Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Penulis lepas dan blogger yang gemar berbagi cerita tentang gaya hidup, kuliner, travelling dan edukasi sosial. Aktif menulis untuk mendukung program Bina KUA & Keluarga Sakinah Kemenag RI, khususnya dalam edukasi keluarga dan bimbingan perkawinan serta informasi terkini. Semoga bisa menginspirasi dan memberikan manfaat bagi pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Love

Sebelum Mengucap Janji Sehidup Semati: Persiapan Penting agar Pernikahan Bebas dari Luka

11 Agustus 2024   19:56 Diperbarui: 11 Agustus 2024   20:05 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bing.com created by Diah Woro


Saat kita memikirkan pernikahan, yang terbayang tentu adalah momen-momen manis, janji sehidup semati, dan hari-hari bahagia yang akan dijalani bersama pasangan. Namun, di balik impian itu, kita juga perlu menghadapi kenyataan bahwa perjalanan ini tidak selalu mulus. Konflik, perselisihan, bahkan KDRT dan perselingkuhan, adalah kenyataan pahit yang bisa saja hadir dalam pernikahan. Lalu, bagaimana kita bisa meminimalisir risiko ini?

Mari kita bicara dengan lebih jujur dan personal-karena yang akan saya bagikan ini bukan sekadar tips, melainkan pelajaran berharga untuk menciptakan keluarga sakinah, mawadah dan warahmah. 

1.Kenali Pasanganmu Lebih Dalam, Jauh Lebih Dalam
Saya pernah mendengar seseorang berkata, "Saya tahu segalanya tentang pasangan saya!" Namun, kenyataannya, mengenal pasangan lebih dalam bukan hanya tentang mengetahui warna favorit atau makanan kesukaan. Sebelum menikah, penting sekali untuk memahami siapa mereka sebenarnya; apa mimpi, ketakutan, dan trauma yang mungkin mereka sembunyikan di balik senyuman.

Coba bayangkan, jika suatu hari nanti perbedaan kecil berubah menjadi jurang yang lebar hanya karena kamu tidak benar-benar mengenal pasanganmu. Coba diskusikan hal-hal yang lebih serius, seperti pandangan tentang uang, anak, hingga bagaimana kalian ingin menjalani hidup di masa depan. Ini bukan soal menjadi penasaran, tapi soal memastikan bahwa kamu dan pasanganmu memiliki pondasi yang kokoh untuk menghadapi masa depan.

2. Belajar Komunikasi yang Benar, Kuncinya Bukan Hanya Bicara
Kamu mungkin sering mendengar bahwa komunikasi adalah kunci hubungan yang sehat. Tapi mari jujur, seberapa sering kamu benar-benar mendengarkan pasanganmu tanpa menyela, tanpa berpikir apa yang akan kamu katakan selanjutnya? 

Komunikasi yang efektif bukan hanya tentang bicara, tapi juga tentang mendengarkan dengan sepenuh hati.

Saya pernah bertemu pasangan yang tampak sempurna dari luar, tapi ketika berbicara, mereka lebih banyak saling menuduh daripada mencari solusi. Akibatnya, konflik kecil berubah menjadi masalah besar. Mulai dari sekarang, belajar untuk benar-benar mendengarkan pasanganmu, memahami perasaan mereka, dan mencari solusi bersama, bukan hanya menang sendiri.

3. Jangan Terbuai Mimpi Manis karena Pernikahan Bukanlah Sebuah Dongeng
Kita semua suka membayangkan pernikahan seperti di film. Sempurna, indah, penuh cinta setiap saat. Tapi kenyataannya, pernikahan adalah kerja keras, komitmen, dan kesabaran. Jika kamu masuk ke dalamnya dengan harapan yang terlalu tinggi, siap-siaplah untuk kecewa.

Sebelum menikah, tanyakan pada dirimu, apakah kamu siap menghadapi kenyataan bahwa pasanganmu bukanlah manusia sempurna? Bahwa kalian akan bertemu dengan masalah, besar atau kecil, dan harus menghadapinya bersama? Menurunkan ekspektasi bukan berarti menurunkan standar, tapi lebih kepada menerima bahwa dalam setiap perjalanan ada lika-liku yang harus dilalui.

4. Ikuti Bimbingan Perkawinan. Jangan Anggap Sepele, ya! 
Saya tahu, beberapa dari kalian mungkin berpikir, "Bimbingan perkawinan? Itu cuma formalitas, kan?" Tapi izinkan saya memberi tahu, bimbingan ini bisa menjadi penyelamat pernikahanmu di masa depan. Program ini bukan hanya tentang mengajarkan teori, tapi memberikanmu alat-alat praktis untuk menghadapi realita pernikahan.

Di sinilah kamu dan pasangan akan belajar bagaimana cara mengelola konflik, memahami peran masing-masing dalam pernikahan, dan pentingnya mencegah hal-hal buruk seperti KDRT dan perselingkuhan. Kementerian Agama menyediakan program ini untuk alasan yang sangat baik: agar setiap pasangan yang menikah memiliki bekal yang cukup untuk menjalani hidup bersama.


5. Sadari Pemicu Konflik, Yuk Kenali dan Atasi Sebelum Terjadi

Pernahkah kamu berpikir tentang apa yang bisa memicu perselisihan dalam rumah tangga? Mungkin tekanan ekonomi, kecemburuan, atau perasaan tidak dihargai? Mengenali pemicu ini sejak awal akan membuatmu lebih siap menghadapinya jika muncul di kemudian hari.

Banyak pasangan yang terjebak dalam lingkaran KDRT atau perselingkuhan karena tidak menyadari bahwa hal-hal kecil yang mereka abaikan telah berubah menjadi bom waktu. Sebelum menikah, bicarakan masalah-masalah potensial ini dengan pasanganmu. Buat rencana untuk mengatasi mereka jika nanti muncul. Ini bukan pesimisme, tapi persiapan agar pernikahanmu kuat, tak tergoyahkan oleh badai.

Menutup dengan Harapan
Mempersiapkan pernikahan bukan hanya tentang gaun, pesta, atau bulan madu. Ini tentang memastikan bahwa kalian berdua siap menghadapi kehidupan yang nyata, dengan segala tantangan dan kebahagiaannya. Saya menulis ini dengan harapan bahwa setiap langkah yang kamu ambil sebelum menikah akan membawamu pada pernikahan yang sehat, bahagia, dan langgeng.

Jadi, sebelum melangkah ke pelaminan, pastikan kamu sudah mempersiapkan dirimu sebaik mungkin. Karena pernikahan bukan hanya soal memulai hidup bersama, tapi tentang bagaimana menjaga cinta itu tetap hidup selamanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun