Mohon tunggu...
Diah Trisnamayanti
Diah Trisnamayanti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar, Ibu rumah tangga, Penulis

I had worked as a teacher at about 23 years. I teach Majoring English in SMK MedikaCom Bandung. Sometime I write in my blog, Facebook, Twitter, Linked, Instagram or Wattpad. I write actually in my spare time after teaching my class. I just wanna to try my positive behavior in order that my students will rise them up more better than me. If I had a lot of trouble to giving lesson, I just send my difficulty to Allah S.W.T.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potret Perempuan Pejuang Tangguh dan Pantang Menyerah Hadapi Siasat Licik

25 Juni 2023   10:10 Diperbarui: 25 Juni 2023   10:14 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya balas dendam dalam serial fim/drama memang menjadi inti utama sebuah cerita. Mengapa saya menjadi tertarik dengan film/drama Imlie ini? Balas dendam memang ada tetapi bukan pemeran utama yang melakukannya. Justru dia berusaha membunuh sifat manusia yang berkeinginan membalas denadam dengan melakukan hal baik untuk membantu sesama dari dendam ini. Dia tidak perlu sesumbar. Karakter manusia biasanya ingin dilihat bahwa dia mengerjakan tugasnya dengan baik. Ketika ada orang yang bekerja tanpa pamrih dianggap mencari muka. Itu adalah sifat manusiawi yang ada dalam diri manusia yang cemburu/iri bila ada orang baik melakukan dengan ikhlas. Drama ini memanusiawikan hal imajinasi menjadi terwujud dalam tokoh utama Imlie yang dimainkan dengan baik oleh Sumbul Touqeer dan  Farhaan Khan sebagai Aryan Sing Rathorhee. Begitupun pemain pendukung Aditya, Malini, Narmada, Arvita, Sundar, serta Chini. Totalitas peran mereka membuktikan pendalaman karakter yang tidak sembarangan.

Sepertinya TV Indonesia yang sudah memiliki banyak pemirsa setia yang menonton sinetron perlu berupaya lebih keras mengubah cara pandang cerita, kedalaman cerita dengan kenyataan tidak terlalu jauh dirasakan. Kesan yang tidak datar tetapi berirama dan mengeksplorasi perjuangan yang dilakukan dengan diam tetapi tidak membosankan pasti ditunggu pemirsa. Buatlah idealisme media, membangun konsep pendidikan pada hal positif seperti seorang Imlie. Saya yakin di Indonesia banyak Imlie-Imlie bertebaran yang memang tak terbaca pembuat naskah cerita drama/film.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun