Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lampion Natal 2022: Bersama 13 Pohon Natal Rayakan Toleransi Anak Negeri

27 Desember 2022   22:58 Diperbarui: 28 Desember 2022   04:19 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lampion Sinterklas beserta kereta dan rusa-rusa belum jua padam dari perhatian para wisatawan maupun warga sekitar | dokumentasi pribadi

lampion Sinterklas beserta kereta dan rusa-rusa belum jua padam dari perhatian para wisatawan maupun warga sekitar | dokumentasi pribadi
lampion Sinterklas beserta kereta dan rusa-rusa belum jua padam dari perhatian para wisatawan maupun warga sekitar | dokumentasi pribadi

sapu snowman yang berayun menjadi daya tarik bagi anak-anak kecil untuk mendekati lampion di dekat tugu titik nol Surakarta | dokumentasi pribadi 
sapu snowman yang berayun menjadi daya tarik bagi anak-anak kecil untuk mendekati lampion di dekat tugu titik nol Surakarta | dokumentasi pribadi 

Pohon Natal yang ada di sepanjang Jalan Jendral Sudirman bukan hanya berasal dari sumbangsih umat Nasrani di kota Solo. Bukan. Masing-masing pohon Natal hadir atas kerjasama harmonis dari lembaga keagamaan maupun institusi non religi baik dari umat Kristiani maupun non Kristiani.

9 pohon Natal dari 12 pohon teran di Jalan Jensud | dokumentasi pribadi 
9 pohon Natal dari 12 pohon teran di Jalan Jensud | dokumentasi pribadi 

Tiada lupa, pada malam-malam tertentu, di depan halaman Balaikota Surakarta mengalun indah paduan suara persembahan dari gereja-gereja di Surakarta.

Nuansa Natal pertama, hadirnya karunia besar dari Sang Pencipta luruh dalam balutan kain kasih yang hangat. Pesona cahaya langit terperangkap dalam warna-warni lampion ternyata tak hanya dinikmati oleh umat Kristiani semata. Banyak pula saudara non Kristiani yang sengaja hadir dalam riuh kehangatan Natal.

pengunjung tak perlu menahan lapar, deretan pedagang kuliner yang siap memanjakan lidah Anda | dokumentasi pribadi 
pengunjung tak perlu menahan lapar, deretan pedagang kuliner yang siap memanjakan lidah Anda | dokumentasi pribadi 

Di bawah gemerlap sinaran lampion dan pohon Natal mereka pun larut dalam nada-nada surga. Turut mengabadikan cahaya malam tanpa rasa dengki, iri, serta jauh dari ingin bermegah diri. Senyuman indah dan tawa bersama keluarga meruntuhkan tebalnya dinding perseteruan persaudaraan.

Pun tak ingin ketinggalan, binar-binar manik mata dari sepasang remaja dan muda-mudi memandang terpana pada dingin malam dan gelombang cahaya pohon terang. Mereka pun rela tertawan di bawah naungan bias sinar kerudung lampion di atas jembatan Pasar Gede. Saksi bisu cinta monyet? Hehehe. Untung tak ada rangakian daun mistletoe!

Serasa kami melupakan tingginya arogansi dominasi religi maupun genetika kekuasaan birokrasi atas hak asasi. Indahnya tiada terperi. 

Kedalaman malam mulai bergulat dengan kelelahan tubuh kami. Belum jua usai lampion-lampion Natal terurai indah. Di samping sebelah Selatan Pasar Gede, klenteng tertua di Indonesia, Tien Kok Sie mulai merias diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun