Dijelaskan Ibu Meiti, panggilan Marjolijn Wajong bahwa kegiatan industri Migas meliputi hulu dan hilir.Â
Nah yang saya bahas tadi adalah industri hilir. Industri ini erat kaitannya dengan kegiatan pengolahan migas mulai dari bahan mentah, transportasi hingga pemasarannya.Â
Sedangkan industri hulu migas meliputi hal yang paling sulit yaitu kegiatan ekplorasi, pengembangan lapangan migas, produksi/eksploitasi, pengangkatan minyak bumi atau gas alam.Â
Menurut bu Meiti jumlah sumber migas di negara kita masih sangat banyak dan belum tereksplorasi sepenuhnya. Terutama ada di laut dalam dan pegunungan tinggi.Â
Kenapa belum diolah karena masih terkendala dengan keterbatasan teknologi. Ditambah lagi besarnya biaya serta kurangnya investor asing untuk mendukung eksplorasi sumber minyak bumi.Â
Tidak dapat dimungkiri kilang-kilang minyak yang ada sudah tua, sehingga kualitas minyak mentah yang dihasilkan kurang baik. Dan seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk kebutuhan BBM juga terus meningkat.Â
Sementara cadangan minyak Indonesia tidak cukup untuk memenuhi permintaan yang tinggi tersebut. So, mau tidak mau Indonesia harus rela mengimpor minyak dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.Â
ENERGI TRANSISI
Bukan sebuah rahasia bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Diperkirakan cadangan minyak di Tanah Air akan habis dalam 10 tahun lagi karena faktor konsumsi yang tinggi.Â
Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan emisi hingga nol persen pada 2060 mendatang.
Sebagai bentuk konkretnya pemerintah berupaya mulai menerapkan strategi penerapan kendaraan listrik.Â
Nanang Untung mengakui proses mengubah penggunaan sumber energi berbasis fosil dan tidak ramah lingkungan menjadi penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan seperti panel surya, air, panas bumi, dan angin sangat kompleks. Ada banyak hambatan.Â