Mohon tunggu...
Diah Wulandari
Diah Wulandari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Perempuan mandiri dididik dalam keluarga sederhana di daerah Sumatera

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kajian Film Lovely Man Karya Teddy Soeriaatmadja: Bagagaimana Pandangan Orang Terhadap Transgender?

1 November 2023   10:00 Diperbarui: 1 November 2023   10:08 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persoalan utama yang akan menjadi fokus kita yaitu bagaimana unsur-unsur seksisme tercermin dalam film "Lovely Man" dan bagaimana unsur-unsur ini diartikulasikan dalam konteks cerita. 

Selain itu, praktik feminisme juga hadir dalam film ini. Kebutuhan kita sekarang yaitu mempertimbangkan diskriminasi berbasis gender dan elemen-elemen lain seperti etnisitas, orientasi seksual, asal sosial, kemampuan fisik, atau keyakinan agama dalam konteks etika profesional (Mary, L., et al. 2019).

Film Lovely Man memberikan gambaran bagaimana seorang transgender hidup. Bermula saat tokoh Ayah atau Ipuy memutuskan pergi ke kota untuk mencari nafkah, namun akhirnya memilih menjadi transgender karena kesulitan mencari pekerjaan. Ternyata himpitan hidup belum berakhir di sini, stigma masyarakat yang kerap berperilaku negatif terhadap transgender juga direpresentasikan melalui dialog dalam film yang ditujukan kepada tokoh Ipuy.

Mengkaji Unsur Sexime Melalui Teori Transmisogyny dan Teori Semantik Bahasa

Teori transmisogyny digunakan sebagai kerangka pemahaman untuk memperhatikan adanya unsur-unsur seksisme (Serano, J. 2007) dalam film Lovely Man. Sementara itu, pemahaman terhadap representasi sexisme melalui dialog dalam film "Lovely Man" dimulai dengan menganalisis penggunaan bahasa berdasarkan teori semantik. Semantik digunakan dalam film untuk menguak stereotip gender dan menggambarkan perempuan transgender.

Dalam film "Lovely Man," dialog-dialog tertentu menunjukkan bagaimana stereotip dan prasangka gender dipertahankan. Contohnya adalah ketika karakter-karakter utama menggunakan kata-kata atau frasa yang merendahkan perempuan transgender. Penggunaan kata-kata seperti "tr*nny" atau "ladyboy" dapat memperkuat stigmatisasi terhadap perempuan transgender yang menganggap mereka sebagai objek eksotis atau menyudutkan identitas mereka.

Percakapan menit 12:19-12:39

Wanita tetangga ipuy : “Percuma ga usah ditunggu, kadang-kadang dia juga ga pulang.

Kamu ada apay a? kamu siapa?

Cahaya        : “Saya anaknya”

Wanita tetangga ipuy : “Hah? Kamu anaknya ipuy? Ipuy bisa juga punya anak ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun