Insiden karhutla ironisnya menjadi berita yang sudah terlampau sering kita dengar. Semenjak Desember 2022 yang lalu, sepertinya kasus karhutla semakin marak terjadi.
Memang, kekeringan bukan satu-satunya penyebab terjadinya karhutla, bisa saja karhutla terjadi akibat ulah usil segelintir manusia.
Namun demikian, dampak perubahan iklim akibat fenomena El Nino tak hanya dirasakan setiap makhluk hidup di daratan saja. Suhu air laut yang menghangat tentu bukan menjadi soal bagi para penikmat aktivitas pantai.Â
Akan berbeda dengan makhluk hidup di laut yang habitatnya pada suhu air tertentu. Sudah barang tentu makhluk-makhluk tersebut akan merasa gerah abis! Akan berdampak pada kegiatan sektor perikanan laut? Yaiyala.
Lantas, siapa yang peduli? Terlebih, kondisi bumi semakin diperparah dengan partikel-partikel kimia tak bersahabat dengan tubuh mulai mengisi ruang berudara. Tak ayal, jumlah kasus beragam sakit penyakit terutama ISPA dikuatirkan akan berajojing ria!Â
Sikap arogansi sebagai "pengusaha" keseimbangan alam, mengubah manusia seolah menjadi "penguasa" alam seakan lupa bahwa jati diri manusia adalah bagian dari kesemestaan alam itu sendiri. Lantas, polutan dengan gampang ditunjuk sebagai penyebab bumi terasa tak nyaman lagi ditinggali.
Fespin X pada tahun ini hadir penuh dengan rangkaian rasa dan karsa dari welas asih terhadap lingkungan.Â
Payung sebagai salah satu wujud inovasi teknologi telah digunakan selama berabad, bahkan ribuan tahun lamanya.