Mohon tunggu...
Diah Woro Susanti
Diah Woro Susanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger

Blogger, Content Creator FB : Mbak Dee Twitter/Ig : @mba_diahworo Email : Diahworosusanti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kerja Bersama Atasi Karhutla di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial

27 September 2019   06:03 Diperbarui: 27 September 2019   06:28 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerja terpadu pemerintah dalam menangani karhutla melalui Teknologi Modifikasi Cuaca membuahkan hasil. Di beberapa tempat alhamdulillah sudah diguyur oleh hujan buatan sehingga asap berangsur-angsur surut. Akan tetapi dampak karhutla masih menjadi ancaman. Masih ada yang perlu ditangani dengan serius oleh pemerintah.  

Dalam update terkini yang digelar FMB9 - Forum Medan Merdeka Barat 9 pada 25 September 2019 kemarin, hadir beberapa narasumber untuk membagikan informasi terbaru kepada masyarakat. 

Apa saja penanganan yang telah dilakukan pemerintah. Berikut informasi yang saya dapat saat menghadiri acara tersebut yang berlangsung di gedung Kominfo Jakarta. 

Narasumber pertama, Agus Wibowo - Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data dari Kemenkes per tanggal 23 September 2019 (dua hari sebelum acara diskusi media) sedikitnya ada 919.515 orang yang menderita ISPA akut yang tersebar di enam provinsi. 

Lebih rinci beliau memaparkan, kejadian ISPA di Riau ada sebanyak 275.793 orang, di Jambi ada 63.554 orang, Sumatera Selatan ada 291.807 orang, Kalimantan Barat ada 180.695 orang, di Kalimantan Selatan ada 40.374 orang dan Kalimantan Tengah ada 67.293 orang. Angka ini bisa saja bertambah mengingat kepekatan asap semakin bertambah.

Di bidang Kesehatan 

Itu sebabnya, Kemenkes telah menekankan untuk menjadikan puskesmas sebagai fasilitas pertama yang siaga melayani masyarakat terdampak karhutla. Lebih dari itu, pencegahan juga harus dilakukan terutama bagi masyarakat yang terserang ISPA.  

Dampak asap karhutla yang menonjol di bidang kesehatan selain ISPA dan influenza adalah iritasi mata. Karena asap itu partikel debu yang mengganggu mata.  Kalau diurut, kasus tertinggi justru datang dari iritasi mata setelah itu influenza. ISPA adalah dampak lanjutan ketika daya tahan tubuh rendah. 

Disampaikan Achmad Yurianto - Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes bahwa Kemenkes sudah mengantisipasinya sejak jauh-jauh hari - persisnya sejak awal kemarau - karena kejadian ini tiap tahun berulang. Adapun Kemenkes telah membuat surat edaran agar semua fasilitas kesehatan di daerah potensi adanya bencana untuk siaga. 

"Kemaraunya kan panjang. Dengan promosi kesehatan di semua kanal yang pertama adalah mencegah. Yang kedua kita sampaikan untuk hindari asap pada skala safe. Untuk mencegah dampak negatif asap masyarakat diajarkan membuat ruangan aman asap."

Membuat ruangan aman asap merupakan adopsi teknologi tepat guna sederhana berupa pemasangan kain dakron yang dibasahi. Teknologi ini adalah hasil kerjasama Kemenkes dengan ITB untuk membangun save community atas kejadian karhutla 2017 silam. Setelah diuji coba di beberapa sekolah dan dilakukan pengukuran ISPU di dalam dan luar kelas hasilnya ternyata kualitas udara lebih baik. 

Di Bidang Pendidikan

Ada sekitar 3 juta siswa dan guru yang berpotensi terpapar asap karhutla di enam provinsi yakni Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sejak Februari 2019 pemerintah daerah telah menyatakan status siaga darurat sehingga kegiatan sekolah libur dari tingkat PAUD hingga SMA. 

Menyikapi sekolah yang sering diliburkan dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar, Aswin Wihdiyanto - Kasubdit Kurikulum Pendidikan Khusus, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan di wilayah terdampak karhutla. 

Untuk itu Kemendikbud menyediakan bantuan berupa 486 eksemplar buku bacaan, 650 paket perlengkapan sekolah dan 28.970 masker bagi peserta didik di enam provinsi terdampak karhutla. Diantaranya Riau, Sumaera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

Selain bantuan tersebut Kemendikbud juga menyiapkan bantuan untuk ruang kelas aman asap. Model ini pernah dipakai ketika terjadi bencana karhutla tahun 2015 lalu. 

Caranya sederhana, dengan memberikan setiap jendela alat penyaring kemudian ruang kelas akan dipasangi kipas angin exhaust untuk mengatur sirkulasi udara. Sementara itu di dalam ruang kelas akan diberikan tanaman yang memiliki sumber oksigen. 

Namun karena terkendala anggaran mengingat ada ribuan kelas di daerah terdampak kalau semuanya harus dipasang kain dakron jadi model ini belum massif dilaksanakan. 

Akan tetapi yang diprioritaskan adalah Sekolah Menengah Kejuruan karena peserta didik ini butuh ruang praktek sehingga tidak bisa melakukan kegiatan belajar di rumah. 

Andaikanpun kondisi asap semakin parah, Kemendikbud sudah menyiapkan portal belajar daring seperti televisi edukasi, rumah belajar, radio suara edukasi dan buku sekolah elektronik. Dan kemungkinan lain - yang semoga tidak harus terjadi - adalah pemunduran kurikulum. 

Di Bidang Sosial

Narasumber terakhir hadir Syahabudin - Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesejahteraan Sosial Kemensos. Kemensos menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi karhutla. Salah satunya melakukan konsolidasi internal dengan jajaran Kemensos di daerah. Konsolidasi tersebut dilakukan untuk memastikan langkah teknis di lapangan bisa berjalan baik dan terkoordinasi. 

Diantaranya dengan penyiapan safe house, penyaluran logistik, pengerahan Taruna Siaga Bencana (TAGANA), TKSK dan berbagai potensi Sumber Kesejahteraan Sosial di daerah, jelasnya. 

Menurut beliau, safehouse dan posko di masing-masing kabupaten atau kota telah didirikan untuk berjaga-jaga bila ada pengungsi. Safe house tersebut didukung pula Tim Layanan Dukungan Psikososial dan kesehatan/tim medis. 

Total safehouse yang didirikan ada sebanyak 47 unit yang tersebar di 16 provinsi dan menampung hingga 5000 orang perhari dan letaknya ada di kantor sosial provinsi, UPT Kemensos, Panti Sosial milik Dinsos, dan 12 aula SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). 

Langkah selanjutnya dari Kemensos adalah menyiapkan surat edaran kepada dinas sosial yang terdampak agar dapat mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada. 

Mulai dari Tagana, Pelopor Perdamaian, Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Kampung Siaga Bencana (KSB), Sahabat Tagana dan para relawan. 

Bila ada pengungsi maka kebutuhan dasar yang harus disiapkan selain tiga hal tersebut adalah penyediaan air bersih dan sanitasi juga dapur umum, pungkasnya kemudian. 

Pemerintah akan terus mengupdate informasi terkini melalui diskusi media. Baiklah mari kita tunggu  updatenya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun