Prabowo bilang kita harus menghormati perbedaan. Tak boleh terjadi konflik karena perbedaan.. bla.. bla..
'Kalo aku, akan ku bilang, bangsa ini dibangun oleh kesepakatan purba dari sedemikian banyak suku dan golongan keyakinan. Pancasila menerjemahkan ini dengan membangun lembaga kebijaksanaan yang disebut Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Saya akan merancang Musyawarah Nusantara yang rutin. Saya akan undang pimpinan adat, agama, dan golongan sosial lainnya untuk duduk bersama membahas persoalan strategis bangsa. Targetnya adalah melahirkan pemikiran2 bernas yg visioner.
Ini tidak hanya akan menyelesaikan persoala  perbedaan, tetapi juga bisa melahirkan rumusan2 jitu untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Memgambil hikmah kebijaksanaan masa lalu, dengan dihadapkan ke soal kekinian, untuk makin mendekatkan ke tujuan akhir bangsa ini".
Yang ingin saya jelaskan lewat ini adalah cara pandang. Bahwa kefanatikan para pendukung kedua paslon tidak mestinya terjadi. Akal sehat pun berbicara apa alasan kita untuk mau memilih salah satu dari paslon bila berkaca dari hasil debat semalam. Jika pun harus memilih ayolah 'pilih saja dengan ikhlas niatkan saja lillhahita'ala untuk kebaikan bengsa-negara' dalam artian kita sumbangkan suara kita (hak pilih) kesalah satunya dengan niat beramal (saleh), tanpa harus sertakan alasan-alasan hebat atau apalah dari keduanya yang menanbah sengitnya permusuhan. Memang memilih itu adalah hak asasi, tohk memilih untuk tidak memilih juga hak asasi kan?.