Gejala yang timbul biasanya berupa kelelahan, bersikap sinis, kinerja semakin memburuk, dan secara mental akan mundur dari pekerjaan.
Meskipun tidak termasuk dalam salah satu kategori gangguan mental, namun burnout bukanlah fenomena yang sepele.
Melalui riset yang dilakukan oleh The World Economic Forum pada tahun 2021 yang tertuang dalam Global Risk Report menyatakan bahwa "youth disillutionment" masuk dalam 10 besar mereka yang rentan terdampak depresi, kecemasan, dan disilusinasi.
Masa pandemi Covid-19 menyisakan 80% dari kaum remaja dewasa dalam kondisi rentan atas dampak fenomena burnout.
Memberi batas pada diri sendiri bukan hal yang salah. Bukan hal yang muluk atau lebay. Merawat diri sendiri adalah salah satu cara sebagai tindakan self love.Â
Apakah saya kehilangan beberapa mobilitas keseharian saya? Ya, tentu saja. Akan tetapi bukankah dalam setiap keputusan yang dipilih pasti mempunyai dua sisi, disadvantage dan advantage.Â
Lalu apakah saya membenci pekerjaan saya? Tentu saja saya mencintai pekerjaan saya.Â
Dalam salah satu bukunya, Richard Carlson sempat menyebutkan bahwa kebosanan adalah hal yang manusiawi. Rasa jenuh dan bosan seringkali menghinggapi beberapa pekerja di kalangan gen Z maupun generasi milenial.Â
Kebahagiaan kita pada dasarnya dapat dilatih. Ya. Inilah mengapa kita pun dapat mempunyai pilihan. Masing-masing memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan dan memutuskan bagaimana mengelola kesehatan kita.
Memberi batasan pada rutinitas membuat kita lebih nyaman. Bahkan dalam beberapa kejadian ternyata sangat menolong kita. Kita akan lebih fokus dalam mengerjakan pekerjaan kita. Kesusahan sehari, cukuplah untuk sehari.Â