Di Bidang Pendidikan
Ada sekitar 3 juta siswa dan guru yang berpotensi terpapar asap karhutla di enam provinsi yakni Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Sejak Februari 2019 pemerintah daerah telah menyatakan status siaga darurat sehingga kegiatan sekolah libur dari tingkat PAUD hingga SMA.Â
Menyikapi sekolah yang sering diliburkan dan dampaknya terhadap proses belajar mengajar, Aswin Wihdiyanto - Kasubdit Kurikulum Pendidikan Khusus, Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan di wilayah terdampak karhutla.Â
Untuk itu Kemendikbud menyediakan bantuan berupa 486 eksemplar buku bacaan, 650 paket perlengkapan sekolah dan 28.970 masker bagi peserta didik di enam provinsi terdampak karhutla. Diantaranya Riau, Sumaera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.Â
Selain bantuan tersebut Kemendikbud juga menyiapkan bantuan untuk ruang kelas aman asap. Model ini pernah dipakai ketika terjadi bencana karhutla tahun 2015 lalu.Â
Caranya sederhana, dengan memberikan setiap jendela alat penyaring kemudian ruang kelas akan dipasangi kipas angin exhaust untuk mengatur sirkulasi udara. Sementara itu di dalam ruang kelas akan diberikan tanaman yang memiliki sumber oksigen.Â
Namun karena terkendala anggaran mengingat ada ribuan kelas di daerah terdampak kalau semuanya harus dipasang kain dakron jadi model ini belum massif dilaksanakan.Â
Akan tetapi yang diprioritaskan adalah Sekolah Menengah Kejuruan karena peserta didik ini butuh ruang praktek sehingga tidak bisa melakukan kegiatan belajar di rumah.Â
Andaikanpun kondisi asap semakin parah, Kemendikbud sudah menyiapkan portal belajar daring seperti televisi edukasi, rumah belajar, radio suara edukasi dan buku sekolah elektronik. Dan kemungkinan lain - yang semoga tidak harus terjadi - adalah pemunduran kurikulum.Â
Di Bidang Sosial