Tak hanya itu. Kaki saya sejenak berhenti pada panggung utama yang berdiri menghadap lurus ke arah utara. Lebih tepatnya, searah gerbang istana Mangkunegaran.Â
Ya, tak kalah unik dari panggung VVIP, adalah apa yang berdiri di sebelah timur panggung tersebut. Gagah,tampil dengan indah dan megah, sebuah lokomotif bersejarah: Kereta Api Jaladara.Â
Mengapa kereta ini dipilih sebagai ikon dalam HUT Dekranas tahun ini? Hmm, let us see.Â
Dalam perjalanannya menuju ketidakmampuan Negara merawat alat transportasi uap yang berjaya pada masa kolonial Belanda, tahun 1921, sepur kluthuk layaknya tengah menuju tempat jagal.
Lokomotif tipe D1410 mengalami restorasi yang cukup panjang. Hingga pada tahun 2019, adik tingkat lokomotif C1218 ini dipindahkan ke bekas gedung semen di Stasiun Balapan lalu dibawa ke Balai Yasa Pengok.
Sembilan bulan penuh dalam proses restorasi, lokomotif sepuh akhirnya siap beroperasi kembali pada November 2019.
Bukankah restorasi ini, kebangkitan Lokomotif D1410 buatan Hogman, Jerman ini adalah bukti bahwasanya kreativitas bukan hanya bersumber dari satu individu?Â
Bila Jaladara kini mampu menyejajarkan lini memori perkembangan lokomotif di Indonesia, bukankah suatu keniscayaan bagi bangsa ini menyejajarkan daya kreativitas kolektif kita di panggung dunia?Â
Selamat Hari Kebangkitan Nasional!Â
Penulis