"Iya nak." Â Bapak Dinda menyahut memberitahukan mereka sudah mendengar.
"Kamu sudah mandi toh cah ayu?" Mirna menanyakan pada Dinda dengan lembut.
"Sudah bu."
"Alhamdulillah, ibu sekarang yang mandi ya. Nasi dan lauk sudah dihangatkan nak? Kamu bangun jam berapa sayang?" cerocosnya.
"Sudah, Ibu tinggal mandi aja. Semua alhamdulillah sudah Dinda siapkan bu, pak"
Mirna pun mandi dan memakan sedikit dari apa yang sudah disiapkan anaknya, begitu juga dengan Dinda dan bapaknya. Mereka telah bersiap ke lapangan pukul 05.24. dengan membawa sajadah lusuh, koran mukena yang berwarna pudar mereka berjalan. Mirna dengan bangga memperlihatkan sandal jepit biru barunya ketika para penduduk lain berpakaian yang luarbiasa baru dengan berbagai model yang dipadankan dengan sepatu atau selopnya, Mirna, suami dan anaknya cukup berbangga hati dengan apa yang mereka pakai. Â Mereka bersyukur karena masih bisa menjalani puasa dan hari raya dengan penuh keindahan dan ketenangan.
Mirna menangis ketika Imam membacakan surat Al A'la. Allah sebaik-baik tempat kembali, Mirna tersentuh mendengarnya dan berbahagia Allah mengingatkan dia dan keluarganya untuk menikmati setiap rezeki yang diberikan Allah kepada mereka. Dia berharap dia dan keluarga bertemu kembali di Ramadhan tahun depan. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H