Yayasan Solo Batik Carnival (SBC) telah aktif menyuarakan kreativitas anak bangsa dalam wujud defile agung.Â
Telah menjadi telaah umum, bahwa wujud kecerdasan kolektif warga kota Solo mampu menjelajah sejarah. Menuangkan ide-ide orisinil warga ke dalam kuali baja setara semangat. Sebagaimana menghangatnya api pada tungku kebijakan birokrasi daerah.
Tema apik nan epik telah dipilih dari beragam ide yang sempat nangkring di pundak para panitia penyelenggara.Â
Memadukan kecerdasan emosional para mpu penatah tari dan narasi lawas sebagai aksi menyatukan suara jiwa ke dalam batin para penikmat seni tari. HASTHA SAWANDA, begitulah tema Solo Batik Carnival yang ke-14 diambil dengan cermat.
Sebagai norma estetis dalam seni tari, hastha sawanda menjelma sebagai sukma dalam seni tari gaya Surakarta. Hastha sawanda berangkat dari bahasa Jawa lahir dari seorang konseptor seni R.T Koesumokesowo. Berangkat dari makna hastha sawanda berasal dari akar kata hastha yang berarti delapan dan sawanda yang bermakna sebagai unsur.
Delapan unsur dalam seni tari gaya Surakarta tersebut terdiri dari pacak, pancat, ulat, wiled, luwes, wirana, dan gendhing. Delapan unsur melebur menjadi senyawa pada diri para penari untuk menyampaikan pesan dari bahasa non verbal kepada para penikmat tarian.Â