Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Content Creator FB : Mbak Dee Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel Kelir Yon Bayu Wahyono

26 Oktober 2023   22:47 Diperbarui: 26 Oktober 2023   22:59 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : koleksi pribadi

Blurb
Hamoroto adalah ksatria utama kaum Kejawen yang dipersiapkan untuk menyambut kebangkitan Majapahit dan agama budi seperti ramalan kitab-kitab kuno. Ketika Sabdopalon dan Nayagenggong tidak pernah datang, Hamoroto merasa kecewa dan meninggalkannya. 

Namun di usia senjanya, Hamoroto dihadapkan pada persimpangan keyakinan. Panggilan untuk melanjutkan perang kebatinan di tanah Jawa semakin menggoda. Terlebih setelah diwarisi padepokan Sabdo Sejati, Hamoroto lantas mengajak anak laki-lakinya untuk mempelajari pergulatan batin yang tengah dihadapi, dengan bantuan mahasiswi antropologi. 

 Data Buku
Judul: Kelir
Penulis: Yon Bayu Wahyono
Penerbit: Teras Budaya Jakarta
Cetakan pertama: Agustus 2023
Jumlah halaman: 160
QRCBN: 62-2126-5702-974
Genre: Novel Fiksi 

Tentang Penulis
Yon Bayu Wahyono adalah penulis kelahiran Jakarta, 4 Mei 1971. Karya-karya berupa cerita pendek tersebar di berbagai media massa seperti Suara Merseka, Kedaulatan Rakyat, The Jakarta Post, Tabloid Nova, dll. 

Novel yang sudah diterbitkan : PRASA Operasi Tanpa Nama (Teras Budaya, 2023).

Peraih Best in Opinion Kompasiana 2017 juga aktif sebagai kolumnis di Kompas.com. 

Pernah menjadi wartawan Mitra Dialog (Pikiran Rakyat Group), SKH Lampung Ekspress, Medan Pos dan Majalah Misteri. 

Sumber foto : koleksi pribadi 
Sumber foto : koleksi pribadi 

Apa yang menarik dari novel Kelir?
First impression adalah tampilannya yang bersahabat. Dari ukuran, tebal buku, desain cover menggambarkan wayang, font size dan warna cover hitam dan emas menarik sekali. Sehingga orang tergerak untuk membuka lembar pertama dan mulai membacanya. 

Pemilihan judul sangat lugas-cuma satu kata-namun mampu membawa tema yang diusung. 

Jadi Kelir adalah kata dari bahasa Jawa yang berarti tirai atau gorden pertunjukan wayang. Kelir juga diartikan sebagai warna. Makna itulah yang mungkin disimbolkan penulis buku untuk menyampaikan pesan terkait kebudayaan dan tradisi Jawa ; wayang dan warna. 

Tema cerita untuk novel bernuansa romansa sangat tidak biasa yaitu pergulatan batin orang Jawa untuk tetap meneruskan tradisi Kejawen kepada keturunannya atau membiarkan menguap begitu aja digerus kemodernan. 

Dari cara bercerita mas Yon Bayu jelas mencerminkan beliau banyak tahu soal bahasa dan sejarah Jawa. Banyak dialog Jawa dan penggambaran padepokan yang detil membuat pembaca seolah tercemplung di labirin yang kental dengan nuansa Njawani. Namun bagi yang tidak paham bahasa Jawa jangan kuatir. Penulis telah menjelaskan di dalam narasinya sehingga pembaca dengan mudah akan memahami artinya. 

And last but not least, editing-nya top. Sayang di bagian data buku tidak dijelaskan siapa editornya. Saya menduga Mas Yon sendiri yang mengolahnya karena tidak ada kata yang salah tulis. Penggunaan kata yang tidak sesuai pun nihil sehingga pembaca tidak bakal rancu dan merasa bingung.

Review Kelir
Novel Kelir mengambil alur maju yang mengisahkan Paksi dan Haruni, pasangan kekasih yang sedianya akan menikah dalam waktu dekat. Sayangnya Paksi tidak dapat menemani acara ulang tahun Haruni karena harus menemani ayahnya, Haromoto, ke kampung asalnya Banyumas untuk sebuah alasan yang tidak diketahuinya. 

Sumber foto : koleksi pribadi
Sumber foto : koleksi pribadi

Setiba di desa, Paksi bertemu Dyah, seorang mahasiswi antropolog yang ternyata memiliki hubungan yang cukup dekat dengan ayahnya. Paksi kemudian menyangka ayahnya hendak menikahi gadis berkerudung tersebur setelah kepergian ibunya. 

Alhasil komunikasi Paksi dan Dyah tidak berjalan mulus. Kecurigaan Paksi semakin mencuat saat mengetahui ada banyak hal yang diketahui Dyah seputar asal usul ayahandanya. 

Nah, deretan cukilan menarik yang bisa saya ulik diantaranya adalah soal peziarah ke makam yang dikeramatkan di padepokan (hal 82).


"Mau minta jodoh, ya?"
"Atau mau minta kekayaan?"
"Siapa tahu mau nyaleg!"

"Tetapi padepokan kita berbau klenik. Bukan sekedar melestarikan adat istiadat Jawa. Apa tidak bertentangan dengan keyakinan kita?" (Hal 101)

"Susah bicara dengan orang yang tidak percaya. Nanti akhirnya kita bertengkar lagi. Mas Paksi dan saya punya weton sama. Kalau bertengkar tidak ada yang mau mengalah." (Hal 114)

"Demikian juga dengan melekan pada malam satu Suro. Ini kan malam tahun baru Islam, satu Muharram. Kalau ada yang mengatakan klenik, namun marah ketika malam tahun baru Islam kalah meriah dengan malam tahun baru Masehi, perlu dilihat kembali motifnya." (Hal 130)

Dari beberapa paragraf tadi ternyata masih banyak tradisi Kejawen yang dilakukan masyarakat Jawa hingga saat ini. Sebut saja ritual nyadran, mitoni, tedhak siten, dan wetonan. Semua hari-hari penting itu ditetapkan sesuai kalender Jawa yang memiliki Primbon sebagai aturan-aturan dalam menentukan hari penting dan tata caranya. 

Sementara dari kacamata orang luar Jawa novel ini seolah membenturkan antara mitos dan sejarah Jawa. Belum lagi ada kaitan antara  politik adu domba Belanda dan proses penyebaran Islam di masa itu.  

Sumber foto : koleksi pribadi
Sumber foto : koleksi pribadi

Jadi tidak perlu diperuncing dan diperdebatkan. Just enjoy, it. Saya merekomendasikan novel ini dibaca saat gabut di dalam KRL. Alih-alih membosankan novel ini sangat cair. Mengalir begitu saja membaca kata per kata, kalimat per kalimat, paragraf per paragraf, bab per bab. Waktu baca total tidak lebih dari dua jam saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun