Saat kita memikirkan pernikahan, yang terbayang tentu adalah momen-momen manis, janji sehidup semati, dan hari-hari bahagia yang akan dijalani bersama pasangan. Namun, di balik impian itu, kita juga perlu menghadapi kenyataan bahwa perjalanan ini tidak selalu mulus. Konflik, perselisihan, bahkan KDRT dan perselingkuhan, adalah kenyataan pahit yang bisa saja hadir dalam pernikahan. Lalu, bagaimana kita bisa meminimalisir risiko ini?
Mari kita bicara dengan lebih jujur dan personal-karena yang akan saya bagikan ini bukan sekadar tips, melainkan pelajaran berharga untuk menciptakan keluarga sakinah, mawadah dan warahmah.Â
1.Kenali Pasanganmu Lebih Dalam, Jauh Lebih Dalam
Saya pernah mendengar seseorang berkata, "Saya tahu segalanya tentang pasangan saya!" Namun, kenyataannya, mengenal pasangan lebih dalam bukan hanya tentang mengetahui warna favorit atau makanan kesukaan. Sebelum menikah, penting sekali untuk memahami siapa mereka sebenarnya; apa mimpi, ketakutan, dan trauma yang mungkin mereka sembunyikan di balik senyuman.
Coba bayangkan, jika suatu hari nanti perbedaan kecil berubah menjadi jurang yang lebar hanya karena kamu tidak benar-benar mengenal pasanganmu. Coba diskusikan hal-hal yang lebih serius, seperti pandangan tentang uang, anak, hingga bagaimana kalian ingin menjalani hidup di masa depan. Ini bukan soal menjadi penasaran, tapi soal memastikan bahwa kamu dan pasanganmu memiliki pondasi yang kokoh untuk menghadapi masa depan.
2. Belajar Komunikasi yang Benar, Kuncinya Bukan Hanya Bicara
Kamu mungkin sering mendengar bahwa komunikasi adalah kunci hubungan yang sehat. Tapi mari jujur, seberapa sering kamu benar-benar mendengarkan pasanganmu tanpa menyela, tanpa berpikir apa yang akan kamu katakan selanjutnya?Â
Komunikasi yang efektif bukan hanya tentang bicara, tapi juga tentang mendengarkan dengan sepenuh hati.
Saya pernah bertemu pasangan yang tampak sempurna dari luar, tapi ketika berbicara, mereka lebih banyak saling menuduh daripada mencari solusi. Akibatnya, konflik kecil berubah menjadi masalah besar. Mulai dari sekarang, belajar untuk benar-benar mendengarkan pasanganmu, memahami perasaan mereka, dan mencari solusi bersama, bukan hanya menang sendiri.
3. Jangan Terbuai Mimpi Manis karena Pernikahan Bukanlah Sebuah Dongeng
Kita semua suka membayangkan pernikahan seperti di film. Sempurna, indah, penuh cinta setiap saat. Tapi kenyataannya, pernikahan adalah kerja keras, komitmen, dan kesabaran. Jika kamu masuk ke dalamnya dengan harapan yang terlalu tinggi, siap-siaplah untuk kecewa.
Sebelum menikah, tanyakan pada dirimu, apakah kamu siap menghadapi kenyataan bahwa pasanganmu bukanlah manusia sempurna? Bahwa kalian akan bertemu dengan masalah, besar atau kecil, dan harus menghadapinya bersama? Menurunkan ekspektasi bukan berarti menurunkan standar, tapi lebih kepada menerima bahwa dalam setiap perjalanan ada lika-liku yang harus dilalui.
4. Ikuti Bimbingan Perkawinan. Jangan Anggap Sepele, ya!Â
Saya tahu, beberapa dari kalian mungkin berpikir, "Bimbingan perkawinan? Itu cuma formalitas, kan?" Tapi izinkan saya memberi tahu, bimbingan ini bisa menjadi penyelamat pernikahanmu di masa depan. Program ini bukan hanya tentang mengajarkan teori, tapi memberikanmu alat-alat praktis untuk menghadapi realita pernikahan.