Alhamdulillah", bahkan kebanyakan mereka tidak memahami (laa ya'qiluun). (Al- Ankabut 63)

(Orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik) dengan keadaan bersatu padu sekalipun, tidak berani memerangi kamu melainkan di kampung-kampung yang berbenteng kukuh, atau dari sebalik tembok. (Sebabnya): permusuhan di antara mereka sesama sendiri amatlah keras; engkau menyangka mereka bersatu padu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu, kerana mereka adalah kaum yang tidak berakal (qaumul laa ya'qiluun).  (Al Hasyr 14).

"Dan tiadalah sebarang kuasa bagi seseorang untuk beriman melainkan dengan izin Allah; dan Allah menimpakan azab (arrijsa) atas orang-orang yang tidak mau berakal (laa ya'qiluun). (Yunus. 100).

Dan sangat tegas dalam ayat terakhir yang saya kutip, bahwa Allah berkuasa penuh akan persoalan manusia seperti apa yang dibukakan hidayah agar bisa menerima keEsaannya dengan lapang dada. Masih banyak sekali ayat-ayat Allah yang menjelaskan perkara peran Akal Pikiran dalam menerima KeEsaan_Nya.

Bahwa persoalan mengenal mana baik dan buruk, mana indah dan tidak indah, mana benar dan tidak benar, mana siang dan malam, selama kita belum mengakui apa yang telah kita kenal itu adalah bentuk mutlak keEsa an Allah, kita tidak dianggap telah berakal sehat. Boro-boro karena memilih Capres dan Cawapres pilihan ulama atau karena didukung oleh "Guru" Filsafat makan siapa saja yang memilih atau menambatkan pilihannya pada calon itu telah "berakal sehat". Justru saya katakan sebaliknya, sikap itu telah mungkar dari kekuasaan Allah, karena tidak menyandarkan pada keEsa an Allah itu sendiri.

Hal berikut yang ingin saya bahas adalah tentang cara berpikir sebagian umat Islam di Indonesi ini. Khususnya diakibatkan oleh fenomena kepemiluan.

Ketika seorang yang bukan dari kalangan umat Islam diberi kesempat berbicara (orasi) di dalam masjid lantas diteriaki takbir. Saya tidak begitu menyoalkan ada orang yang bukan dari Islam masuk ke dalam masjid. Tapi soal teriakan takbir itu.

Baca juga: Berkarya dan Berinovasi Bukti Kemanfaatan Makhluk Berakal

Ketika Masa Rasulullah, datang utusan dari Romawi menemui Rasulullah dan ijinkan mesuk Masjid Nabawi, tak tanggung-tanggung, Nabi. Saw. meminta mereka menunjukkan (mempertontonkan keahlian permainan pedang mereka) dari beberapa riwayat Aisyah r.a diperkenankan menonton pertunjukan itu. 

Tapi tidak pula saya temukan rasul dan para sahabatnya meneriakkan takbir saat melihat pasukan Romawi itu mendemonstrasikan keahliannya. (Jika ingin baca yang lebih lengkap, baca saja buku tulisan Dr. Yusuf Qardhawi. Islam Jalan Tengah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun